Flexitarian, Diet Fleksibel Untuk Vegetarian
19 June 2021 |
10:38 WIB
Genhype lagi ingin diet tapi sulit lepas dari produk hewani? Tenang, ada alternatifnya nih.
Namanya diet flexitarian. Aliran diet ini nggak melarang kita makan produk hewani termasuk daging, asal porsinya tidak lebih banyak dari sayur dan buah. Bahkan, memakan nasi juga dianjurkan. Bisa dibilang ini diet fleksibel.
Flexitarian sendiri memiliki harfiah fleksibel untuk vegetarian. Konsultan Gizi dari RS Royal Progress Sunter dr. Rita Ramayulis mengatakan diet ini lebih ke pengaturan pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan nabati.
Tentu yang utama harus dikonsumsi yakni sayur, kedua buah, ketiga kacang-kacangan dan olahannya, keempat susu dan hasil olahannya. Kelima gandum, biji-bijian, dan sereal utuh yang identik dengan serat, vitamin, serta mineral.
"Prinsipnya itu tidak ada satupun makanan yang dihilangkan, semuanya boleh tapi ada prioritas di situ, sayur dan buah," ujarnya.
Rita menyebut diet ini cocok diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang kekurangan serat karena jarang mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam diet flexitarian, diatur cara makan dengan pola 3-4-5. Artinya asupan 300 kalori saat pagi, 400 kalori ketika siang, dan 500 kalori pada malam hari.
Rita menjamin walaupun asupan kalori yang dikonsumsi lebih besar pada malam hari, hal ini tidak akan membuat mereka yang menjalani flexitarian gemuk karena asupan kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak berasal dari buah dan sayur.
Rita menerangkan untuk menjadi flexitarian, bisa dilakukan secara bertahap karena setiap tubuh memiliki respon genetik terhadap sesuatu yang tidak biasa dikonsumsi.
"Jadi enggak boleh kemudian mengganti makanan secara ekstrim. Makanya diet ekstrim itu tidak dibenarkan karena merusak sistem metabolik yang sudah terbangun di tubuh," jelasnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Namanya diet flexitarian. Aliran diet ini nggak melarang kita makan produk hewani termasuk daging, asal porsinya tidak lebih banyak dari sayur dan buah. Bahkan, memakan nasi juga dianjurkan. Bisa dibilang ini diet fleksibel.
Flexitarian sendiri memiliki harfiah fleksibel untuk vegetarian. Konsultan Gizi dari RS Royal Progress Sunter dr. Rita Ramayulis mengatakan diet ini lebih ke pengaturan pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan nabati.
Tentu yang utama harus dikonsumsi yakni sayur, kedua buah, ketiga kacang-kacangan dan olahannya, keempat susu dan hasil olahannya. Kelima gandum, biji-bijian, dan sereal utuh yang identik dengan serat, vitamin, serta mineral.
"Prinsipnya itu tidak ada satupun makanan yang dihilangkan, semuanya boleh tapi ada prioritas di situ, sayur dan buah," ujarnya.
Rita menyebut diet ini cocok diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang kekurangan serat karena jarang mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam diet flexitarian, diatur cara makan dengan pola 3-4-5. Artinya asupan 300 kalori saat pagi, 400 kalori ketika siang, dan 500 kalori pada malam hari.
Rita menjamin walaupun asupan kalori yang dikonsumsi lebih besar pada malam hari, hal ini tidak akan membuat mereka yang menjalani flexitarian gemuk karena asupan kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak berasal dari buah dan sayur.
Rita menerangkan untuk menjadi flexitarian, bisa dilakukan secara bertahap karena setiap tubuh memiliki respon genetik terhadap sesuatu yang tidak biasa dikonsumsi.
"Jadi enggak boleh kemudian mengganti makanan secara ekstrim. Makanya diet ekstrim itu tidak dibenarkan karena merusak sistem metabolik yang sudah terbangun di tubuh," jelasnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.