Pengguna Lama Red Note Sambut Hangat 'Pengungsi' TikTok Amerika
16 January 2025 |
18:30 WIB
Warga Amerika, terkhusus anak muda berbondong-bondong mengunduh aplikasi Red Note jelang pemblokiran TikTok secara permanen di wilayah Amerika. Sebelumnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat berencana melarang penggunaan aplikasi TikTok.
Aplikasi itu dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional. Pemerintah khawatir data pengguna TikTok di AS dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok melalui aplikasi. Mereka akan mengeluarkan undang-undang yang melarang distribusi TikTok di platform seperti Google Play Store dan Apple App Store pada 19 Januari 2025.
Baca juga: Mengenal RedNote, Aplikasi Mirip TikTok yang Mulai Jadi Tren di Amerika Serikat
Cemas dengan kabar tersebut, pengguna TikTok di Amerika kompak bermigrasi ke aplikasi serupa bernama Red Note.
Saking ramainya pengguna baru, dilansir dari CNBC, Red Note kini dilaporkan sebagai aplikasi paling banyak diunduh nomor satu di kategori Social Networking App Store di kawasan Amerika Serikat.
Lantas, apa itu Red Note? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Red Note atau Xiaohongshu adalah aplikasi media sosial dan e-commerce yang berbasis di Shanghai, China.
Jauh sebelum populer di Amerika, Red Note sudah terkenal di negara asalnya sejak 2013 dan menghasilkan banyak influencer.
Menurut laporan South China Morning Post, RedNote bahkan memiliki 300 juta pengguna aktif per Juli 2024. Seorang pengguna TikTok bernama @leleleonita menyebut popularitas Xiaohongshu di China setara dengan popularitas Instagram di Indonesia.
Red Note bukanlah aplikasi kecil. Sama seperti TikTok dan Douyin yang didukung oleh ByteDance, Red Note juga mendapatkan dukungan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Alibaba Group Holding Ltd, Tencent Holdings Ltd dan Temasek Holdings Pte.
Sangat mirip dengan TikTok, Red Note turut menawarkan fitur multimedia. Di sana, Genhype bisa berbagi teks, foto, dan video pendek. Selain itu, mereka juga menyediakan fitur follow, like, comment, share, explore, dan nearby. Nearby adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten pengguna lain di sekitarnya.
Jika TikTok memiliki laman ”FYP”, maka di Red Note, Genhype akan menemukan laman bernama “Trending” yang berguna untuk menampilkan konten-konten video pendek yang tengah tren dari para pengguna. Sama seperti TikTok, Red Note juga menyediakan marketplace yang memungkinkan Genhype untuk berbelanja secara langsung di aplikasi ini.
Hanya, meski sudah dimasuki oleh pengguna mancanegara, sampai saat ini, fitur-fitur menu di Red Note masih menggunakan aksara China.
Seiring dengan ramainya pendatang Amerika di aplikasi Red Note, para pengguna lawas asal China memberikan sambutan hangat seperti yang diunggah oleh akun TikTok @PhoenixTv.
Interaksi akrab juga ditunjukan dengan lelucon yang dilontarkan kepada satu sama lain. Banyak kreator TikTok dari Amerika mengaku bahwa humor mereka dengan pengguna Red Note sangat sesuai dan senada.
Tak hanya warga Amerika, beberapa pengguna Indonesia juga sudah mulai menggunakan aplikasi Red Note dan mengunggah konten di sana.
Baca juga: Viral No Spend January di TikTok, Dorong Perempuan Lebih Bijak Finansial
Editor: Dika Irawan
Aplikasi itu dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional. Pemerintah khawatir data pengguna TikTok di AS dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok melalui aplikasi. Mereka akan mengeluarkan undang-undang yang melarang distribusi TikTok di platform seperti Google Play Store dan Apple App Store pada 19 Januari 2025.
Baca juga: Mengenal RedNote, Aplikasi Mirip TikTok yang Mulai Jadi Tren di Amerika Serikat
Cemas dengan kabar tersebut, pengguna TikTok di Amerika kompak bermigrasi ke aplikasi serupa bernama Red Note.
Saking ramainya pengguna baru, dilansir dari CNBC, Red Note kini dilaporkan sebagai aplikasi paling banyak diunduh nomor satu di kategori Social Networking App Store di kawasan Amerika Serikat.
Lantas, apa itu Red Note? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu Red Note, aplikasi pengganti TikTok?
Red Note atau Xiaohongshu adalah aplikasi media sosial dan e-commerce yang berbasis di Shanghai, China.Jauh sebelum populer di Amerika, Red Note sudah terkenal di negara asalnya sejak 2013 dan menghasilkan banyak influencer.
Menurut laporan South China Morning Post, RedNote bahkan memiliki 300 juta pengguna aktif per Juli 2024. Seorang pengguna TikTok bernama @leleleonita menyebut popularitas Xiaohongshu di China setara dengan popularitas Instagram di Indonesia.
Red Note bukanlah aplikasi kecil. Sama seperti TikTok dan Douyin yang didukung oleh ByteDance, Red Note juga mendapatkan dukungan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Alibaba Group Holding Ltd, Tencent Holdings Ltd dan Temasek Holdings Pte.
Sangat mirip dengan TikTok, Red Note turut menawarkan fitur multimedia. Di sana, Genhype bisa berbagi teks, foto, dan video pendek. Selain itu, mereka juga menyediakan fitur follow, like, comment, share, explore, dan nearby. Nearby adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten pengguna lain di sekitarnya.
Jika TikTok memiliki laman ”FYP”, maka di Red Note, Genhype akan menemukan laman bernama “Trending” yang berguna untuk menampilkan konten-konten video pendek yang tengah tren dari para pengguna. Sama seperti TikTok, Red Note juga menyediakan marketplace yang memungkinkan Genhype untuk berbelanja secara langsung di aplikasi ini.
Hanya, meski sudah dimasuki oleh pengguna mancanegara, sampai saat ini, fitur-fitur menu di Red Note masih menggunakan aksara China.
Seiring dengan ramainya pendatang Amerika di aplikasi Red Note, para pengguna lawas asal China memberikan sambutan hangat seperti yang diunggah oleh akun TikTok @PhoenixTv.
Interaksi akrab juga ditunjukan dengan lelucon yang dilontarkan kepada satu sama lain. Banyak kreator TikTok dari Amerika mengaku bahwa humor mereka dengan pengguna Red Note sangat sesuai dan senada.
Tak hanya warga Amerika, beberapa pengguna Indonesia juga sudah mulai menggunakan aplikasi Red Note dan mengunggah konten di sana.
Baca juga: Viral No Spend January di TikTok, Dorong Perempuan Lebih Bijak Finansial
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.