TMII Bakal Gelar Pawai Ogoh-Ogoh, Catat Tanggal & Rangkaian Acaranya
19 March 2025 |
20:02 WIB
Luke Andaresta
Jurnalis Hypeabis.id
Pawai Ogoh-Ogoh biasanya digelar di Bali sebagai festival rakyat menjelang Hari Raya Nyepi. Tak perlu jauh-jauh ke Pulau Dewata, kini Genhype bisa menyaksikannya di Jakarta. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan menghadirkan Pawai Ogoh-ogoh.
Pawai Ogoh-Ogoh di TMII akan berlangsung pada 22 Maret 2025, dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi hingga Plaza Kori Agung. Acara ini akan dimulai pukul 15.30 WIB sebagai bagian dari perayaan menyambut Hari Raya Nyepi 2025, Tahun Baru Saka 1947, yang jatuh pada 29 Maret 2025.
Baca juga: Mengenal Ogoh-ogoh: Sejarah dan Fungsinya Saat Hari Raya Nyepi di Bali
Melansir dari akun Instagram resmi TMII, Pawai yang digelar akan menampilkan ogoh-ogoh yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi dengan tradisi mapeed serta kesenian tradisional lainnya termasuk Rangda, Barong, dan Tari Bali.
Mapeed merupakan salah satu tradisi yang dilakukan ketika ada upacara keagamaan dalam masyarakat Hindu. Sesuai maknanya, Mapeed berarti berjalan beriringan, yakni sejumlah wanita yang akan berjalan beriringan dalam barisan rapi. Di atas kepala mereka, tersusun gebogan, yaitu rangkaian buah bunga, dan hasil bumi yang diatur dengan indah sebagai simbol persembahan kepada Dewa.
Gebogan tersebut dijunjung di atas kepala sambil berjalan menuju pura, dengan peserta berbaris rapi mengenakan kebaya khas Bali yang seragam. Tradisi mapeed bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
"Pawai Ogoh-Ogoh kembali hadir di TMII! Pawai yang digelar ini akan menampilkan ogoh-ogoh yang dikirim langsung dari Bali diiringi dengan tradisi mapeed serta hadirkan Rangda, Barong, dan Tari Bali," demikian tulis akun @tmiiofficial.
Tahun ini, tulis TMII, Pawai Ogoh-Ogoh mengusung tema Kala Rau yang menggambarkan kisah legendaris tentang pertempuran antara Dewa Wisnu dan siluman Kala Rau yang penuh dendam. Simbolisasi dari peristiwa ini sering dihubungkan dengan gerhana bulan dalam budaya Bali.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang tidak bisa terpisahkan dari tradisi menyambut Hari Raya Nyepi. Perayaan ini biasanya digelar pada Pengerupukan, menjelang Hari Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga.
Menukil dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Ogoh-Ogoh berasal dari kata 'ogah-ogah' yang merupakan Bahasa Bali dengan makna sesuatu yang digoyang-goyangkan. Ogoh-ogoh sendiri direpresentasikan sebagai Bhuta Kala. Bhuta Kala bermaknakan kata kekuatan (Bhu) serta alam semesta, dan ketiadaan waktu (Kala) yang tak terbatas dan tak tergoyahkan.
Dalam bentuk patung, Ogoh-ogoh umumnya digambarkan sebagai sosok besar yang menyeramkan, seringkali berwujud raksasa atau makhluk-makhluk dari dunia maya, seperti naga, gajah, Widyadari, hingga berbagai penjahat atau hantu.
Lebih dari sekadar pertunjukan seni, parade Ogoh-ogoh juga menyiratkan makna mendalam. Ogoh-ogoh memvisualisasikan sifat-sifat negatif dalam diri manusia. Saat pengarakan, Ogoh-ogoh dipikul dan diarak mengelilingi banjar atau desa secara bersama-sama, diakhiri dengan dibakar hingga habis, sebagai simbol pemurnian.
Ogoh-ogoh mengajarkan manusia untuk memurnikan sifat Bhuta Kala dalam diri, sekaligus untuk saling menjaga alam dan sumber daya di dunia, serta memahami pentingnya keberlanjutan dan menjauhi perilaku merusak lingkungan. Tradisi ini menjadi pengingat akan tanggung jawab manusia terhadap alam sekitar.
Pawai Ogoh-Ogoh bisa disaksikan secara gratis oleh pengunjung cukup dengan membeli tiket masuk TMII. Pawainya akan berlangsung pada 22 Maret 2025 mulai pukul 15.30 WIB, dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi menuju Plaza Kori Agung. Berikut adalah cara membeli tiket masuk TMII secara online.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Pawai Ogoh-Ogoh di TMII akan berlangsung pada 22 Maret 2025, dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi hingga Plaza Kori Agung. Acara ini akan dimulai pukul 15.30 WIB sebagai bagian dari perayaan menyambut Hari Raya Nyepi 2025, Tahun Baru Saka 1947, yang jatuh pada 29 Maret 2025.
Baca juga: Mengenal Ogoh-ogoh: Sejarah dan Fungsinya Saat Hari Raya Nyepi di Bali
Melansir dari akun Instagram resmi TMII, Pawai yang digelar akan menampilkan ogoh-ogoh yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi dengan tradisi mapeed serta kesenian tradisional lainnya termasuk Rangda, Barong, dan Tari Bali.
Mapeed merupakan salah satu tradisi yang dilakukan ketika ada upacara keagamaan dalam masyarakat Hindu. Sesuai maknanya, Mapeed berarti berjalan beriringan, yakni sejumlah wanita yang akan berjalan beriringan dalam barisan rapi. Di atas kepala mereka, tersusun gebogan, yaitu rangkaian buah bunga, dan hasil bumi yang diatur dengan indah sebagai simbol persembahan kepada Dewa.
Gebogan tersebut dijunjung di atas kepala sambil berjalan menuju pura, dengan peserta berbaris rapi mengenakan kebaya khas Bali yang seragam. Tradisi mapeed bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
"Pawai Ogoh-Ogoh kembali hadir di TMII! Pawai yang digelar ini akan menampilkan ogoh-ogoh yang dikirim langsung dari Bali diiringi dengan tradisi mapeed serta hadirkan Rangda, Barong, dan Tari Bali," demikian tulis akun @tmiiofficial.
Tahun ini, tulis TMII, Pawai Ogoh-Ogoh mengusung tema Kala Rau yang menggambarkan kisah legendaris tentang pertempuran antara Dewa Wisnu dan siluman Kala Rau yang penuh dendam. Simbolisasi dari peristiwa ini sering dihubungkan dengan gerhana bulan dalam budaya Bali.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang tidak bisa terpisahkan dari tradisi menyambut Hari Raya Nyepi. Perayaan ini biasanya digelar pada Pengerupukan, menjelang Hari Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga.
Menukil dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Ogoh-Ogoh berasal dari kata 'ogah-ogah' yang merupakan Bahasa Bali dengan makna sesuatu yang digoyang-goyangkan. Ogoh-ogoh sendiri direpresentasikan sebagai Bhuta Kala. Bhuta Kala bermaknakan kata kekuatan (Bhu) serta alam semesta, dan ketiadaan waktu (Kala) yang tak terbatas dan tak tergoyahkan.
Dalam bentuk patung, Ogoh-ogoh umumnya digambarkan sebagai sosok besar yang menyeramkan, seringkali berwujud raksasa atau makhluk-makhluk dari dunia maya, seperti naga, gajah, Widyadari, hingga berbagai penjahat atau hantu.
Lebih dari sekadar pertunjukan seni, parade Ogoh-ogoh juga menyiratkan makna mendalam. Ogoh-ogoh memvisualisasikan sifat-sifat negatif dalam diri manusia. Saat pengarakan, Ogoh-ogoh dipikul dan diarak mengelilingi banjar atau desa secara bersama-sama, diakhiri dengan dibakar hingga habis, sebagai simbol pemurnian.
Ogoh-ogoh mengajarkan manusia untuk memurnikan sifat Bhuta Kala dalam diri, sekaligus untuk saling menjaga alam dan sumber daya di dunia, serta memahami pentingnya keberlanjutan dan menjauhi perilaku merusak lingkungan. Tradisi ini menjadi pengingat akan tanggung jawab manusia terhadap alam sekitar.
Cara Menonton Pawai Ogoh-Ogoh di TMII
Pawai Ogoh-Ogoh bisa disaksikan secara gratis oleh pengunjung cukup dengan membeli tiket masuk TMII. Pawainya akan berlangsung pada 22 Maret 2025 mulai pukul 15.30 WIB, dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi menuju Plaza Kori Agung. Berikut adalah cara membeli tiket masuk TMII secara online.
- Buka situs https://tiket.tamanmini.com/
- Gulir ke bawah lalu klik "Beli Tiket"
- Pilih tanggal kunjungan dan pilih jenis tiket yang ingin dibeli lalu klik "Tambah"
- Masukkan jumlah tiket yang diinginkan lalu klik "Beli Tiket"
- Lengkapi data diri seperti email, nomor telepon, nama, dan jenis kelamin lalu klik "Ok"
- Selesaikan pembayaran dan nantinya e-ticket kunjungan TMII akan dikirimkan melalui email.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.