7 Alasan Venture Debt Jadi Alternatif Pendanaan Bisnis UKM
18 February 2025 |
16:03 WIB
Pendanaan menjadi salah satu faktor krusial dalam pertumbuhan bisnis, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ingin memperluas skala usahanya. Namun, banyak UMKM menghadapi kendala dalam mengakses pembiayaan konvensional, baik dari perbankan maupun investor.
Dalam kondisi seperti ini, venture debt menjadi salah satu alternatif pendanaan yang semakin diminati. Venture debt merupakan bentuk pendanaan berbasis pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dengan pertumbuhan tinggi tanpa harus menyerahkan kepemilikan saham.
Baca juga: Bukan Modal, Ternyata Ini Tantangan UMKM Menembus Pasar Ekspor
Berbeda dengan venture capital yang berinvestasi dalam bentuk ekuitas, venture debt memungkinkan bisnis mempertahankan kendali penuh sambil tetap mendapatkan akses ke modal kerja. Berikut beberapa alasan mengapa venture debt menjadi solusi yang menarik bagi bisnis yang ingin berkembang.
CEO & Founder Brodo, Yukka Herlanda menegaskan bahwa salah satu keuntungan utama venture debt adalah pemilik bisnis tetap bisa mempertahankan 100% kepemilikan perusahaan. "Kalau kita mendapatkan pendanaan dari investor, otomatis akan ada saham yang diberikan kepada investor. Dengan venture debt, kita tetap bisa mempertahankan kepemilikan penuh dan bisnis bisa terus bertumbuh," ujarnya.
CEO Endorphins, Leonard Utomo mengungkapkan bahwa venture debt lebih fleksibel dibandingkan dengan pinjaman konvensional karena lebih berfokus pada kinerja dan prospek bisnis. Model pendanaan ini menjadi solusi bagi banyak bisnis yang belum memiliki aset fisik, tetapi memiliki pertumbuhan yang menjanjikan.
"Dengan adanya venture debt, kita bisa menambah jumlah gerai secara signifikan tanpa harus mengorbankan kepemilikan perusahaan," kata Leonard.
Dalam industri seperti fesyen dan ritel, permintaan cenderung meningkat pada momen tertentu seperti Ramadan dan akhir tahun. Menurut Yukka Herlanda, venture debt memungkinkan bisnisnya merespons lonjakan permintaan dengan lebih cepat.
"Sebagai pelaku bisnis fesyen, kita harus siap dengan stok saat momentum tertentu, dan itu butuh modal cepat. Venture debt membantu kita merespons pasar dengan lebih lincah," katanya.
Di industri konstruksi, proyek besar sering kali memiliki siklus pembayaran panjang, yang dapat menghambat arus kas. Gion Darwis dari MB Truss Co menyoroti pentingnya akses ke pendanaan fleksibel agar operasional bisnis tetap stabil.
"Dengan adanya alternatif pendanaan seperti venture debt, kami bisa menjaga stabilitas operasional sambil tetap memastikan pertumbuhan yang sehat," jelas Gion.
Tidak hanya memberikan modal, penyedia venture debt seperti Qverse juga bertindak sebagai partner yang membantu bisnis berkembang. CEO Qverse, Gena Bijaksana menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan strategi bisnis yang matang dalam memanfaatkan pendanaan ini.
"Mindset 'growth at all cost' sudah tidak relevan. Kini bisnis harus bertumbuh dengan profit yang sehat, pengeluaran yang rasional, dan penggunaan pendanaan yang berbasis fundamental bisnis yang kuat," ujar Gena.
Menurut Anggara Pradipta, Head of Investor Relations Qverse, mereka menerapkan prinsip 3P (Profit, Prudence, and Promising Fundamentals) dalam menyeleksi bisnis yang mereka danai. Hanya bisnis dengan profitabilitas jelas dan strategi pertumbuhan berkelanjutan yang bisa mendapatkan pendanaan. "Kami tidak hanya fokus memberikan modal kerja tetapi juga mendukung UMKM dalam menyusun strategi ekspansi yang lebih matang," jelasnya.
Leonard Utomo menegaskan bahwa pendanaan ini harus dimanfaatkan dengan strategi yang matang. "Ini bukan sekadar mendapatkan uang, tetapi bagaimana menggunakan uang tersebut untuk menciptakan nilai lebih," ujarnya.
Baca juga: Akses Modal Pengembangan Gim Masih Sulit, Indonesia Diminta Tiru Jerman
Bisnis yang ingin memanfaatkan venture debt perlu memastikan bahwa mereka memiliki perencanaan ekspansi yang jelas agar investasi ini benar-benar berdampak pada pertumbuhan.
Jadi, venture debt bukan solusi instan untuk masalah keuangan, melainkan alat yang bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan jika dikelola dengan baik. Dengan strategi yang tepat, venture debt bisa menjadi katalis bagi UKM Indonesia untuk tumbuh lebih besar dan lebih mandiri.
Editor: Fajar Sidik
Dalam kondisi seperti ini, venture debt menjadi salah satu alternatif pendanaan yang semakin diminati. Venture debt merupakan bentuk pendanaan berbasis pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dengan pertumbuhan tinggi tanpa harus menyerahkan kepemilikan saham.
Baca juga: Bukan Modal, Ternyata Ini Tantangan UMKM Menembus Pasar Ekspor
Berbeda dengan venture capital yang berinvestasi dalam bentuk ekuitas, venture debt memungkinkan bisnis mempertahankan kendali penuh sambil tetap mendapatkan akses ke modal kerja. Berikut beberapa alasan mengapa venture debt menjadi solusi yang menarik bagi bisnis yang ingin berkembang.
1. Pendanaan Tanpa Kehilangan Kendali Bisnis
CEO & Founder Brodo, Yukka Herlanda menegaskan bahwa salah satu keuntungan utama venture debt adalah pemilik bisnis tetap bisa mempertahankan 100% kepemilikan perusahaan. "Kalau kita mendapatkan pendanaan dari investor, otomatis akan ada saham yang diberikan kepada investor. Dengan venture debt, kita tetap bisa mempertahankan kepemilikan penuh dan bisnis bisa terus bertumbuh," ujarnya.
2. Fleksibilitas dalam Syarat Pinjaman
CEO Endorphins, Leonard Utomo mengungkapkan bahwa venture debt lebih fleksibel dibandingkan dengan pinjaman konvensional karena lebih berfokus pada kinerja dan prospek bisnis. Model pendanaan ini menjadi solusi bagi banyak bisnis yang belum memiliki aset fisik, tetapi memiliki pertumbuhan yang menjanjikan."Dengan adanya venture debt, kita bisa menambah jumlah gerai secara signifikan tanpa harus mengorbankan kepemilikan perusahaan," kata Leonard.
3. Mendukung Siklus Bisnis yang Fluktuatif
Dalam industri seperti fesyen dan ritel, permintaan cenderung meningkat pada momen tertentu seperti Ramadan dan akhir tahun. Menurut Yukka Herlanda, venture debt memungkinkan bisnisnya merespons lonjakan permintaan dengan lebih cepat."Sebagai pelaku bisnis fesyen, kita harus siap dengan stok saat momentum tertentu, dan itu butuh modal cepat. Venture debt membantu kita merespons pasar dengan lebih lincah," katanya.
4. Menjaga Stabilitas Arus Kas
Di industri konstruksi, proyek besar sering kali memiliki siklus pembayaran panjang, yang dapat menghambat arus kas. Gion Darwis dari MB Truss Co menyoroti pentingnya akses ke pendanaan fleksibel agar operasional bisnis tetap stabil."Dengan adanya alternatif pendanaan seperti venture debt, kami bisa menjaga stabilitas operasional sambil tetap memastikan pertumbuhan yang sehat," jelas Gion.
5. Dukungan Strategis dari Penyedia Pendanaan
Tidak hanya memberikan modal, penyedia venture debt seperti Qverse juga bertindak sebagai partner yang membantu bisnis berkembang. CEO Qverse, Gena Bijaksana menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan strategi bisnis yang matang dalam memanfaatkan pendanaan ini."Mindset 'growth at all cost' sudah tidak relevan. Kini bisnis harus bertumbuh dengan profit yang sehat, pengeluaran yang rasional, dan penggunaan pendanaan yang berbasis fundamental bisnis yang kuat," ujar Gena.
6. Seleksi Ketat Berdasarkan Profitabilitas dan Fundamental Bisnis
Menurut Anggara Pradipta, Head of Investor Relations Qverse, mereka menerapkan prinsip 3P (Profit, Prudence, and Promising Fundamentals) dalam menyeleksi bisnis yang mereka danai. Hanya bisnis dengan profitabilitas jelas dan strategi pertumbuhan berkelanjutan yang bisa mendapatkan pendanaan. "Kami tidak hanya fokus memberikan modal kerja tetapi juga mendukung UMKM dalam menyusun strategi ekspansi yang lebih matang," jelasnya.
7. Pendanaan yang Mendorong Ekspansi Bisnis
Leonard Utomo menegaskan bahwa pendanaan ini harus dimanfaatkan dengan strategi yang matang. "Ini bukan sekadar mendapatkan uang, tetapi bagaimana menggunakan uang tersebut untuk menciptakan nilai lebih," ujarnya.Baca juga: Akses Modal Pengembangan Gim Masih Sulit, Indonesia Diminta Tiru Jerman
Bisnis yang ingin memanfaatkan venture debt perlu memastikan bahwa mereka memiliki perencanaan ekspansi yang jelas agar investasi ini benar-benar berdampak pada pertumbuhan.
Jadi, venture debt bukan solusi instan untuk masalah keuangan, melainkan alat yang bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan jika dikelola dengan baik. Dengan strategi yang tepat, venture debt bisa menjadi katalis bagi UKM Indonesia untuk tumbuh lebih besar dan lebih mandiri.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.