Baidu Luncurkan 2 Model AI, Siap Saingi DeepSeek dan OpenAI
18 March 2025 |
14:30 WIB
Baidu, perusahaan teknologi terkemuka asal China baru saja meluncurkan dua model artificial intelligence (AI) Ernie 4.5 dan Ernie X1. Keduanya digadang-gadang lebih kuat dari model AI lainnya, seperti DeepSeek R1 dan GPT-4.5 dari OpenAI, yang menawarkan kinerja tinggi dan efisiensi biaya.
Mengutip Busines Insider, baik Ernie X1 dan Ernie 4.5, kedua model AI ini memiliki kemampuan multimoda, yang memungkinkannya memproses video, gambar, dan audio, serta teks.
Ernie X1 yang dikategorikan sebagai model AI penalaran, hadir sebagai pesaing DeepSeek R1 yang naik daun belakangan ini. Model kecerdasan buatan ini dapat memberikan kinerja yang setara dengan DeepSeek R1 dengan harga hanya setengahnya.
Harga dalam konteks ini mengacu pada biaya penggunaan model AI, yaitu biaya input (unggah data) dan output (menghasilkan respons) dalam satuan per juta token. Satu juta token adalah unit penghitungan biaya berdasarkan jumlah kata atau karakter yang diproses oleh model AI. Satu juta token setara dengan 750.000 kata bahasa Inggris atau sekitar 1.500 halaman dokumen teks (jika 500-700 kata per halaman).
Baca juga: Susul DeepSeek, Alibaba Luncurkan Chatbot Qwen 2.5 Max dengan Berbagai Keunggulan
Selain Ernie X1, perusahaan teknologi yang sering disebut sebagai Google-nya China tersebut juga meluncurkan model Ernie 4.5 yang diklaim akan mengungguli GPT-4.5 dalam berbagai tolok ukur dengan harga hanya 1 persen dari GPT-4.5
Kedua model AI tersebut tersedia secara gratis untuk pengguna individu melalui layanan chatbot Baidu. Selain itu, Baidu berencana untuk menjadikan model-model Ernie sebagai open-source mulai 30 Juni 2025, memungkinkan akses yang lebih luas bagi pengembang global.
Langkah ini menempatkan Baidu dalam persaingan ketat dengan perusahaan teknologi lainnya di China, seperti Alibaba dan Tencent, yang juga mengembangkan model AI mereka sendiri. Dengan fokus pada efisiensi biaya dan kinerja tinggi, Baidu berharap dapat memperkuat posisinya dalam industri AI global.
Model AI ini mampu menangani berbagai jenis data secara simultan, termasuk teks, gambar, audio, dan video, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai skenario, terutama dalam pemahaman dan pembuatan gambar.
Ernie X1 menggunakan pembelajaran penguatan progresif, mengintegrasikan "Chain of Thought" (CoT) dan "Chain of Action" (CoA) dalam pelatihan end-to-end, yang secara signifikan meningkatkan kreativitas, kinerja pencarian, dan eksekusi alat.
Sementara Ernie 4.5 ak kalah hebat. Model AI ini mampu mengintegrasikan berbagai jenis data, seperti teks, gambar, audio, dan video, sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memahami dan menghasilkan konten yang beragam.
Model AI ini juga memiliki EQ yang tinggi, memungkinkannya untuk memahami konteks percakapan dengan lebih alami, termasuk nada, sarkasme, atau emosi dalam teks. Selain itu juga memahami meme internet dan kartun satir. Ini menunjukkan kemampuannya dalam menangkap referensi budaya, humor, dan sindiran yang biasanya sulit dipahami oleh AI tradisional.
Baca juga: Benarkah DeepSeek AI Berbahaya? Begini Kata Pakar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Mengutip Busines Insider, baik Ernie X1 dan Ernie 4.5, kedua model AI ini memiliki kemampuan multimoda, yang memungkinkannya memproses video, gambar, dan audio, serta teks.
Ernie X1 yang dikategorikan sebagai model AI penalaran, hadir sebagai pesaing DeepSeek R1 yang naik daun belakangan ini. Model kecerdasan buatan ini dapat memberikan kinerja yang setara dengan DeepSeek R1 dengan harga hanya setengahnya.
Harga dalam konteks ini mengacu pada biaya penggunaan model AI, yaitu biaya input (unggah data) dan output (menghasilkan respons) dalam satuan per juta token. Satu juta token adalah unit penghitungan biaya berdasarkan jumlah kata atau karakter yang diproses oleh model AI. Satu juta token setara dengan 750.000 kata bahasa Inggris atau sekitar 1.500 halaman dokumen teks (jika 500-700 kata per halaman).
Baca juga: Susul DeepSeek, Alibaba Luncurkan Chatbot Qwen 2.5 Max dengan Berbagai Keunggulan
Selain Ernie X1, perusahaan teknologi yang sering disebut sebagai Google-nya China tersebut juga meluncurkan model Ernie 4.5 yang diklaim akan mengungguli GPT-4.5 dalam berbagai tolok ukur dengan harga hanya 1 persen dari GPT-4.5
Kedua model AI tersebut tersedia secara gratis untuk pengguna individu melalui layanan chatbot Baidu. Selain itu, Baidu berencana untuk menjadikan model-model Ernie sebagai open-source mulai 30 Juni 2025, memungkinkan akses yang lebih luas bagi pengembang global.
Langkah ini menempatkan Baidu dalam persaingan ketat dengan perusahaan teknologi lainnya di China, seperti Alibaba dan Tencent, yang juga mengembangkan model AI mereka sendiri. Dengan fokus pada efisiensi biaya dan kinerja tinggi, Baidu berharap dapat memperkuat posisinya dalam industri AI global.
Karakteristik Ernie X1 & Ernie 4.5
Ernie X1 dirancang untuk memahami, merencanakan, merefleksikan, dan berkembang secara mandiri, memungkinkan penggunaan alat secara otonom untuk tugas-tugas kompleks seperti pemahaman pengetahuan, penulisan kreatif, dan pemecahan masalah logis.Model AI ini mampu menangani berbagai jenis data secara simultan, termasuk teks, gambar, audio, dan video, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai skenario, terutama dalam pemahaman dan pembuatan gambar.
Ernie X1 menggunakan pembelajaran penguatan progresif, mengintegrasikan "Chain of Thought" (CoT) dan "Chain of Action" (CoA) dalam pelatihan end-to-end, yang secara signifikan meningkatkan kreativitas, kinerja pencarian, dan eksekusi alat.
Sementara Ernie 4.5 ak kalah hebat. Model AI ini mampu mengintegrasikan berbagai jenis data, seperti teks, gambar, audio, dan video, sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memahami dan menghasilkan konten yang beragam.
Model AI ini juga memiliki EQ yang tinggi, memungkinkannya untuk memahami konteks percakapan dengan lebih alami, termasuk nada, sarkasme, atau emosi dalam teks. Selain itu juga memahami meme internet dan kartun satir. Ini menunjukkan kemampuannya dalam menangkap referensi budaya, humor, dan sindiran yang biasanya sulit dipahami oleh AI tradisional.
Baca juga: Benarkah DeepSeek AI Berbahaya? Begini Kata Pakar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.