Teknologi proof of human membuat penipu tidak bisa menggunakan bot dalam membeli tiket konser musik (Sumber gambar: Siaran pers Tools for Humanity Indonesia)

Proof of Human Tawarkan Solusi Canggih Cegah Penipuan Tiket Konser di Era AI

09 March 2025   |   11:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Dengan pesatnya perkembangan AI dan maraknya penipuan tiket konser, perlindungan identitas digital semakin krusial. Menjawab tantangan ini, Tools for Humanity menghadirkan teknologi Proof of Human melalui World sebagai solusi memastikan keaslian individu di dunia digital.

Kini, World resmi beroperasi di Indonesia, menawarkan layanan proof of humanity (PoH) bagi individu dewasa di Jakarta. Teknologi ini dikembangkan untuk membedakan interaksi manusia asli dari yang didorong oleh AI, sekaligus meningkatkan akses ke ekonomi digital global serta menjaga privasi pengguna.

Baca juga: Duh, War Tiket Konser Kalah Sama Bot Calo

Didirikan oleh Sam Altman dan Alex Blania, World hadir sebagai langkah maju dalam menjaga ekosistem digital yang lebih aman dan autentik di era teknologi yang semakin maju.

General Manager Tools for Humanity Indonesia, Wafa Taftazani, mengeklaim bahwa Proof of Human bukan sekadar solusi teknologi untuk mengatasi penipuan tiket konser yang kian canggih.

"Teknologi ini juga merupakan langkah nyata untuk membangun ekosistem digital yang lebih adil dan aman bagi semua orang. Termasuk komunitas musik di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip Hypeabis.id pada Minggu (9/3/2025).

Dia menuturkan bahwa pihaknya percaya teknologi Proof of Human dapat menjadi kunci penting untuk melindungi penggemar musik dan bahkan menjaga integritas industri musik. Pada akhirnya, teknologi tersebut dapat mendukung pertumbuhan industri musik yang lebih sehat.

Teknologi tersebut dapat memastikan bahwa orang-orang yang mendapatkan tiket adalah individu yang sungguh kagum dan mendukung musik para seniman. Selain melindungi para penggemar musik dari praktik percaloan dan penipuan tiket, teknologi ini juga memungkinkan penyelenggara atau promotor acara untuk mendapatkan data penjualan yang lebih akurat.

Dalam kerjanya, teknologi Proof of Human akan memastikan bahwa hanya manusia asli— bukan bot—yang dapat membeli tiket konser. Teknologi Proof of Human mengintegrasikan langkah-langkah verifikasi yang mengharuskan pengguna membuktikan identitas mereka sebagai manusia asli secara anonim melalui verifikasi iris mata menggunakan Orb.

“Dengan demikian, hampir mustahil bagi pengguna internet untuk membuat akun media sosial palsu atau bot untuk membeli tiket,” katanya.

Isu tentang akses pembelian tiket konser yang aman dan adil menjadi sangat relevan pada peringatan Hari Musik Nasional pada 9 Maret. Dengan semakin canggih penipuan berbasis kecerdasan buatan  dan berkembangnya modus penipuan tiket konser musik, langkah-langkah keamanan yang ada saat ini seperti verifikasi email atau tes captcha tidak lagi cukup untuk menghentikan bot dan penipu.

Praktik penipuan penjualan tiket konser sering kali menggunakan identitas palsu di media sosial dan memanfaatkan tingginya permintaan tiket di kalangan penggemar musik. Para oknum yang tidak bertanggung jawab itu kerap menggunakan identitas samaran, seperti menggunakan KTP orang lain untuk mengelabui pembeli dan rekening bank sementara untuk memproses transaksi.

Pada 2024, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat setidaknya 182 kasus penipuan terkait konser yang dilaporkan, dengan total transaksi mencurigakan mencapai Rp2,3 miliar.

Angka tersebut mengalami pelonjakan signifikan jika dibandingkan dengan data 2022, yakni 119 kasus dan transaksi mencurigakan mencapai Rp735 juta. Permasalahan lain adalah para calo tiket yang menggunakan bot untuk memborong tiket konser ketika penjualan dibuka dan menjualnya kembali dengan harga sangat tinggi. Praktik ini tidak hanya merugikan para penggemar musik, tetapi juga berdampak kepada para promotor acara.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Profil Koji Yakusho Peraih Lifetime Achievement Award di Asian Film Awards ke-18

BERIKUTNYA

Sebelum Jadi Food Influencer, Cek Etika Mengulas Makanan dan Restoran

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: