Viral Novel When the Sky is Blooming Karya Penulis Misterius, Begini Cerita Para Editornya!
20 April 2025 |
07:20 WIB
Dalam beberapa bulan, novel berjudul When the Sky is Blooming karya penulis misterius dengan 'nama pena' Ilana Tan berhasil terjual puluhan ribu eksemplar. Novel yang bercerita tentang karakter Min So-ra itu diungkap cerita proses produksinya yang berbeda jika dibandingkan dengan penggarapan karya penulis lainnya.
Hetih Rusli, salah satu editor buku When the Sky is Blooming, mengungkapkan bahwa proses mengedit tulisan Ilana Tan tidak membutuhkan waktu lama, yakni total mencapai 2 bulan sudah termasuk revisi. “Editingnya cepat kok,” katanya di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Baca juga: Resensi Buku Garda Detak: Antologi Gawat Darurat, Kisah Menyentuh dari Ruang IGD
Dia mengatakan proses editing itu sudah termasuk revisi lantaran tulisan Ilana sudah sangat rapi. Kondisi ini membuat editor yang melakukan penyuntingan tidak terlalu merasa kesulitan. Selain itu, Ilana adalah penulis yang mudah untuk bekerja sama lantaran tidak butuh waktu lama untuk memberikan revisi ketika diminta oleh editor.
Pada kesempatan yang sama, editor Raya Fitrah mengatakan bahwa Ilana Tan merupakan sosok yang anonim lantaran tidak ada yang tahu identitasnya. Namun, dia bersama Hetih adalah dua orang yang sudah pernah bertemu langsung dengan sang penulis.
Penulis yang tidak pernah muncul di media atau tidak pernah diwawancara tersebut membuat komunikasi antara editor dengan sang penulis melalui surat elektronik atau email. “Jadi, kami terima naskahnya. Editor pertama itu dari Hetih. Setelah dari Hetih, komunikasi pertama dengan Ilana Tan kemudian beralih ke saya,” ujarnya.
Dalam proses editing, terdapat juga beberapa masukan dalam draft tulisan yang dibuat oleh penulis. Berbeda dengan penulis lain, Raya mengungkapkan bahwa kerap merasakan berdebar-debar ketika menerima naskah dari sang penulis mengingat Ilana sangat misterius.
Penulis merupakan sosok profesional dengan sikap yang terbuka. Selain itu, Ilana juga merupakan sosok yang tidak merasa diri lebih hebat dan pintar. Dia kerap menerima masukan dari editor yang mungkin sepele.
Ketika editor meminta tambahan satu baris ketika membacara draft naskah yang dibuat, dia kerap memberikan lebih banyak dan justru membuat bagian yang diminta menjadi jauh lebih bagus.
Raya menilai, kesederhanaan sang penulis dalam berkarya membuatnya menjadi special. Cerita yang disajikan oleh Ilana dalam karya-karyanya tidak muluk. Dia kerap memberikan kesederhanaan, kehangatan, dan melekat dalam gaya tulisannya.
Baca juga: Hypeprofil Tomi Wibisono: Menyajikan Kesenangan Membaca Buku
Tidak hanya itu, Ilana juga memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi sesuatu yang sederhana, sehingga menjadi Istimewa. Ibarat makanan, dia mampu memadukan bahan-bahan utama, sehingga memiliki rasa yang pas.
Buku When the Sky is Blooming berhasil menarik para pencinta buku di dalam negeri. Karya yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu, 19 April 2025 ini telah memasuki cetakan ketiga. Dengan begitu, penjualannya berada di sekitar 20.000 eksemplar.
Hetih Rusli, salah satu editor buku When the Sky is Blooming, mengungkapkan bahwa proses mengedit tulisan Ilana Tan tidak membutuhkan waktu lama, yakni total mencapai 2 bulan sudah termasuk revisi. “Editingnya cepat kok,” katanya di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Baca juga: Resensi Buku Garda Detak: Antologi Gawat Darurat, Kisah Menyentuh dari Ruang IGD
Dia mengatakan proses editing itu sudah termasuk revisi lantaran tulisan Ilana sudah sangat rapi. Kondisi ini membuat editor yang melakukan penyuntingan tidak terlalu merasa kesulitan. Selain itu, Ilana adalah penulis yang mudah untuk bekerja sama lantaran tidak butuh waktu lama untuk memberikan revisi ketika diminta oleh editor.
Pada kesempatan yang sama, editor Raya Fitrah mengatakan bahwa Ilana Tan merupakan sosok yang anonim lantaran tidak ada yang tahu identitasnya. Namun, dia bersama Hetih adalah dua orang yang sudah pernah bertemu langsung dengan sang penulis.
Penulis yang tidak pernah muncul di media atau tidak pernah diwawancara tersebut membuat komunikasi antara editor dengan sang penulis melalui surat elektronik atau email. “Jadi, kami terima naskahnya. Editor pertama itu dari Hetih. Setelah dari Hetih, komunikasi pertama dengan Ilana Tan kemudian beralih ke saya,” ujarnya.
Dalam proses editing, terdapat juga beberapa masukan dalam draft tulisan yang dibuat oleh penulis. Berbeda dengan penulis lain, Raya mengungkapkan bahwa kerap merasakan berdebar-debar ketika menerima naskah dari sang penulis mengingat Ilana sangat misterius.
Penulis merupakan sosok profesional dengan sikap yang terbuka. Selain itu, Ilana juga merupakan sosok yang tidak merasa diri lebih hebat dan pintar. Dia kerap menerima masukan dari editor yang mungkin sepele.
Ketika editor meminta tambahan satu baris ketika membacara draft naskah yang dibuat, dia kerap memberikan lebih banyak dan justru membuat bagian yang diminta menjadi jauh lebih bagus.
Raya menilai, kesederhanaan sang penulis dalam berkarya membuatnya menjadi special. Cerita yang disajikan oleh Ilana dalam karya-karyanya tidak muluk. Dia kerap memberikan kesederhanaan, kehangatan, dan melekat dalam gaya tulisannya.
Baca juga: Hypeprofil Tomi Wibisono: Menyajikan Kesenangan Membaca Buku
Tidak hanya itu, Ilana juga memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi sesuatu yang sederhana, sehingga menjadi Istimewa. Ibarat makanan, dia mampu memadukan bahan-bahan utama, sehingga memiliki rasa yang pas.
Buku When the Sky is Blooming berhasil menarik para pencinta buku di dalam negeri. Karya yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu, 19 April 2025 ini telah memasuki cetakan ketiga. Dengan begitu, penjualannya berada di sekitar 20.000 eksemplar.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.