GIPI Genjot Promosi Desa Wisata untuk Menarik Wisatawan Eropa
22 March 2025 |
17:00 WIB
Indonesia makin gencar mempromosikan konsep desa wisata ke pasar Eropa sebagai bagian dari strategi untuk menarik wisatawan mancanegara. Dengan kekayaan budaya, keindahan alam, serta keramahan masyarakat lokal, desa wisata Indonesia bakal menjadi satu pengalaman wisata yang kompleks dan tak bisa ditemukan di tempat lain.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani mengatakan wisatawan Eropa dikenal memiliki minat tinggi terhadap konsep wisata berkelanjutan dan autentik. Desa wisata di Indonesia menawarkan pengalaman yang sesuai dengan preferensi tersebut.
Dalam konsep desa wisata, keautentikan budaya menjadi daya tarik utamanya. Wisatawan pun dapat menikmati kebudayaan daerah di Indonesia yang masih asli, seperti rumah adat, tarian tradisional, dan menjelajahi kehidupan masyarakat yang masih mempertahankan tradisi lokal.
Baca juga: 7 Destinasi Desa Wisata Unik untuk Mengisi Liburan Tahun Baru
Selain itu, desa wisata juga menjadi tawaran wisata yang cocok karena di Eropa, wisatawan mulai memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan. Mereka pun cenderung memilih destinasi yang menerapkan prinsip ekowisata, serta penggunaan energi ramah lingkungan.
Pengalaman berlibur pun bakal makin komplet karena desa wisata juga menawarkan pemandangan alam yang masih terjaga, seperti sawah terasering, pegunungan, dan pantai eksotis, yang tentu saja menjadi daya tarik utama bagi mereka yang mencari ketenangan.
“Menurut saya, desa wisata bisa menjadi salah satu unggulan untuk kita jual ke pasar Eropa,” ungkap Hariyadi saat konferensi pers di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).
Hariyadi mengatakan desa wisata juga cukup menarik karena baru Indonesia yang gencar mempromosikan konsep wisata tersebut. Dirinya tak terlalu melihat negara-negara tetangga di Asean menerapkan konsep wisata serupa.
“Jadi, ini menjadi satu kekhasan tersendiri yang bisa ditawarkan oleh Indonesia,” imbuhnya.
Hariyadi mengatakan dalam waktu dekat, konsep desa wisata ini akan dipromosikan ke wisatawan Eropa melalui pameran Discovering the Magnificence of Indonesia (DMI) Expo. Ini adalah pameran yang bertujuan untuk memasarkan pariwisata Indonesia sebagai salah satu destinasi utama di Asia Tenggara untuk pasar Eropa.
Pameran DMI Expo 2025 akan digelar pada 30 Oktober hingga 2 November 2025 di Jaarbeurs Exhibition and Convention Center, Utrecht, Belanda. Ajang ini digelar di Belanda karena berbagai alasan strategis, baik dari segi sejarah, ekonomi, maupun hubungan bilateral antara kedua negara.
Sementara itu, co-founder Kupu GSC selaku penyelenggara DMI Expo DT Yunanto mengatakan saat ini proses mempromosikan desa wisata di ajang internasional ini terus berjalan. Dua hal utama yang menjadi perhatiannya ialah proses kurasi dan strategi pemasarannya.
Dalam hal ini, pria yang karib disapa Dicky itu mengatakan sebelum event utama digelar di Belanda, pihaknya akan melakukan beberapa pre-event terlebih dahulu untuk menggelar Business matching.
“Di Indonesia itu antarsektor sering enggak ngobrol, meski sebenarnya berhubungan. Di pre-event ini kita akan mempertemukan berbagai stakeholder. Misalnya, nanti pengelola desa wisata akan berjejaring dengan travel agent dan sebagainya,” ungkapnya.
Dicky mengatakan dengan pengelolaan desa wisata yang mayoritas masih terbatas, berjejaring merupakan kunci untuk memperluas potensinya. Nantinya, kedua pihak ini bisa saling berdiskusi untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Diskusi akan meliputi berbagai hal, dari makro sampai ke teknis. Misalnya, jika ada desa wisata yang masih terpencil, penting juga untuk dipikirkan apakah wisatawan perlu untuk menginap di hotel terdekat atau justru membuat homestay di desa tersebut.
Kemudian, apakah wisata ke desa memungkinkan dilakukan dalam waktu yang panjang atau justru cukup satu hari untuk menyelesaikannya. Dengan menetapkan hal-hal tersebut, narasi untuk menjual paket wisata bisa lebih menarik.
Lewat pameran ini, pihaknya berharap terbangun jembatan yang apik antara pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta sektor pariwisata Indonesia dengan pasar global. Terlebih, lebih dari 100 peserta pameran dari berbagai sektor akan hadir, termasuk produk kreatif seperti kerajinan tangan, fesyen, aksesori, serta makanan dan minuman khas Indonesia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani mengatakan wisatawan Eropa dikenal memiliki minat tinggi terhadap konsep wisata berkelanjutan dan autentik. Desa wisata di Indonesia menawarkan pengalaman yang sesuai dengan preferensi tersebut.
Dalam konsep desa wisata, keautentikan budaya menjadi daya tarik utamanya. Wisatawan pun dapat menikmati kebudayaan daerah di Indonesia yang masih asli, seperti rumah adat, tarian tradisional, dan menjelajahi kehidupan masyarakat yang masih mempertahankan tradisi lokal.
Baca juga: 7 Destinasi Desa Wisata Unik untuk Mengisi Liburan Tahun Baru
Desa Wisata (Sumber gambar: Unsplash/ Ash Hayes)
Selain itu, desa wisata juga menjadi tawaran wisata yang cocok karena di Eropa, wisatawan mulai memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan. Mereka pun cenderung memilih destinasi yang menerapkan prinsip ekowisata, serta penggunaan energi ramah lingkungan.
Pengalaman berlibur pun bakal makin komplet karena desa wisata juga menawarkan pemandangan alam yang masih terjaga, seperti sawah terasering, pegunungan, dan pantai eksotis, yang tentu saja menjadi daya tarik utama bagi mereka yang mencari ketenangan.
“Menurut saya, desa wisata bisa menjadi salah satu unggulan untuk kita jual ke pasar Eropa,” ungkap Hariyadi saat konferensi pers di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).
Hariyadi mengatakan desa wisata juga cukup menarik karena baru Indonesia yang gencar mempromosikan konsep wisata tersebut. Dirinya tak terlalu melihat negara-negara tetangga di Asean menerapkan konsep wisata serupa.
“Jadi, ini menjadi satu kekhasan tersendiri yang bisa ditawarkan oleh Indonesia,” imbuhnya.
Hariyadi mengatakan dalam waktu dekat, konsep desa wisata ini akan dipromosikan ke wisatawan Eropa melalui pameran Discovering the Magnificence of Indonesia (DMI) Expo. Ini adalah pameran yang bertujuan untuk memasarkan pariwisata Indonesia sebagai salah satu destinasi utama di Asia Tenggara untuk pasar Eropa.
Pameran DMI Expo 2025 akan digelar pada 30 Oktober hingga 2 November 2025 di Jaarbeurs Exhibition and Convention Center, Utrecht, Belanda. Ajang ini digelar di Belanda karena berbagai alasan strategis, baik dari segi sejarah, ekonomi, maupun hubungan bilateral antara kedua negara.
Sementara itu, co-founder Kupu GSC selaku penyelenggara DMI Expo DT Yunanto mengatakan saat ini proses mempromosikan desa wisata di ajang internasional ini terus berjalan. Dua hal utama yang menjadi perhatiannya ialah proses kurasi dan strategi pemasarannya.
Dalam hal ini, pria yang karib disapa Dicky itu mengatakan sebelum event utama digelar di Belanda, pihaknya akan melakukan beberapa pre-event terlebih dahulu untuk menggelar Business matching.
“Di Indonesia itu antarsektor sering enggak ngobrol, meski sebenarnya berhubungan. Di pre-event ini kita akan mempertemukan berbagai stakeholder. Misalnya, nanti pengelola desa wisata akan berjejaring dengan travel agent dan sebagainya,” ungkapnya.
Dicky mengatakan dengan pengelolaan desa wisata yang mayoritas masih terbatas, berjejaring merupakan kunci untuk memperluas potensinya. Nantinya, kedua pihak ini bisa saling berdiskusi untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Desa Sade merupakan salah satu rumpun yang dihuni oleh suku asli Pulau Lombok yaitu suku Sasak dan dihuni oleh kurang lebih 150 kepala keluarga. (Sumber gambar: Bisnis/Hypeabis.id/Fanny Kusumawardhani)
Diskusi akan meliputi berbagai hal, dari makro sampai ke teknis. Misalnya, jika ada desa wisata yang masih terpencil, penting juga untuk dipikirkan apakah wisatawan perlu untuk menginap di hotel terdekat atau justru membuat homestay di desa tersebut.
Kemudian, apakah wisata ke desa memungkinkan dilakukan dalam waktu yang panjang atau justru cukup satu hari untuk menyelesaikannya. Dengan menetapkan hal-hal tersebut, narasi untuk menjual paket wisata bisa lebih menarik.
Lewat pameran ini, pihaknya berharap terbangun jembatan yang apik antara pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta sektor pariwisata Indonesia dengan pasar global. Terlebih, lebih dari 100 peserta pameran dari berbagai sektor akan hadir, termasuk produk kreatif seperti kerajinan tangan, fesyen, aksesori, serta makanan dan minuman khas Indonesia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.