BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta untuk Cegah Banjir
01 February 2025 |
18:30 WIB
Indonesia memasuki puncak musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang, lebat dan sangat lebat, di sejumlah wilayah Indonesia pada akhir pekan ini, 1-2 Februari 2025.
Sejumlah wilayah juga diprediksi akan mengalami potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. DKI Jakarta, menurut prakiraan BMKG juga akan diguyur hujan dengan intensitas ringan pada 30 Januari-1 Februari 2025.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG 1-2 Februari 2025, Cek Daerah Berpotensi Hujan Lebat & Angin Kencang
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 6 hari ke depan. Operasi ini dilakukan sebagai respons terhadap prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat di wilayah Jakarta.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, operasi modifikasi cuaca (OMC) ini akan dimulai pada Sabtu (1/2/2025) sampai Kamis (6/2/2025). Adapun upaya modifikasi cuaca itu akan berlangsung setiap harinya pada pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Teguh mengatakan, pihaknya juga telah menginstruksikan setiap jajaran untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terulangnya kejadian serupa. Di Jakarta, setidaknya terdapat 25 kawasan rawan banjir yang selalu menjadi langganan saat musim hujan tiba.
Lebih lanjut dia mengungkap, operasi ini akan berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma. Dari segi prosedural nantinya BPBD akan menggunakan pesawat Cessna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari weather forecaster & Flight Scientist BMKG.
"BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang," ungkapnya dalam siaran tertulis pada awak media.
Selaras, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Marulitua Sijabat mengatakan, kegiatan OMC juga akan dilakukan dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaan tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.
Seain itu, dia berharap lewat upaya modifikasi cuaca ini juga dapat mengubah pola curah hujan serta intensitasnya untuk mengurangi banjir."Dengan pelaksanaan OMC ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meminimalisir risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta," katanya.
Menurut prakiraan BMKG, sejumlah wilayah di DKI Jakarta akan mengalami hujan dengan intensitas ringan pada 30 Januari-1 Februari 2025. Pada 30 Januari 2025, seluruh wilayah di Jakarta akan dilanda hujan intensitas ringan, dengan suhu udara berkisar antara 23 derajat celcius hingga 29 derajat celcius.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga Jumat (31/1/2025), mencatat setidaknya terdapat 5 RT yang terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 30 cm hingga 100 cm. Wilayah Jakarta Barat menjadi yang paling parah terdampak, diikuti oleh Jakarta Timur.
Pemerintah DKI Jakarta terus melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak banjir, termasuk pengerukan sedimentasi di saluran air dan peningkatan kapasitas drainase di area rawan yang berpotensi menyumbat aliran air menuju ke laut.
BPBD DKI Jakarta sejauh ini juga telah mengerahkan personel untuk memantau dan menangani genangan air serta memastikan saluran air berfungsi dengan baik. Mereka juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sejumlah wilayah juga diprediksi akan mengalami potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. DKI Jakarta, menurut prakiraan BMKG juga akan diguyur hujan dengan intensitas ringan pada 30 Januari-1 Februari 2025.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG 1-2 Februari 2025, Cek Daerah Berpotensi Hujan Lebat & Angin Kencang
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 6 hari ke depan. Operasi ini dilakukan sebagai respons terhadap prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat di wilayah Jakarta.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, operasi modifikasi cuaca (OMC) ini akan dimulai pada Sabtu (1/2/2025) sampai Kamis (6/2/2025). Adapun upaya modifikasi cuaca itu akan berlangsung setiap harinya pada pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Teguh mengatakan, pihaknya juga telah menginstruksikan setiap jajaran untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terulangnya kejadian serupa. Di Jakarta, setidaknya terdapat 25 kawasan rawan banjir yang selalu menjadi langganan saat musim hujan tiba.
Lebih lanjut dia mengungkap, operasi ini akan berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma. Dari segi prosedural nantinya BPBD akan menggunakan pesawat Cessna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari weather forecaster & Flight Scientist BMKG.
"BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang," ungkapnya dalam siaran tertulis pada awak media.
Selaras, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Marulitua Sijabat mengatakan, kegiatan OMC juga akan dilakukan dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaan tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.
Seain itu, dia berharap lewat upaya modifikasi cuaca ini juga dapat mengubah pola curah hujan serta intensitasnya untuk mengurangi banjir."Dengan pelaksanaan OMC ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meminimalisir risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta," katanya.
Menurut prakiraan BMKG, sejumlah wilayah di DKI Jakarta akan mengalami hujan dengan intensitas ringan pada 30 Januari-1 Februari 2025. Pada 30 Januari 2025, seluruh wilayah di Jakarta akan dilanda hujan intensitas ringan, dengan suhu udara berkisar antara 23 derajat celcius hingga 29 derajat celcius.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga Jumat (31/1/2025), mencatat setidaknya terdapat 5 RT yang terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 30 cm hingga 100 cm. Wilayah Jakarta Barat menjadi yang paling parah terdampak, diikuti oleh Jakarta Timur.
Pemerintah DKI Jakarta terus melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak banjir, termasuk pengerukan sedimentasi di saluran air dan peningkatan kapasitas drainase di area rawan yang berpotensi menyumbat aliran air menuju ke laut.
BPBD DKI Jakarta sejauh ini juga telah mengerahkan personel untuk memantau dan menangani genangan air serta memastikan saluran air berfungsi dengan baik. Mereka juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.