Warga Korea Selatan Lebih Sehat selama Pandemi Covid-19
03 September 2021 |
10:56 WIB
Tak sedikit orang yang mengklaim bahwa berat badan mereka mudah meningkat lantaran lebih banyak tinggal di rumah karena pandemi Covid-19. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebuah studi di Korea mengungkapkan bahwa warga Korea menjadi lebih sehat selama pandemi dalam beberapa tes diagnostik seperti tes gula darah dan kolesterol.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Song Sang-wook dari departemen kedokteran keluarga di Rumah Sakit Universitas Katolik Korea St. Vincent melacak data dari 1.867 orang yang melakukan pemeriksaan medis tahunan berturut-turut di rumah sakit tersebut pada tahun 2019 dan 2020.
Data menunjukkan bahwa mereka memiliki berat rata-rata 67,1 kilogram pada tahun 2019 sebelum pandemi, dan berat rata-rata mereka hanya sedikit meningkat menjadi 67,3 kilogram pada tahun 2020 di tengah kondisi pandemi.
Selain itu, indeks massa tubuh (BMI) mereka yang menunjukkan persentase lemak tubuh individu juga meningkat menjadi 24,3 dari 24,2, tetapi tim peneliti mengatakan peningkatan tersebut dapat diabaikan. Tekanan darah rata-rata para responden itu juga naik, tetapi Song mengatakan hal tersebut karena faktor usia.
“Tekanan darah rata-rata mereka naik juga naik rata-rata 1 mmHg setelah pandemi Covid-19, tetapi kemungkinan besar karena usia mereka bertambah satu tahun,” ujarnya dikutip dari Korea Times, Jumat (3/9/2021).
Song justru menunjuk pada perubahan positif. Dia mengatakan bahwa gula darah puasa (GDP) para responden turun menjadi 97,4 mg/dl dari 99,9 mg/dl. Kolesterol HDL, yang umumnya dikenal sebagai kolesterol baik juga naik menjadi 60,6 mg/dl dari 57,6 mg/dl.
Dia memperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena banyak orang yang lebih memperhatikan pola makannya dan lebih banyak berolahraga di tengah pandemi yang berkepanjangan. “Penurunan gula darah puasa dan kenaikan kadar kolesterol HDL mungkin karena perubahan gaya hidup,” katanya.
Hal itu juga ditunjukkan dalam survei oleh Institut Promosi Kesehatan Korea yang menyebut bahwa 21 persen orang Korea lebih sering menyiapkan makanan mereka sendiri di rumah daripada sebelum pandemi. Perubahan itu terutama terlihat di antara mereka yang berusia 50-an atau lebih.
“Ketika mereka lebih sering makan di rumah, mereka mengurangi konsumsi makanan restoran yang mengandung lebih banyak lemak jenuh dan lemak trans, kalori dan natrium yang lebih tinggi, termasuk penurunan konsumsi alkohol,” kata tim peneliti dalam studi yang diterbitkan oleh Korean Journal of Family Practice.
Editor: Fajar Sidik
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Song Sang-wook dari departemen kedokteran keluarga di Rumah Sakit Universitas Katolik Korea St. Vincent melacak data dari 1.867 orang yang melakukan pemeriksaan medis tahunan berturut-turut di rumah sakit tersebut pada tahun 2019 dan 2020.
Data menunjukkan bahwa mereka memiliki berat rata-rata 67,1 kilogram pada tahun 2019 sebelum pandemi, dan berat rata-rata mereka hanya sedikit meningkat menjadi 67,3 kilogram pada tahun 2020 di tengah kondisi pandemi.
Ilustrasi makanan Korea (Dok. Jakub Kapusnak/Unsplash)
Selain itu, indeks massa tubuh (BMI) mereka yang menunjukkan persentase lemak tubuh individu juga meningkat menjadi 24,3 dari 24,2, tetapi tim peneliti mengatakan peningkatan tersebut dapat diabaikan. Tekanan darah rata-rata para responden itu juga naik, tetapi Song mengatakan hal tersebut karena faktor usia.
“Tekanan darah rata-rata mereka naik juga naik rata-rata 1 mmHg setelah pandemi Covid-19, tetapi kemungkinan besar karena usia mereka bertambah satu tahun,” ujarnya dikutip dari Korea Times, Jumat (3/9/2021).
Song justru menunjuk pada perubahan positif. Dia mengatakan bahwa gula darah puasa (GDP) para responden turun menjadi 97,4 mg/dl dari 99,9 mg/dl. Kolesterol HDL, yang umumnya dikenal sebagai kolesterol baik juga naik menjadi 60,6 mg/dl dari 57,6 mg/dl.
Dia memperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena banyak orang yang lebih memperhatikan pola makannya dan lebih banyak berolahraga di tengah pandemi yang berkepanjangan. “Penurunan gula darah puasa dan kenaikan kadar kolesterol HDL mungkin karena perubahan gaya hidup,” katanya.
Hal itu juga ditunjukkan dalam survei oleh Institut Promosi Kesehatan Korea yang menyebut bahwa 21 persen orang Korea lebih sering menyiapkan makanan mereka sendiri di rumah daripada sebelum pandemi. Perubahan itu terutama terlihat di antara mereka yang berusia 50-an atau lebih.
“Ketika mereka lebih sering makan di rumah, mereka mengurangi konsumsi makanan restoran yang mengandung lebih banyak lemak jenuh dan lemak trans, kalori dan natrium yang lebih tinggi, termasuk penurunan konsumsi alkohol,” kata tim peneliti dalam studi yang diterbitkan oleh Korean Journal of Family Practice.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.