Film Jumbo Tembus 4 Juta Penonton, Sutradara Ryan Adriandhy Penuhi Nazar Bikin Stand Up Special
17 April 2025 |
09:40 WIB
Perjalanan film Jumbo di tangga box office Indonesia terus menunjukkan tren yang sangat positif. Film animasi karya Visinema Studios yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy ini baru saja berhasil menembus angka lebih dari 4 juta penonton per Rabu, (17/4/2025) malam.
Dengan raihan tersebut, Jumbo kini makin mengukuhkan posisinya sebagai film animasi lokal paling sukses sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Catatan ini tentu bukan sekadar kemenangan komersial, melainkan juga tonggak penting perkembangan industri animasi dalam negeri.
Baca juga: Jumbo Cetak Rekor Film Animasi Paling Laris di Asia Tenggara
Jumbo saat ini juga tengah menapaki jalur yang sangat menjanjikan untuk merebut posisi sebagai film animasi terlaris yang pernah tayang di bioskop Indonesia. Gelar tersebut sebelumnya dipegang oleh Frozen II, yang berhasil mengumpulkan 4,6 juta penonton.
Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Jumbo akan melampaui rekor tersebut dan mencatatkan sejarah baru di perfilman animasi tanah air. Di luar itu, berbagai rekor positif lain telah diraih oleh Jumbo.
Jumlah penonton Jumbo tercatat juga telah melampaui capaian beberapa film animasi Hollywood yang sebelumnya tayang di bioskop Indonesia. Di antaranya adalah Minions: The Rise of Gru (2022) yang meraih lebih dari 2,5 juta penonton, serta Moana 2 (2024) yang ditonton oleh lebih dari 3,1 juta orang.
Jumbo kini juga telah menjadi film animasi Asia Tenggara terlaris, mengalahkan film animasi Malaysia, Mechamato Movie (2022). Kini, Jumbo terus melaju, memperkuat posisinya sebagai fenomena baru di dunia animasi Tanah Air.
“Kami sangat bersyukur Jumbo mencatatkan sejarah sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara. Lebih dari sekadar angka, ini adalah bentuk kepercayaan luar biasa dari penonton Indonesia terhadap karya anak bangsa,” ungkap produser Anggia Kharisma.
Anggia Kharisma mengatakan bahwa sejak awal, impian dirinya sebenarnya sangat sederhana, yakni agar Jumbo bisa menyentuh hati, relevan lintas generasi, dan turut membuka potensi industri animasi Indonesia untuk tumbuh lebih berkelanjutan.
Dia mengungkapkan bahwa pencapaian film yang mampu melangkah sejauh ini benar-benar melampaui ekspektasi pihaknya. Anggia juga menyampaikan terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada seluruh keluarga Indonesia yang telah menemani perjalanan Jumbo.
Dengan pencapaian 4 juta penonton, sutradara Ryan Adriandhy siap memenuhi nazarnya. Sebelumnya, Ryan menyebut dirinya akan menggelar stand up comedy special show jika film yang disutradarainya mampu meraih 4 juta penonton.
Selain sebagai sutradara, Ryan memang lebih dahulu dikenal publik sebagai komika. Dia adalah salah satu dari lima The Founders, yang merupakan pendiri komunitas Stand Up Comedy Indonesia.
Nama Ryan juga tercatat sebagai juara pertama kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) edisi perdana yang menjadi pioneer dan rujukan para komika terbaik Tanah Air.
“Sekitar setahun lalu, sebelum Jumbo tayang, saya pernah bilang kalau film ini tembus 4 juta penonton, saya akan bikin stand up comedy special show,” kata Ryan.
Ryan Adriandhy mengatakan bahwa semua pencapaian ini bisa terwujud berkat penonton Indonesia yang luar biasa. Sejak awal, dirinya telah menyampaikan kepada lebih dari 420 rekan kreator yang terlibat bahwa film ini ingin menciptakan sesuatu yang bisa menjadi standar baru.
Namun, dia menyadari, membuat sebuah karya mesti dikerjakan dengan sepenuh hati, penuh cinta, dan dipersiapkan dengan sangat matang. Dia menambahkan bahwa seluruh tim telah membuktikan bahwa karya dengan pendekatan seperti itu memang bisa melangkah sejauh ini.
Film animasi Jumbo bercerita tentang karakter anak bernama Don yang kerap merasa diremehkan oleh teman-temannya. Pada suatu waktu, Don pun bertekad mengikuti pertunjukan bakat yang diselenggarakan di kampung guna membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar anak dengan tubuh besar yang tidak pernah memenangkan apa pun.
Dalam ajang pertunjukan bakat itu, Don berencana menampilkan sandiwara panggung karya peninggalan kedua orang tuanya yang telah tiada. Namun, upayanya untuk tampil itu tidaklah mulus. Sebelum pertunjukan, salah satu anak yang kerap merundungnya merampas buku yang jadi skenario cerita sandiwaranya tersebut.
Di tengah situasi sulit, Don bertemu sesosok anak kecil datang menghampiri untuk meminta bantuan agar dapat bertemu kembali dengan orang tuanya. Don dan kawan-kawannya menyetujui syarat tersebut.
Dengan raihan tersebut, Jumbo kini makin mengukuhkan posisinya sebagai film animasi lokal paling sukses sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Catatan ini tentu bukan sekadar kemenangan komersial, melainkan juga tonggak penting perkembangan industri animasi dalam negeri.
Baca juga: Jumbo Cetak Rekor Film Animasi Paling Laris di Asia Tenggara
Jumbo saat ini juga tengah menapaki jalur yang sangat menjanjikan untuk merebut posisi sebagai film animasi terlaris yang pernah tayang di bioskop Indonesia. Gelar tersebut sebelumnya dipegang oleh Frozen II, yang berhasil mengumpulkan 4,6 juta penonton.
Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Jumbo akan melampaui rekor tersebut dan mencatatkan sejarah baru di perfilman animasi tanah air. Di luar itu, berbagai rekor positif lain telah diraih oleh Jumbo.
Still photo film Jumbo (Sumber gambar: Visinema Studios)
Jumlah penonton Jumbo tercatat juga telah melampaui capaian beberapa film animasi Hollywood yang sebelumnya tayang di bioskop Indonesia. Di antaranya adalah Minions: The Rise of Gru (2022) yang meraih lebih dari 2,5 juta penonton, serta Moana 2 (2024) yang ditonton oleh lebih dari 3,1 juta orang.
Jumbo kini juga telah menjadi film animasi Asia Tenggara terlaris, mengalahkan film animasi Malaysia, Mechamato Movie (2022). Kini, Jumbo terus melaju, memperkuat posisinya sebagai fenomena baru di dunia animasi Tanah Air.
“Kami sangat bersyukur Jumbo mencatatkan sejarah sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara. Lebih dari sekadar angka, ini adalah bentuk kepercayaan luar biasa dari penonton Indonesia terhadap karya anak bangsa,” ungkap produser Anggia Kharisma.
Anggia Kharisma mengatakan bahwa sejak awal, impian dirinya sebenarnya sangat sederhana, yakni agar Jumbo bisa menyentuh hati, relevan lintas generasi, dan turut membuka potensi industri animasi Indonesia untuk tumbuh lebih berkelanjutan.
Dia mengungkapkan bahwa pencapaian film yang mampu melangkah sejauh ini benar-benar melampaui ekspektasi pihaknya. Anggia juga menyampaikan terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada seluruh keluarga Indonesia yang telah menemani perjalanan Jumbo.
Ryan Siap Penuhi Nazar
Dengan pencapaian 4 juta penonton, sutradara Ryan Adriandhy siap memenuhi nazarnya. Sebelumnya, Ryan menyebut dirinya akan menggelar stand up comedy special show jika film yang disutradarainya mampu meraih 4 juta penonton.
Selain sebagai sutradara, Ryan memang lebih dahulu dikenal publik sebagai komika. Dia adalah salah satu dari lima The Founders, yang merupakan pendiri komunitas Stand Up Comedy Indonesia.
Nama Ryan juga tercatat sebagai juara pertama kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) edisi perdana yang menjadi pioneer dan rujukan para komika terbaik Tanah Air.
“Sekitar setahun lalu, sebelum Jumbo tayang, saya pernah bilang kalau film ini tembus 4 juta penonton, saya akan bikin stand up comedy special show,” kata Ryan.
Ryan Adriandhy mengatakan bahwa semua pencapaian ini bisa terwujud berkat penonton Indonesia yang luar biasa. Sejak awal, dirinya telah menyampaikan kepada lebih dari 420 rekan kreator yang terlibat bahwa film ini ingin menciptakan sesuatu yang bisa menjadi standar baru.
Namun, dia menyadari, membuat sebuah karya mesti dikerjakan dengan sepenuh hati, penuh cinta, dan dipersiapkan dengan sangat matang. Dia menambahkan bahwa seluruh tim telah membuktikan bahwa karya dengan pendekatan seperti itu memang bisa melangkah sejauh ini.
Still photo film Jumbo (Sumber gambar: Visinema Studios)
Film animasi Jumbo bercerita tentang karakter anak bernama Don yang kerap merasa diremehkan oleh teman-temannya. Pada suatu waktu, Don pun bertekad mengikuti pertunjukan bakat yang diselenggarakan di kampung guna membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar anak dengan tubuh besar yang tidak pernah memenangkan apa pun.
Dalam ajang pertunjukan bakat itu, Don berencana menampilkan sandiwara panggung karya peninggalan kedua orang tuanya yang telah tiada. Namun, upayanya untuk tampil itu tidaklah mulus. Sebelum pertunjukan, salah satu anak yang kerap merundungnya merampas buku yang jadi skenario cerita sandiwaranya tersebut.
Di tengah situasi sulit, Don bertemu sesosok anak kecil datang menghampiri untuk meminta bantuan agar dapat bertemu kembali dengan orang tuanya. Don dan kawan-kawannya menyetujui syarat tersebut.
Baca juga: Makna Lagu Selalu Ada di Nadimu, Soundtrack Film Jumbo yang Menyayat Hati
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.