Refleksi Dua Dasarasa, Rangkaian Program Spesial 20 Tahun Reza Rahadian Berkarya
28 April 2025 |
21:00 WIB
Perjalanan karier aktor sekaligus sutradara Reza Rahadian telah memasuki dua dekade. Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih sang aktor kepada orang-orang yang selalu mendukung dan membantu perjalanannya sejak hari pertama, Reza menghadirkan program spesial bertajuk Refleksi Dua Dasarasa.
Reza memulai kariernya pada usia 17 tahun dengan mengikuti ajang Top Guest Majalah Aneka Yess! 2004, yang membuka jalannya memasuki dunia seni peran Indonesia. Setelah itu, dia terlibat di beberapa sinetron produksi Rapi Films dan film televisi berjudul Sumpah Kezia (2008) produksi Frame Ritz.
Baca juga: Reza Rahadian Luncurkan Buku Perdana Berjudul Mereka Yang Pertama
Aktor berdarah Persia dan Ambon ini debut membintangi film layar lebar berjudul Film Horor (2007) yang disutradarai Toto Hoedi. Tetapi, namanya mulai dikenal lewat film Perempuan Berkalung Sorban (2009) yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Sejak saat itu, namanya terus melejit sebagai salah satu aktor kenamaan dan berprestasi di Indonesia. Selama 20 tahun, Reza Rahadian secara konsisten telah memberikan kontribusi besar lewat kerja dan karya kreatifnya.
Program Refleksi Dua Dasarasa menandai 20 tahun Reza Rahadian berkarya di industri film dan kreatif. Program ini menjadi ruang kontemplasi atas perjalanan dan pencapaian kreatif sang aktor, ruang kolaborasi bersama para kreator seni lintas bidang, serta ruang untuk menginspirasi dan memaknai karya kolaboratif.
Dijadwalkan berlangsung hingga akhir tahun 2025, program ini akan berisi rangkaian kegiatan kolaboratif serta sarat akan makna kontemplatif, mulai dari peluncuran buku, pameran instalasi seni, peluncuran film, program kolaborasi, serta ditutup dengan pementasan monolog spesial.
Reza Rahadian mengatakan Refleksi Dua Dasarasa menjadi momentum untuk mengingat kembali perjalanan dirinya selama 20 tahun di dunia film dan kreatif. Program ini, lanjutnya, bukan sekadar perayaan, melainkan ruang untuk belajar, berbenah, dan membuka lembaran baru dalam proses berkarya.
"Semua yang saya capai bermula dari kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain. Program ini adalah bentuk penghormatan atas perjalanan itu, serta ajakan untuk terus belajar, bertransformasi, dan tetap rendah hati,” katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Inet Leimena, Direktur Program Refleksi Dua Dasarasa, menjelaskan tahun ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan Reza Rahadian yang telah berkarya selama dua dekade di dunia film dan kreatif. Melalui Refleksi Dua Dasarasa, lanjutnya, pihaknya ingin mengajak publik untuk tidak hanya merayakan pencapaian Reza, tapi juga memahami nilai dari proses hidup seorang aktor dan manusia.
"Selama delapan bulan ke depan, berbagai program lintas bidang akan kami hadirkan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi Reza dan semua pihak yang turut mewarnai perjalanannya," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Reza dan tim juga membeberkan sedikit informasi terkait acara-acara penuh kejutan yang akan dihadirkan dalam program Refleksi Dua Dasarasa. Apa sajakah itu? Berikut adalah informasinya.
Untuk menandai perjalanan kariernya yang telah memasuki dua dekade, Reza Rahadian meluncurkan buku perdananya berjudul Mereka yang Pertama. Buku ini bukan hanya bercerita tentang sang aktor, melainkan juga mengangkat kisah orang-orang yang berjasa dalam langkah-langkah awal kariernya di dunia akting maupun seni kreatif lainnya.
Buku setebal 184 halaman tersebut ditulis oleh Reza sebagai ungkapan cinta, refleksi, dan terima kasih dirinya kepada orang-orang yang pertama memberinya kesempatan berkarier di industri film dan kreatif Indonesia.
Mereka Yang Pertama juga mengungkap hal-hal penting soal perjalanan kariernya yang tidak pernah diungkap dalam kesempatan apapun. Tentang hal-hal menarik di balik layar selama perjalanan dirinya menjadi seorang aktor selama dua dekade terakhir. Termasuk, kisah-kisah personalnya salah satunya hubungan dan peran sang ibu dalam kariernya.
Ada sekitar 43 nama yang mengisi kisah-kisah dalam buku pertama Reza. Tak hanya orang-orang yang pertama, Mereka Yang Pertama juga menceritakan pengalaman-pengalaman pertama Reza selama berkarier di industri film dan seni kreatif lainnya yang selama ini mungkin belum diketahui kalangan publik luas. Bukunya semakin menarik lantaran dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi dan sejumlah arsip penting dari sang aktor.
Reza juga akan menghadirkan pameran instalasi seni spesial di ajang ArtJog tahun ini berjudul Eudaimonia. Pameran ini disebut akan menghadirkan karya instalasi seni yang menggambarkan perjalanan emosi dan refleksi sang aktor dalam bentuk yang abstrak namun mendalam.
Dalam proyek ini, Reza menggandeng sejumlah kolaborator lintas bidang seni, seperti sutradara Garin Nugroho, Siko Setyanto (koreografer), Kasimyn aka Aditya Surya Taruna (komposer), Andra Matin (arsitek), Davy Linggar (fotografer & videografer) dan Retno Ratih Damayanti (penata kostum). Pameran Eudaimonia dijadwalkan hadir di ArtJog pada 20 Juni 2025.
Perayaan dua dekade perjalanan karier Reza Rahadian juga bertepatan dengan peluncuran karya debut penyutradaraan film panjangnya berjudul Pangku. Film ini juga menjadi debut film layar lebar dari Gambar Gerak, rumah produksi yang didirikan Reza Rahadian dan Arya Ibrahim.
Film Pangku mengangkat kisah perjuangan hidup seorang perempuan serta tradisi kopi Pangku di daerah pesisir Pantai Utara atau Pantura. Sebuah tradisi berjualan kopi yang berbeda, di mana pembeli kopi bisa memangku seorang perempuan yang membuatkannya kopi dan menemaninya mengobrol.
Meski baru akan tayang di bioskop pada kuartal III tahun 2025, film Pangku telah menuai prestasi di sejumlah ajang festival film internasional, seperti memenangkan penghargaan White Light Post-Production Awards di JAFF Future Project 2024 dan HAF Goes to Cannes Program untuk dipresentasikan di Cannes Film Festival 2025.
Reza juga akan berkolaborasi dengan dua festival film berskala internasional di dalam negeri tahun ini yaitu Jakarta Film Week (JFW) dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Salah satu agendanya yakni screening atau pemutaran film Pangku. Meski demikian, belum diketahui secara detail terkait kolaborasi yang akan dibuat.
Program Refleksi Dua Dasarasa akan ditutup dengan pementasan monolog yang akan dibawakan oleh Reza berjudul Dua Dasarasa. Pertunjukan yang akan digelar pada Desember 2025 ini naskahnya ditulis oleh penulis Agus Noor. Dua Dasarasa akan menjadi momentum pertama Reza mementaskan pertunjukan monolog.
Baca juga: Proses Pra-produksi Film Pangku, Fedi Nuril: Reza Rahadian Itu Sutradara yang Melankolis
Pementasan monolog Dua Dasarasa akan mengangkat perjalanan emosional Reza bukan hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai manusia, aktivis, serta peran-peran lainnya dalam dunia seni kreatif dan lintas sektor. Dalam pertunjukan ini, Reza akan menumpahkan segala rasa dan pergulatan batinnya sebagai seorang pekerja seni selama dua dekade terakhir.
Reza memulai kariernya pada usia 17 tahun dengan mengikuti ajang Top Guest Majalah Aneka Yess! 2004, yang membuka jalannya memasuki dunia seni peran Indonesia. Setelah itu, dia terlibat di beberapa sinetron produksi Rapi Films dan film televisi berjudul Sumpah Kezia (2008) produksi Frame Ritz.
Baca juga: Reza Rahadian Luncurkan Buku Perdana Berjudul Mereka Yang Pertama
Aktor berdarah Persia dan Ambon ini debut membintangi film layar lebar berjudul Film Horor (2007) yang disutradarai Toto Hoedi. Tetapi, namanya mulai dikenal lewat film Perempuan Berkalung Sorban (2009) yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Sejak saat itu, namanya terus melejit sebagai salah satu aktor kenamaan dan berprestasi di Indonesia. Selama 20 tahun, Reza Rahadian secara konsisten telah memberikan kontribusi besar lewat kerja dan karya kreatifnya.
Program Refleksi Dua Dasarasa menandai 20 tahun Reza Rahadian berkarya di industri film dan kreatif. Program ini menjadi ruang kontemplasi atas perjalanan dan pencapaian kreatif sang aktor, ruang kolaborasi bersama para kreator seni lintas bidang, serta ruang untuk menginspirasi dan memaknai karya kolaboratif.
Dijadwalkan berlangsung hingga akhir tahun 2025, program ini akan berisi rangkaian kegiatan kolaboratif serta sarat akan makna kontemplatif, mulai dari peluncuran buku, pameran instalasi seni, peluncuran film, program kolaborasi, serta ditutup dengan pementasan monolog spesial.
Reza Rahadian mengatakan Refleksi Dua Dasarasa menjadi momentum untuk mengingat kembali perjalanan dirinya selama 20 tahun di dunia film dan kreatif. Program ini, lanjutnya, bukan sekadar perayaan, melainkan ruang untuk belajar, berbenah, dan membuka lembaran baru dalam proses berkarya.
"Semua yang saya capai bermula dari kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain. Program ini adalah bentuk penghormatan atas perjalanan itu, serta ajakan untuk terus belajar, bertransformasi, dan tetap rendah hati,” katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Inet Leimena, Direktur Program Refleksi Dua Dasarasa, menjelaskan tahun ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan Reza Rahadian yang telah berkarya selama dua dekade di dunia film dan kreatif. Melalui Refleksi Dua Dasarasa, lanjutnya, pihaknya ingin mengajak publik untuk tidak hanya merayakan pencapaian Reza, tapi juga memahami nilai dari proses hidup seorang aktor dan manusia.
"Selama delapan bulan ke depan, berbagai program lintas bidang akan kami hadirkan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi Reza dan semua pihak yang turut mewarnai perjalanannya," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Reza dan tim juga membeberkan sedikit informasi terkait acara-acara penuh kejutan yang akan dihadirkan dalam program Refleksi Dua Dasarasa. Apa sajakah itu? Berikut adalah informasinya.
1. Peluncuran Buku "Mereka Yang Pertama"
Untuk menandai perjalanan kariernya yang telah memasuki dua dekade, Reza Rahadian meluncurkan buku perdananya berjudul Mereka yang Pertama. Buku ini bukan hanya bercerita tentang sang aktor, melainkan juga mengangkat kisah orang-orang yang berjasa dalam langkah-langkah awal kariernya di dunia akting maupun seni kreatif lainnya.Buku setebal 184 halaman tersebut ditulis oleh Reza sebagai ungkapan cinta, refleksi, dan terima kasih dirinya kepada orang-orang yang pertama memberinya kesempatan berkarier di industri film dan kreatif Indonesia.
Mereka Yang Pertama juga mengungkap hal-hal penting soal perjalanan kariernya yang tidak pernah diungkap dalam kesempatan apapun. Tentang hal-hal menarik di balik layar selama perjalanan dirinya menjadi seorang aktor selama dua dekade terakhir. Termasuk, kisah-kisah personalnya salah satunya hubungan dan peran sang ibu dalam kariernya.
Ada sekitar 43 nama yang mengisi kisah-kisah dalam buku pertama Reza. Tak hanya orang-orang yang pertama, Mereka Yang Pertama juga menceritakan pengalaman-pengalaman pertama Reza selama berkarier di industri film dan seni kreatif lainnya yang selama ini mungkin belum diketahui kalangan publik luas. Bukunya semakin menarik lantaran dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi dan sejumlah arsip penting dari sang aktor.
2. Pameran Instalasi Seni di ArtJog 2025
Reza juga akan menghadirkan pameran instalasi seni spesial di ajang ArtJog tahun ini berjudul Eudaimonia. Pameran ini disebut akan menghadirkan karya instalasi seni yang menggambarkan perjalanan emosi dan refleksi sang aktor dalam bentuk yang abstrak namun mendalam.Dalam proyek ini, Reza menggandeng sejumlah kolaborator lintas bidang seni, seperti sutradara Garin Nugroho, Siko Setyanto (koreografer), Kasimyn aka Aditya Surya Taruna (komposer), Andra Matin (arsitek), Davy Linggar (fotografer & videografer) dan Retno Ratih Damayanti (penata kostum). Pameran Eudaimonia dijadwalkan hadir di ArtJog pada 20 Juni 2025.
3. Peluncuran Film Pangku
Perayaan dua dekade perjalanan karier Reza Rahadian juga bertepatan dengan peluncuran karya debut penyutradaraan film panjangnya berjudul Pangku. Film ini juga menjadi debut film layar lebar dari Gambar Gerak, rumah produksi yang didirikan Reza Rahadian dan Arya Ibrahim.Film Pangku mengangkat kisah perjuangan hidup seorang perempuan serta tradisi kopi Pangku di daerah pesisir Pantai Utara atau Pantura. Sebuah tradisi berjualan kopi yang berbeda, di mana pembeli kopi bisa memangku seorang perempuan yang membuatkannya kopi dan menemaninya mengobrol.
Meski baru akan tayang di bioskop pada kuartal III tahun 2025, film Pangku telah menuai prestasi di sejumlah ajang festival film internasional, seperti memenangkan penghargaan White Light Post-Production Awards di JAFF Future Project 2024 dan HAF Goes to Cannes Program untuk dipresentasikan di Cannes Film Festival 2025.
Reza Rahadian. (Sumber gambar: The Publicist)
4. Kolaborasi dengan JFW & JAFF 2025
Reza juga akan berkolaborasi dengan dua festival film berskala internasional di dalam negeri tahun ini yaitu Jakarta Film Week (JFW) dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Salah satu agendanya yakni screening atau pemutaran film Pangku. Meski demikian, belum diketahui secara detail terkait kolaborasi yang akan dibuat.
5. Pementasan Monolog Dua Dasarasa
Program Refleksi Dua Dasarasa akan ditutup dengan pementasan monolog yang akan dibawakan oleh Reza berjudul Dua Dasarasa. Pertunjukan yang akan digelar pada Desember 2025 ini naskahnya ditulis oleh penulis Agus Noor. Dua Dasarasa akan menjadi momentum pertama Reza mementaskan pertunjukan monolog.Baca juga: Proses Pra-produksi Film Pangku, Fedi Nuril: Reza Rahadian Itu Sutradara yang Melankolis
Pementasan monolog Dua Dasarasa akan mengangkat perjalanan emosional Reza bukan hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai manusia, aktivis, serta peran-peran lainnya dalam dunia seni kreatif dan lintas sektor. Dalam pertunjukan ini, Reza akan menumpahkan segala rasa dan pergulatan batinnya sebagai seorang pekerja seni selama dua dekade terakhir.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.