Penikmat Seni Merapat, Cek Agenda Pameran Seni Februari 2024 di Jakarta hingga Bali
31 January 2024 |
19:17 WIB
Pameran seni merupakan salah satu ajang untuk mengenalkan karya para seniman pada publik. Selain menjadi bentuk apresiasi terhadap kerja keras para perupa, berkunjung ke pameran seni juga bisa menjadi kegiatan wisata estetik sambil mengisi waktu luang.
Sepanjang Februari 2024, para pencinta seni dapat menyaksikan ragam buah tangan seniman di sejumlah galeri dalam negeri secara gratis. Dengan berbagai gaya dan medium, mereka menyajikan karya estetik yang bisa dinikmati saat waktu luang.
Baca juga: Pameran Liar, Refleksi Seniman Afriani x Sogik Prayoga pada Tahun Politik
Nah, bagi Genhype yang masih bingung untuk mengunjungi pameran seni apa saja yang digelar, berikut agenda pameran seni rupa yang dapat kalian saksikan pada Februari 2024 di kota-kota besar Indonesia.
Secara umum, karya-karya Awang kali ini menghadirkan ketertarikannya pada bentuk titik yang kerap disebut dot painting. Dot painting merupakan salah satu teknik dan gaya pada seni tradisional, yang populer dari suku Aborigin Pintupi, di Western Australia.
Keunikan dari pameran ini adalah sang seniman mencoba memaknai simbol lingkaran sebagai sebuah fraktal. Diambil dari terminologi matematika, fraktal adalah sebuah benda geometris yang dapat dipecah menjadi beberapa bagian dan tetap menciptakan bentuk yang sama dengan sebelumnya.
Unbearable Lightness merupakan pameran kelompok seniman yang dihelat di Roh Projects, Jakarta. Secara umum, pameran ini memvisualkan konsentrasi seniman dalam memanfaatkan kertas sebagai media untuk mengekspresikan praktik kekaryaan mereka secara personal, terutama dalam merespons realitas.
Tajuk ekshibisi ini berangkat dari judul buku terkenal karya Milan Kundera, yakni The Unbearable Lightness of Being. Dari sinilah sebanyak 17 seniman dalam negeri dan luar negeri membuat metafora dengan menggunakan medium kertas ke dalam bentuk karya seni, baik dwimatra maupun trimatra.
Pameran Art Coolture dihelat di Galeri Artloka, Wisma Geha, Jakarta. Bagi anak muda penikmat seni, ekshibisi ini layak dikunjungi karena memberi nuansa kultur baru dalam skena seni yang lebih kekinian, dan dekat dengan realitas sosial yang dihadapi, serta dekat dengan keseharian.
Total terdapat lima perupa muda yang ikut unjuk gigi dalam pameran ini, yakni Fauzan, Popomangun, Rato Tanggela, REEXP, dan Rosyad. Uniknya, para perupa tersebut menghadirkan visual dan ciri khas yang berbeda dalam merespons tajuk pameran, sesuai dengan medium seni yang dibuat.
Ratu Adil merupakan pameran tunggal seniman Budi Ubrux yang dihelat di Bentara Budaya Yogyakarta. Berkolaborasi dengan Sindhunata, sang seniman mencoba menafsirkan buku Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik (2024) mengenai konsep dan mitos Ratu Adil.
Secara umum, karya-karya Budi Ubrux menginterpretasikan perjuangan orang-orang kecil, atau kalangan akar rumput dari masa ke masa. Tak hanya itu, seniman yang terkenal dengan seni lukis koran itu juga yang mencitrakan imaji rakyat terkait munculnya sang juru selamat, terutama menjelang adanya pesta demokrasi.
Kartorupa Warisan Kartografi Nusa Jawa merupakan ekshibisi yang dihelat di Museum Kebaharian Jakarta. Memadukan unsur seni dan teknologi, pemeran ini menampilkan belasan karya dari para seniman muda dalam merespons peta Nusantara kuno dalam berbagai medium, baik lukisan dan instalasi.
Keunikan dari pameran ini adalah menghadirkan lanskap perubahan geospasial Nusantara sejak zaman lampau. Termasuk bentuk perubahan peta dari masa ke masa yang dibuat oleh ahli kartografer dunia. Bahkan, para seniman juga memacak berbagai peta dalam berbagai karya fiksi populer, seperti komik hingga film terkenal.
Dihelat di D Gallerie Jakarta, pameran Liar merupakan ekshibisi dalam merespons 'keliaran' seniman saat menginterpretasikan gejolak politik dan kehidupan sosial. Dikuratori Citra Smara Dewi, total terdapat 30 lukisan dengan berbagai tema hasil karya seniman Afriani dan Sogik Prayoga.
Secara umum, dua perupa dari generasi dan kultur yang berbeda itu menginterpretasikan fenomena sosial dari perspektif dan sudut pandang personal. Keduanya juga menggambarkan objek, artefak, hingga benda-benda yang memiliki metafora sebagai representasi realitas yang karib ditemui di masyarakat.
Dihelat di Superlative Gallery, Bali, Mata Garis merupakan pameran tunggal dari seniman nyentrik Edi Bonetski. Secara umum, pameran ini menampilkan sepilihan karya Edi Bonetski yang dikenal di luar arus utama seni rupa lewat kecenderungan karyanya yang bernuansa Art Brut.
Art Brut merupakan sebuah gerakan seni yang bebas dari aturan umum di pendidikan seni. Definisi Art brut juga bisa dikatakan sebagai seni mentah, serta mengacu pada seni yang naif, primitif, atau bahkan kasar dalam gaya yang biasanya dibuat seniman di luar tradisi akademis.
Editor: Fajar Sidik
Sepanjang Februari 2024, para pencinta seni dapat menyaksikan ragam buah tangan seniman di sejumlah galeri dalam negeri secara gratis. Dengan berbagai gaya dan medium, mereka menyajikan karya estetik yang bisa dinikmati saat waktu luang.
Baca juga: Pameran Liar, Refleksi Seniman Afriani x Sogik Prayoga pada Tahun Politik
Nah, bagi Genhype yang masih bingung untuk mengunjungi pameran seni apa saja yang digelar, berikut agenda pameran seni rupa yang dapat kalian saksikan pada Februari 2024 di kota-kota besar Indonesia.
1. Pameran Seni Return di Jagad Gallery Jakarta
.
.
Dihelat di Jagad Gallery, pameran Return menampilkan sepilihan karya perupa Awang Behartawan dalam memaknai realitas melalui bahasa visual. Total terdapat puluhan lukisan dan satu karya trimatra yang mengurai kelindan hubungan manusia dengan liyan, lewat simbol-simbol lingkaran.Secara umum, karya-karya Awang kali ini menghadirkan ketertarikannya pada bentuk titik yang kerap disebut dot painting. Dot painting merupakan salah satu teknik dan gaya pada seni tradisional, yang populer dari suku Aborigin Pintupi, di Western Australia.
Keunikan dari pameran ini adalah sang seniman mencoba memaknai simbol lingkaran sebagai sebuah fraktal. Diambil dari terminologi matematika, fraktal adalah sebuah benda geometris yang dapat dipecah menjadi beberapa bagian dan tetap menciptakan bentuk yang sama dengan sebelumnya.
2. Pameran Unbearable Lightness di Roh Projects Jakarta
Unbearable Lightness merupakan pameran kelompok seniman yang dihelat di Roh Projects, Jakarta. Secara umum, pameran ini memvisualkan konsentrasi seniman dalam memanfaatkan kertas sebagai media untuk mengekspresikan praktik kekaryaan mereka secara personal, terutama dalam merespons realitas.
Tajuk ekshibisi ini berangkat dari judul buku terkenal karya Milan Kundera, yakni The Unbearable Lightness of Being. Dari sinilah sebanyak 17 seniman dalam negeri dan luar negeri membuat metafora dengan menggunakan medium kertas ke dalam bentuk karya seni, baik dwimatra maupun trimatra.
3. Pameran Art Coolture di Artloka Jakarta
Pameran Art Coolture dihelat di Galeri Artloka, Wisma Geha, Jakarta. Bagi anak muda penikmat seni, ekshibisi ini layak dikunjungi karena memberi nuansa kultur baru dalam skena seni yang lebih kekinian, dan dekat dengan realitas sosial yang dihadapi, serta dekat dengan keseharian.
Total terdapat lima perupa muda yang ikut unjuk gigi dalam pameran ini, yakni Fauzan, Popomangun, Rato Tanggela, REEXP, dan Rosyad. Uniknya, para perupa tersebut menghadirkan visual dan ciri khas yang berbeda dalam merespons tajuk pameran, sesuai dengan medium seni yang dibuat.
4. Pameran Ratu Adil di Bentara Budaya Yogyakarta
Ratu Adil merupakan pameran tunggal seniman Budi Ubrux yang dihelat di Bentara Budaya Yogyakarta. Berkolaborasi dengan Sindhunata, sang seniman mencoba menafsirkan buku Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik (2024) mengenai konsep dan mitos Ratu Adil.
Secara umum, karya-karya Budi Ubrux menginterpretasikan perjuangan orang-orang kecil, atau kalangan akar rumput dari masa ke masa. Tak hanya itu, seniman yang terkenal dengan seni lukis koran itu juga yang mencitrakan imaji rakyat terkait munculnya sang juru selamat, terutama menjelang adanya pesta demokrasi.
5. Pameran Kartorupa di Museum Bahari Jakarta
Kartorupa Warisan Kartografi Nusa Jawa merupakan ekshibisi yang dihelat di Museum Kebaharian Jakarta. Memadukan unsur seni dan teknologi, pemeran ini menampilkan belasan karya dari para seniman muda dalam merespons peta Nusantara kuno dalam berbagai medium, baik lukisan dan instalasi.
Keunikan dari pameran ini adalah menghadirkan lanskap perubahan geospasial Nusantara sejak zaman lampau. Termasuk bentuk perubahan peta dari masa ke masa yang dibuat oleh ahli kartografer dunia. Bahkan, para seniman juga memacak berbagai peta dalam berbagai karya fiksi populer, seperti komik hingga film terkenal.
6. Pameran Liar di D Gallerie Jakarta
Dihelat di D Gallerie Jakarta, pameran Liar merupakan ekshibisi dalam merespons 'keliaran' seniman saat menginterpretasikan gejolak politik dan kehidupan sosial. Dikuratori Citra Smara Dewi, total terdapat 30 lukisan dengan berbagai tema hasil karya seniman Afriani dan Sogik Prayoga.
Secara umum, dua perupa dari generasi dan kultur yang berbeda itu menginterpretasikan fenomena sosial dari perspektif dan sudut pandang personal. Keduanya juga menggambarkan objek, artefak, hingga benda-benda yang memiliki metafora sebagai representasi realitas yang karib ditemui di masyarakat.
7. Pameran Mata Garis di Superlative Gallery Bali
Dihelat di Superlative Gallery, Bali, Mata Garis merupakan pameran tunggal dari seniman nyentrik Edi Bonetski. Secara umum, pameran ini menampilkan sepilihan karya Edi Bonetski yang dikenal di luar arus utama seni rupa lewat kecenderungan karyanya yang bernuansa Art Brut.
Art Brut merupakan sebuah gerakan seni yang bebas dari aturan umum di pendidikan seni. Definisi Art brut juga bisa dikatakan sebagai seni mentah, serta mengacu pada seni yang naif, primitif, atau bahkan kasar dalam gaya yang biasanya dibuat seniman di luar tradisi akademis.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.