salah satu booth di pameran The 23rd International Franchise, License And Business Concept Expo And Conference (IFRA) 2025 (sumber : Dewi Andriani)

Ini Fondasi Bisnis UKM Untuk Naik Kelas Lewat Franchise

30 April 2025   |   13:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia justru memiliki peluang besar untuk naik kelas. Salah satu cara yang makin dilirik adalah mengembangkan bisnis lewat sistem franchise atau kemitraan. Dengan sistem ini, UMKM tidak harus mengeluarkan modal besar untuk memperluas jaringan usahanya.

Sebaliknya, mereka bisa mempercepat pertumbuhan bisnis bersama para mitra yang membagikan visi dan misi yang sama. Namun, membangun franchise tidak semudah sekadar membuka cabang baru. "Mengembangkan bisnis lewat franchise perlu fondasi yang kuat. Kalau asal cepat dan hanya kejar viral, justru bisa menjadi bumerang," kata Nilam Nirmala A, Project Leader Link UMKM. 

Baca juga: Cek Harga Franchise Roemah Koffie, Bisa Jualan Pakai Van Antik

Agar tidak salah langkah, berikut tujuh fondasi utama yang wajib dipersiapkan UMKM sebelum mewaralabakan bisnisnya:


1. Lakukan Self-Assessment: Apakah Bisnismu Layak Jadi Franchise?

Sebelum berbicara soal ekspansi, pelaku usaha harus terlebih dahulu melakukan evaluasi diri. Tanyakan dengan jujur: apa yang membuat bisnis saya menarik untuk dijadikan franchise? Apakah produk atau jasa saya punya keunikan yang bisa direplikasi dan bertahan di pasar?

"Tanpa identitas brand yang kuat dan diferensiasi yang jelas, calon mitra akan sulit memahami keunggulan bisnis Anda," ujar Nilam. Self-assessment ini penting untuk memastikan bahwa bisnis tidak hanya laris sesaat, tetapi punya nilai jangka panjang yang bisa diandalkan.


2. Bangun Brand yang Kuat dan Punya Cerita

Brand bukan sekadar logo atau nama. Brand adalah janji, cerita, dan pengalaman yang dirasakan pelanggan. Pelaku usaha harus memastikan brand mereka punya daya tarik emosional, punya cerita yang mudah dipahami, dan bisa mengikat loyalitas konsumen.

"Jangan kejar cuan dulu. Bangun dulu brand yang kuat karena brand adalah pondasi dari franchise yang berkelanjutan," tegas Nilam. Brand yang kuat juga membuat proses pemasaran lebih mudah saat mencari mitra, karena mitra ingin bergabung dengan nama yang sudah terpercaya dan berkesan.


3. Susun SOP (Standard Operating Procedure) yang Jelas dan Praktis

Dalam bisnis franchise, konsistensi adalah segalanya. Untuk mencapai itu, Anda harus memiliki SOP yang rinci dan praktis. SOP harus mencakup seluruh aspek operasional: mulai dari pelayanan pelanggan, pengelolaan stok, hingga tata kelola karyawan.

"SOP bukan sekadar formalitas. Ia adalah ‘buku hidup’ yang membuat mitra bisa menjalankan bisnis dengan kualitas seragam," jelas Nilam. SOP yang baik akan membantu setiap outlet mitra memberikan pengalaman pelanggan yang seragam, sehingga brand tetap kuat di mata konsumen di mana pun lokasinya.


4. Bentuk Tim Manajemen yang Kuat dan Sepenuh Hati

Bisnis franchise tidak bisa dikelola seorang diri. Anda membutuhkan tim yang solid — orang-orang yang tidak hanya punya kompetensi teknis, tetapi juga punya passion terhadap brand Anda.

"Kamu butuh orang-orang yang bukan hanya karyawan, tapi partner yang mau bermimpi bersama untuk membesarkan brand," kata Nilam. Tim ini akan menjadi motor penggerak di belakang layar, membantu operasional sehari-hari, melatih mitra baru, hingga menjaga kualitas franchise secara keseluruhan.


5. Siapkan Sistem Quality Control (QC) yang Ketat

Menjaga kualitas produk dan layanan di seluruh cabang adalah tantangan besar dalam bisnis franchise. Oleh karena itu, diperlukan sistem QC yang ketat dan rutin.

"Dalam fase awal, satu outlet saja sudah cukup untuk membentuk persepsi publik. Kalau kualitasnya bagus, kepercayaan akan tumbuh. Tapi kalau buruk, reputasi brand bisa runtuh," ungkap Nilam.

QC bukan hanya soal cek produk, tapi juga memastikan SOP dijalankan dengan konsisten, layanan pelanggan prima, dan nilai brand tetap terjaga.


6. Manfaatkan Tren Semangat Beli Lokal

Saat ini, ada tren positif di kalangan konsumen Indonesia: beralih dari produk luar negeri ke produk lokal. Ini menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memperluas bisnisnya lewat franchise.

"Sebanyak 55% usaha franchise di Indonesia berasal dari sektor makanan dan minuman. Kuliner lokal kita banyak sekali yang sudah terkenal dan sangat berpotensi dikembangkan," ujar Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI).

Dengan semangat beli lokal yang makin kuat, pelaku usaha bisa mendapatkan dukungan konsumen lebih besar jika brand mereka memanfaatkan kekayaan budaya dan kearifan lokal.


7. Aktif Ikut Pameran Waralaba untuk Menjangkau Calon Mitra

Salah satu strategi terbaik untuk mendapatkan calon mitra bisnis adalah aktif mengikuti pameran waralaba. Pameran seperti The 23rd International Franchise, License And Business Concept Expo And Conference (IFRA) 2025 di ICE BSD pada 25–27 April 2025 menjadi ajang penting untuk memperkenalkan brand sekaligus menjaring peluang ekspansi.

Baca juga: Ingin Ambil Bisnis Franchise? Pahami Dulu Kelebihan dan Kekurangannya

"Waralaba bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia, demi mengejar target rasio kewirausahaan hingga 4%," ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso.

Melalui pameran, pelaku usaha bisa berinteraksi langsung dengan calon mitra, membangun jaringan baru, sekaligus mempelajari tren pasar terbaru. Dengan persiapan matang dan fondasi bisnis yang kuat, UMKM Indonesia berpeluang tidak hanya bertahan di tengah tantangan global, tetapi juga tumbuh menjadi brand besar yang bisa bersaing di kancah nasional hingga internasional.
 

SEBELUMNYA

Pengamat: Bukan Soal Jumlah, Talenta Digital Indonesia Butuh Strategi Baru

BERIKUTNYA

Pengguna iPhone Bisa Coba Fitur AI Samsung Galaxy S25 Series, Begini Caranya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: