Ilustrasi baju muslim (Sumber gambar: Pexels)

Kontribusi Indonesia di Pasar Halal Dunia Masih Minim, Ini Tantangan Utamanya

08 March 2025   |   22:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia yakni mencapai 241,7 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk halal dan menjadi pusat ekonomi syariah global. Akan tetapi, realisasinya masih terbilang jauh panggang dari api. 

Berdasarkan data dari State of the Global Islamic Report 2023/2024, jumlah konsumsi produk halal dunia pada 2024 diperkirakan mencapai US$2,4 triliun dan bertumbuh hingga US$2,8 triliun pada 2025. Sektor industri halal ini pun sangat luas, tidak hanya terbatas pada produk makanan dan minuman saja tetapi juga industri farmasi dan kosmetik halal, industri fesyen, hingga industri media dan hiburan.

Meskipun memiliki jumlah populasi muslim yang besar, kontribusi Indonesia dalam rantai nilai industri halal global masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total ekspor produk halal Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2024 mencapai US$41,42 miliar.

Adapun sektor makanan olahan masih mendominasi ekspor dengan nilai US$ 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim (US$ 6,83 miliar), farmasi (US$ 612,1 juta), dan kosmetik (US$ 362,83 juta). 

Baca juga: Urgensi Sertifikat Halal Bagi Pelaku Usaha Makanan dan Minuman

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengatakan bahwa Indonesia saat ini baru menguasai 3 persen dari total perdagangan industri halal dunia. “Indonesia memiliki sumber daya dan pasar yang besar, tetapi masih tertinggal dalam ekspor produk halal,” tuturnya saat membuka Indonesia Muslim Market Outlook 2025 belum lama ini. 

Salah satu penyebab masih tertinggalnya Indonesia di pasar ekspor produk global karena rendahnya tingkat sertifikasi halal di kalangan pelaku usaha. Dari sekitar 66 juta UMKM di Indonesia, baru 2,23 juta atau sekitar 3,1 persen yang memiliki sertifikat halal, padahal sertifikasi ini menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing produk di pasar domestik maupun global.

Oleh sebab itulah, pemerintah melalui BPJPH telah mengeluarkan aturan mengenai kewajiban sertifikasi halal untuk memperkuat ekosistem halal. Menurutnya, sertifikasi halal ini memegang peran penting dalam memastikan produk yang beredar telah memenuhi standar halal sebagai jaminan kehalalan sekaligus nilai tambah yang berlaku secara internasional.

"Halal kini telah menjadi gaya hidup. Halal itu baik, sehat, higienis, dan berkualitas. Produk halal tidak hanya untuk muslim, semua bisa menikmati karena halal adalah rahmat bagi seluruh umat manusia,” jelasnya.

Dengan ekosistem halal yang kuat dan produktif, maka dipastikan Indonesia akan menjadi produsen produk halal yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang besar, tetapi juga sebagai komoditi ekspor untuk memenuhi kebutuhan internasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Apalagi, Studi Pew Research Center memperkirakan populasi muslim global pada 2030 akan mencapai 2,2 miliar jiwa sehingga akan lebih banyak masyarakat mengkonsumsi produk halal. 

“Kita harus bergerak cepat dan strategis untuk meningkatkan daya saing global. Proses sertifikasi halal kami genjot agar semakin mudah, murah, dan cepat, agar industri kita bisa lebih kompetitif di pasar internasional,” tuturnya.

Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya memastikan sertifikasi halal yang lebih efisien dan fleksibel, tanpa mengurangi standar yang ketat. “Semua ini demi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” tuturnya.

Direktur Sa’adah Global Trisiladi Supriyanto menegaskan bahwa sertifikasi halal saat ini bukan lagi sekedar pilihan tetapi telah menjadi sebuah keharusan mengingat pasar muslim yang terus berkembang pesat baik di Indonesia maupun di tingkat global.

“Produk halal yang tersertifikasi akan memiliki daya saing lebih tinggi. Ini bukan hanya soal keyakinan tetapi juga tentang transparansi dan kualitas,” ucapnya. 

Baca juga: Hypereport: Jaminan Produk Kuliner Halal di Destinasi Wisata Ramah Muslim

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hypereport: Daftar 10 Artis Dunia Berkiprah di Pemerintahan, Anggota Dewan hingga Presiden

BERIKUTNYA

30 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi EduRank 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: