Mau Terjun ke Dunia Esports? Yuk Kenalan Dulu dengan Ekosistemnya
19 March 2025 |
16:30 WIB
Dalam beberapa waktu terakhir, industri esports di Indonesia terus berkembang pesat. Dari sekadar hobi, esports kini telah menjadi industri bernilai miliaran rupiah yang melibatkan pemain profesional, pelatih, manajer tim, hingga brand yang melihat peluang dalam industri ini.
Perkembangan ini tidak terlepas dari adanya ekosistem esports yang semakin matang, mencakup kompetisi, komunitas, edukasi, serta dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, ekosistemnya mencakup berbagai elemen, mulai dari tim profesional, liga dan turnamen, platform streaming, komunitas penggemar, hingga sponsorship dari brand besar.
Organisasi seperti EVOS, RRQ, dan Bigetron telah membangun sistem yang memungkinkan atlet esports berkembang melalui pelatihan yang terstruktur. Selain itu, kompetisi seperti Mobile Legends Professional League (MPL) dan Free Fire Master League (FFML) juga menjadi wadah bagi para pemain untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Baca juga: Mantap, Indonesia Raih Gelar Juara Umum di IESF World Esports Championships 2024
Tony Tham, Head of Commercial EVOS mengatakan ekosistem esports bukan hanya soal permainan, tetapi juga tentang membangun komunitas dan membuka peluang bagi generasi muda.
"Kami telah menciptakan ekosistem yang mendukung pemain esports, penggemar, dan bahkan generasi muda untuk terus mengeksplorasi dunia esports dengan cara yang lebih seru," ujarnya.
Di tempatnya, dia mencontohkan, melalui EVOS Ecosystem, mereka tak hanya fokus pada kompetisi profesional, tapi juga pelatihan melalui EVOS Academy, pengembangan tim kompetitif di EVOS Esports Team, hingga komunitas melalui EVOS Esports Social Media, dan masih banyak lagi yang bertujuan membina bakat sejak dini.
Selain itu, edukasi tentang esports juga menjadi isu yang kian vital. Banyak orang masih memandang esports cuma sekadar permainan, padahal industri ini mencakup aspek bisnis, media, dan teknologi yang bisa menjadi ladang karier menjanjikan pada masa mendatang.
Ke depan, industri esports di Indonesia diperkirakan terus tumbuh, terutama dengan meningkatnya investasi dari berbagai pihak, baik dari organisasi esports, pemerintah, maupun perusahaan non-endemik yang melihat potensi besar di sektor tersebut.
Tony mengatakan, dengan makin banyaknya inisiatif yang mendukung pertumbuhan esports, ekosistem ini diharapkan bisa menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan, sehingga membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam industri olahraga elektronik.
“Kami yakin dengan semangat sinergi yang kuat antara berbagai pihak, esports Indonesia bisa mencapai level yang lebih tinggi dan semakin menginspirasi generasi muda,” ujarnya.
Baca juga: Konami & FIFA Gelar Kompetisi Esports FIFAe World Cup, Pakai Game eFootball
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Perkembangan ini tidak terlepas dari adanya ekosistem esports yang semakin matang, mencakup kompetisi, komunitas, edukasi, serta dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, ekosistemnya mencakup berbagai elemen, mulai dari tim profesional, liga dan turnamen, platform streaming, komunitas penggemar, hingga sponsorship dari brand besar.
Organisasi seperti EVOS, RRQ, dan Bigetron telah membangun sistem yang memungkinkan atlet esports berkembang melalui pelatihan yang terstruktur. Selain itu, kompetisi seperti Mobile Legends Professional League (MPL) dan Free Fire Master League (FFML) juga menjadi wadah bagi para pemain untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Baca juga: Mantap, Indonesia Raih Gelar Juara Umum di IESF World Esports Championships 2024
Tony Tham, Head of Commercial EVOS mengatakan ekosistem esports bukan hanya soal permainan, tetapi juga tentang membangun komunitas dan membuka peluang bagi generasi muda.
"Kami telah menciptakan ekosistem yang mendukung pemain esports, penggemar, dan bahkan generasi muda untuk terus mengeksplorasi dunia esports dengan cara yang lebih seru," ujarnya.
Di tempatnya, dia mencontohkan, melalui EVOS Ecosystem, mereka tak hanya fokus pada kompetisi profesional, tapi juga pelatihan melalui EVOS Academy, pengembangan tim kompetitif di EVOS Esports Team, hingga komunitas melalui EVOS Esports Social Media, dan masih banyak lagi yang bertujuan membina bakat sejak dini.
Tantangan & Potensi
Meskipun berkembang pesat, industri esports masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah isu keberlanjutan karier atlet esports. Tidak semua pemain bisa bertahan lama di kompetisi, sehingga diperlukan sistem yang mendukung transisi karier, seperti pelatihan manajemen tim atau peluang di bidang konten digital.Selain itu, edukasi tentang esports juga menjadi isu yang kian vital. Banyak orang masih memandang esports cuma sekadar permainan, padahal industri ini mencakup aspek bisnis, media, dan teknologi yang bisa menjadi ladang karier menjanjikan pada masa mendatang.
Ke depan, industri esports di Indonesia diperkirakan terus tumbuh, terutama dengan meningkatnya investasi dari berbagai pihak, baik dari organisasi esports, pemerintah, maupun perusahaan non-endemik yang melihat potensi besar di sektor tersebut.
Tony mengatakan, dengan makin banyaknya inisiatif yang mendukung pertumbuhan esports, ekosistem ini diharapkan bisa menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan, sehingga membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam industri olahraga elektronik.
“Kami yakin dengan semangat sinergi yang kuat antara berbagai pihak, esports Indonesia bisa mencapai level yang lebih tinggi dan semakin menginspirasi generasi muda,” ujarnya.
Baca juga: Konami & FIFA Gelar Kompetisi Esports FIFAe World Cup, Pakai Game eFootball
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.