Ilustrasi seseorang yang sedang belanja secara online (Dok. Andrea Piacquadio/Pexels)

Twitter Ungkap 4 Fakta Perilaku Konsumen dalam Belanja Online

04 September 2021   |   13:22 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Menjelang Hari Belanja Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Desember mendatang, Twitter mengungkapkan bahwa percakapan seputar belanja di Twitter meningkat signifikan sebanyak 175 persen hingga Juni 2021. Hal tersebut sejalan dengan hasil riset yang menunjukkan bahwa sebanyak 38 persen responden menjadikan belanja online sebagai kebiasaan selama masa pandemi.

Survei yang dilakukan pada Mei 2021 dan melibatkan sebanyak 2.548 pembeli online di Twitter itu menunjukkan bahwa konsumen banyak melakukan pencarian dan membicarakan tentang brand, rekomendasi produk, best deal, dan diskon di Twitter. 

Hal itu berdampak terhadap perilaku konsumen yang menunjukkan sebesar 76,6 persen ingin mencari lebih banyak informasi tentang produk, 58,4 persen ingin menggunakan kupon/kode diskon, dan 40,5 persen mereka ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari penawaran terbaik (best deals).

“Pandemi telah mempengaruhi pertumbuhan belanja online karena pergeseran perilaku konsumen yang telah menjadikan belanja online sebagai hal yang lumrah, mengingat mereka lebih banyak berada di rumah selama pandemi. Hal ini sekaligus menunjukkan akselerasi belanja online yang meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Adriansah dalam rilis resmi yang diterima Hypeabis.id.

Berikut 4 perilaku konsumen belanja online berdasarkan hasil survei yang dilakukan Twitter.

1. Daftar jenis produk yang paling ingin dibeli secara online.
Sebanyak 23 persen responden menganggap berbelanja online memberikan mereka pengalaman yang sama dengan belanja di toko offline dan sebanyak 25 persen dari mereka mengatakan bahwa mereka akan terus berbelanja online bahkan setelah toko offline dibuka.

Selain itu, beberapa jenis produk yang paling ingin dibeli secara online yaitu perawatan pribadi (50 persen), pakaian/alas kaki (49 persen), produk teknologi (33 persen), kebutuhan sehari-hari (22 persen), peralatan rumah tangga (21 persen), obat dan suplemen (14 persen) dan produk asuransi (2 persen).
 

H

Ilustrasi seseorang yang sedang belanja secara online (Dok. Andrea Piacquadio/Pexels)


2. Sentimen positif pada kondisi keuangan konsumen.
Berdasarkan survei yang dilakukan, Twitter mencatat bahwa sebanyak 23 persen responden memiliki sentimen positif pada kondisi keuangan pribadi mereka. Hal itu sejalan dengan sebanyak 86 persen dari mereka berbelanja online dalam enam bulan terakhir.

Kebiasaan itu juga membuat sebanyak 70 persen responden mencari produk/toko baru di ranah online sehingga membuka peluang yang lebih luas bagi brand untuk meluncurkan produk dan terhubung dengan audiens mereka.

3. Pembeli online di Twitter sangat reseptif.
Pembeli online di Twitter di Indonesia sangat reseptif dan senang berinteraksi dengan konten terkait belanja online yang mereka lihat di Twitter. Mereka datang ke Twitter untuk berdiskusi dan berbagi informasi mengenai pembelian mereka. Hal itu dibuktikan dengan sebanyak 31 persen responden mengatakan bahwa ulasan membantu konsumen memutuskan apa yang akan dibeli.

4. Percakapan jadi salah satu pendorong bagi konsumen untuk membeli produk.
Twitter menjadi tempat bagi para pembeli dan calon pembeli online untuk mencari dan berbagi informasi atas produk yang mereka beli, termasuk melakukan review tentang produk tersebut. Percakapan di Twitter inilah yang membuat 51,3 persen pengguna cenderung membeli produk saat ada ulasan dari konsumen lain. Selain itu, sebanyak 37,4 persen  pengguna Twitter di Indonesia cenderung membeli produk ketika ada banyak 'suka' atau komentar bagus di media sosial.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bogor Cari Alternatif Taman Corat Coret untuk Grafiti

BERIKUTNYA

Album Certified Lover Boy Milik Drake Cetak Rekor Streaming Apple Music

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: