Visual Erupsi Gunung Ibu pada 16 Januari 2025 pukul 02:30 WIT (sumber gambar: PBMVG)

Fakta Erupsi Gunung Ibu, Naik ke Level Awas & Proses Evakuasi Masyarakat

16 January 2025   |   16:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Gunung Ibu yang berlokasi di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara kembali erupsi pada Rabu, (15/1/25). Erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 4.000 m di atas puncak. Akibat aktivitas vulkanik ini, status gunung ditingkatkan ke level IV atau awas.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat. Dari pemantauan aktivitas vulkanik, BNPB juga berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, dan Kementerian ESDM.

Baca juga: Fakta Gunung Lewotobi Laki-Laki yang Meletus di NTT, Punya Sejarah Erupsi yang Panjang

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, erupsi gunung Ibu bukanlah erupsi yang pertama, sebelumnya gunung dengan ketinggian 1.340 m di atas permukaan laut itu juga sempat mengalami erupsi, tapi kolom aktivitasnya masih belum setinggi kejadian termutakhir.

"Ini adalah rangkaian dari erupsi sebelumnya, maka melihat tren aktivitas vulkanik dari Gunung Ibu, Badan Geologi menaikan status dari Gunung Ibu dari level III ke level IV atau awas," katanya dalam konferensi pers pada Rabu, (15/1/25) sore via daring.
 
 

Berikut sejumlah fakta terkini tentang erupsi Gunung Ibu, yang Hypeabis.id rangkum dari sumber resmi setelah peningkatan status tersebut:


1. Tinggi Kolom & Awan Panas

Berdasarkan amatan visual dari laman PVMBG, per 16 Januari 2025, gunung api tersebut terlihat jelas hingga tertutup kabut. asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi sekitar 100-400 bergerak ke arah barat daya, barat dan barat laut.

Sebelumnya, pada 1-15 Januari 2025, tercatat Gunung Ibu mengalami 9 kali erupsi dengan tinggi kolom erupsi 3.000 – 4.000 meter di atas puncak. Awan panas atau berwarna kelabu terus membumbung ke angkasa dengan intensitas tebal, durasi 200 – 552 per detik.


2. Mitigasi & Evakuasi 

Pasca peningkatan status, beberapa personel BNPB dikabarkan telah berada di Kecamatan Ibu dan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk melakukan upaya mitigasi bencana. Sejumlah personel juga dikabarkan membagikan masker kepada warga dan mensosialisasikan potensi dampak serta bahaya erupsi. 

Sejauh ini, BPBD juga telah menyiapkan titik-titik evakuasi sementara. Warga setempat yang mengetahui lokasi tersebut secara mandiri juga telah menuju ke tempat yang aman. Mereka diimbau tidak berada dalam 6 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.


3. Jumlah & Jenis Gempa

Berdasarkan Pemantauan Kegempaan pada periode 1-15 Januari 2025, tercatat sebanyak 799 kali gempa Letusan, 70 kali gempa Guguran,  dan 1.799 gempa Hembusan. Lain dari itu tercatat juga 185 kali gempa Harmonik, 20 kali gempa Tornillo, 61 kali gempa Tektonik Lokal, dan 242 kali gempa Tektonik Jauh.

Terbaru, pada 16 Januari 2025, dari pukul 00.00-06.00 WIT, kegempaan yang tercatat di G. Ibu sebanyak 41 kali gempa Letusan/Erupsi, kemudian 5 gempa Hembusan, dan 42 kali gempa Vulkanik Dangkal. Ada juga 2 kali gempa Vulkanik Dalam dan 7 kali gempa Tektonik Jauh yang statusnya fluktuatif.


4. Jangan Terpancing Hoaks

Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharapkan tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ibu. Untuk informasi terpercaya, merek bisa menanyakan atau mengikuti arahan langsung dari BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kabupaten Halmahera Barat.

Lain dari itu, masyarakat juga dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store. Untuk memudahkan, masyarakat juga bisa terus memantau laman media sosial PVMBG.


5. Aktivitas Vulkanik sejak 1911

Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunung Ibu tercatat sejak 1911. Namun, sejak 1998 muncul sumbat lava yang kemudian tumbuh menjadi kubah lava. Seiring dengan pertumbuhan kubah lava inilah kemudian terjadi erupsi erupsi dengan intensitas lemah hingga sedang. 

Syahdan, sejak 2020-2023 frekuensi erupsi gunung ini semakin berkurang jumlahnya. Walakin kolom letusan cenderung bertambah tinggi, karena adanya aktivitas gempa vulkanik. Saat ini kubah lava di Gunung Ibu telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.

Baca juga: Viral Pendaki di Puncak Gunung Dukono yang Erupsi, Begini Respons Pemerintah

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Serial Severance Musim Kedua Kritik Budaya Toxic dan Soroti Konsep Work Life Balance

BERIKUTNYA

Pengguna Lama Red Note Sambut Hangat 'Pengungsi' TikTok Amerika

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: