Ilustrasi menu diet (dok. Unsplash)

Janjikan Berat Badan Turun Cepat, Ini 5 Efek Negatif Diet Militer

08 September 2021   |   19:13 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kamu pernah dengar diet militer? Diet ini katanya menurunkan berat badan dengan cepat loh. Dalam seminggu, berat badan kamu bisa turun hingga 4,5 kilogram. Diet militer mewajibkan kamu menjalani diet ketat selama 3 hari dalam seminggu, diikuti 4 hari libur.

Selama 3 hari itu, kamu wajib mengurangi konsumsi kalori dan dilarang ngemil yang tidak menyehatkan. 

Diet ini mirip dengan puasa intermiten. Mengutip Times of India, setelah tiga hari selesai, kamu disarankan untuk mengikuti pola makan sehat dalam 4 hari setelahnya sambil terus menjaga asupan kalori yang rendah. 

Dalam diet ini, tidak ada aturan tegas yang menyatakan kamu tidak boleh makan karbohidrat, serat, lemak, protein, atau vitamin. Semua boleh dimakan asal dalam porsi yang ideal.

Setidaknya, kamu diharuskan membatasi asupan makanan tak melebihi 1200 kalori untuk wanita atau 1500 kalori untuk pria dalam sehari guna menjaga berat badan tidak naik lagi.

Ya, diet ini  menekankan dua dasar penurunan berat badan yakni mengurangi asupan kalori total dan makan dalam ukuran porsi yang terkontrol. Prinsip kalori masuk dan yang keluar berpadu dengan baik dalam rencana diet ini dan akhirnya membuat seseorang menurunkan berat badan lebih cepat.

Kendati demikian, diet ini juga memiiki risiko negatif. Berikut dampak buruk dari diet militer seperti dikutip dari Medical Net : 

1. Kurangnya serat makanan.
Oleh karena kurangnya variasi dalam makanan yang diizinkan dalam diet militer, diet ini mungkin tidak memenuhi asupan serat harian yang direkomendasikan. Serat makanan penting dalam mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung koroner dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, kekurangan serat makanan dalam diet militer dapat menyebabkan sembelit.

2. Kekurangan nutrisi.
Lagi-lagi soal kurangnya variasi makanan. ini juga menyebabkan asupan nutrisi yang tidak cukup. Misalnya, sayuran non-tepung seperti bayam, kubis brussel, dan kangkung direkomendasikan sebagai bagian dari diet seimbang. Mengkonsumsi makanan tersebut dianggap dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker. Namun, jenis sayuran ini tidak direkomendasikan pada militer. Bisa-bisa mereka yang menjalani diet ini mengalami malnutrisi.

3. Batu empedu.
Mereka yang menurunkan berat badan dengan cepat seperti diet militer berisiko terkena batu empedu. Batu empedu adalah bahan seperti kerikil yang biasanya terdiri dari kolesterol yang terbentuk di kantong empedu. 

Jika sejumlah besar berat badan hilang dalam waktu singkat, hati dapat melepaskan kolesterol tambahan ke dalam empedu dan menyebabkan masalah dengan pengosongan kandung empedu. Dalam kasus yang serius, batu empedu dapat menyebabkan sakit perut sekunder akibat penyumbatan saluran empedu. Jika tidak diobati, komplikasi besar bisa saja terjadi.

4. Kehilangan massa otot.
Salah satu risiko penurunan berat badan yang cepat adalah atrofi otot. Studi yang membandingkan efek penurunan berat badan yang cepat dengan penurunan berat badan yang lambat dan berkelanjutan menunjukkan bahwa mereka yang mengalami penurunan berat badan yang cepat lebih cenderung mengalami pengecilan otot. 

Seiring waktu, hilangnya massa otot dikaitkan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Konsekuensi negatif dari atrofi otot dapat diperburuk pada mereka dengan diabetes tipe 2.

5. Bukan cara yang efektif.
Selain risiko kesehatan, biasanya diet rendah kalori seperti diet militer hanya menurunkan berat badan saat program dijalankan. Diet rendah kalori harus memiliki indeks glikemik rendah. Indeks glikemik digunakan untuk mengklasifikasikan makanan berdasarkan kandungan karbohidratnya.

Diet dengan indeks glikemik rendah terkait dengan peningkatan rasa kenyang, menunjukkan bahwa diet militer mungkin bukan alat yang berkelanjutan untuk menurunkan berat badan, karena penganutnya dapat mengonsumsi makanan apa saja untuk memuaskan rasa lapar.

Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet rendah kalori seperti diet militer dapat dikaitkan dengan berbagai risiko jangka pendek dan jangka panjang. Banyak yang berpendapat bahwa untuk mencapai penurunan berat badan yang aman dan berkelanjutan, itu harus dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Bagaimana Genhype, masih mau coba diet militer?

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Brand Lokal Ini Hadirkan Konsep Fesyen buat Para Traveler

BERIKUTNYA

Cara Seru Jelajah Kuliner secara Online ala Food Vlogger Mgdalenaf

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: