Disebut Kebal Vaksin, Virus Corona Varian Mu Terdeteksi di 43 negara
03 September 2021 |
19:32 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan varian baru Covid-19 yang disebut Mu. Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari. Menurut data WHO, varian tersebut kini telah terdeteksi di 43 negara, dan ditambahkan ke dalam daftar variant of interest.
Varian yang juga dikenal sebagai B.1.621 ini belakangan ramai dibicarakan, karena disebut kebal terhadap vaksin.
“Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan,” tulis WHO dikutip dari WebMD.
Bahkan WHO menyebut data awal menunjukkan bahwa varian Mu mungkin dapat menghindari antibodi pada tingkat yang mirip dengan varian Beta.
Varian Beta yang juga dikenal sebagai B.1.351 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan menunjukkan beberapa kemampuan untuk menghindari vaksin.
Sementara itu WHO dalam pernyataannya menerangkan pada Minggu, prevalensi global varian Mu kurang dari 0,1 persen, tetapi prevalensinya di Amerika Selatan telah meningkat secara konsisten.
“Sekarang menjadi 39% kasus di Kolombia dan 13% kasus di Ekuador," tulisnya.
Sedangkan menurut data Outbreak.info, database open-source yang dioperasikan oleh Scripps Research, lebih dari 4.700 kasus varian Mu telah diidentifikasi di seluruh dunia melalui pengurutan genom. Setidaknya ada 2.011 kasus varian Mu yang telah teridentifikasi di AS, dengan 348 di antaranya dari California.
Di sisi lain, WHO sedang memantau sembilan varian dengan mutasi genetik yang diprediksi lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan kebal terhadap vaksin.
Editor: Avicenna
Varian yang juga dikenal sebagai B.1.621 ini belakangan ramai dibicarakan, karena disebut kebal terhadap vaksin.
“Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan,” tulis WHO dikutip dari WebMD.
Bahkan WHO menyebut data awal menunjukkan bahwa varian Mu mungkin dapat menghindari antibodi pada tingkat yang mirip dengan varian Beta.
Varian Beta yang juga dikenal sebagai B.1.351 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan menunjukkan beberapa kemampuan untuk menghindari vaksin.
Sementara itu WHO dalam pernyataannya menerangkan pada Minggu, prevalensi global varian Mu kurang dari 0,1 persen, tetapi prevalensinya di Amerika Selatan telah meningkat secara konsisten.
“Sekarang menjadi 39% kasus di Kolombia dan 13% kasus di Ekuador," tulisnya.
Sedangkan menurut data Outbreak.info, database open-source yang dioperasikan oleh Scripps Research, lebih dari 4.700 kasus varian Mu telah diidentifikasi di seluruh dunia melalui pengurutan genom. Setidaknya ada 2.011 kasus varian Mu yang telah teridentifikasi di AS, dengan 348 di antaranya dari California.
Di sisi lain, WHO sedang memantau sembilan varian dengan mutasi genetik yang diprediksi lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan kebal terhadap vaksin.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.