Peneliti di AS Temukan 4 Varian Covid-19 Cryptic di Air Limbah Kota New York
07 February 2022 |
21:03 WIB
Keberadaan virus corona tidak mengenal tempat dan ruang. Baru-baru ini, tim peneliti dari Amerika Serikat mendeteksi setidaknya empat varian samar atau cryptic dari SARS-CoV-2 dalam sampel air limbah dari sistem saluran pembuangan umum Kota New York.
Profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di University of Missouri, Marc Johnson dan timnya yang melakukan studi ini percaya bahwa hasil menunjukkan mutasi samar yang mereka identifikasi di New York dapat dikaitkan dengan asal hewan.
Walaupun belum dapat diverifikasi seperti varian Omicron, Johnson yakin varian ini berasal dari tikus yang sering mengunjungi sistem saluran pembuangan Kota New York.
"Varian ini menggelegak di mana-mana, termasuk Omicron yang akhirnya menyebar ke populasi umum dan mendatangkan malapetaka. Kami pikir garis keturunan aneh ini bisa menjadi asal varian Covid-19 berikutnya," ujar Johnson dikutip dari Times of India, Senin (7/2/2022).
Dalam temuan yang dipublikasi di jurnal Nature Communications, para peneliti mengambil sampel air limbah dari 14 pabrik pengolahan di Kota New York sejak Juni 2020. Mereka juga menghubungi peneliti lain di AS yang melakukan pekerjaan serupa dengan air limbah.
Para peneliti ini kemudian mengamati beberapa hasil yang tidak biasa. Johnson dan rekannya melihat karakteristik virus tersebut berbeda dengan varian Covid-19 lainnya, namun semuanya memiliki mutasi serupa yang sama di satu lokasi atau situs kunci pada protein virus, yakni Q498.
"Yang menakjubkan adalah di sebagian besar sampel dari New York City, Q di Q498 telah berubah menjadi Y, atau glutamin menjadi tirosin. Jika Anda melihat database, tidak ada pasien manusia yang mengalami mutasi itu," kata Johnson.
Para peneliti berpendapat ini bisa terjadi karena proses biologis yang disebut evolusi konvergen. "Seekor hewan di Missouri tidak akan bercampur dengan jenis hewan yang sama di New York City," kata John Dennehy, ahli virus dan profesor biologi di Queens College, University of New York.
Oleh karena itu, menurutnya evolusi virus di setiap wilayah geografis tidak tergantung satu sama lain, tetapi karena hewan yang sama, virus terlihat sama di kedua tempat.
Editor: Gita
Profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di University of Missouri, Marc Johnson dan timnya yang melakukan studi ini percaya bahwa hasil menunjukkan mutasi samar yang mereka identifikasi di New York dapat dikaitkan dengan asal hewan.
Walaupun belum dapat diverifikasi seperti varian Omicron, Johnson yakin varian ini berasal dari tikus yang sering mengunjungi sistem saluran pembuangan Kota New York.
"Varian ini menggelegak di mana-mana, termasuk Omicron yang akhirnya menyebar ke populasi umum dan mendatangkan malapetaka. Kami pikir garis keturunan aneh ini bisa menjadi asal varian Covid-19 berikutnya," ujar Johnson dikutip dari Times of India, Senin (7/2/2022).
Dalam temuan yang dipublikasi di jurnal Nature Communications, para peneliti mengambil sampel air limbah dari 14 pabrik pengolahan di Kota New York sejak Juni 2020. Mereka juga menghubungi peneliti lain di AS yang melakukan pekerjaan serupa dengan air limbah.
Para peneliti ini kemudian mengamati beberapa hasil yang tidak biasa. Johnson dan rekannya melihat karakteristik virus tersebut berbeda dengan varian Covid-19 lainnya, namun semuanya memiliki mutasi serupa yang sama di satu lokasi atau situs kunci pada protein virus, yakni Q498.
"Yang menakjubkan adalah di sebagian besar sampel dari New York City, Q di Q498 telah berubah menjadi Y, atau glutamin menjadi tirosin. Jika Anda melihat database, tidak ada pasien manusia yang mengalami mutasi itu," kata Johnson.
Para peneliti berpendapat ini bisa terjadi karena proses biologis yang disebut evolusi konvergen. "Seekor hewan di Missouri tidak akan bercampur dengan jenis hewan yang sama di New York City," kata John Dennehy, ahli virus dan profesor biologi di Queens College, University of New York.
Oleh karena itu, menurutnya evolusi virus di setiap wilayah geografis tidak tergantung satu sama lain, tetapi karena hewan yang sama, virus terlihat sama di kedua tempat.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.