Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberi sinyal soal kemungkinan Ujian Nasional yang akan diberlakukan kembali pada tahun ajaran 2025/2026. (Sumber gambar: Ed Us/Unsplash)

Kemendikdasmen Siapkan Sistem 'Ujian Nasional' Baru Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

06 January 2025   |   21:32 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberi sinyal soal kemungkinan Ujian Nasional yang akan diberlakukan kembali pada tahun ajaran 2025/2026. Kepastian terkait hasil pengkajian UN yang akan ditetapkan sebagai sistem evaluasi capaian hasil belajar atau tidak, bakal diumumkan pada April 2025 mendatang.
 
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa Ujian Nasional tidak akan berlangsung pada 2025. Untuk mengukur capaian belajar siswa tahun ajaran 2024/2025, Asesmen Nasional akan tetap diberlakukan.
 
"Kami sudah sampaikan bahwa tahun 2025 ini tidak ada ujian nasional. Karena itu dalam pandangan kami yang ada adalah Asesmen Nasional," katanya dalam acara Taklimat Media di Gedung A Kemendikdasmen, baru-baru ini.
Meski demikian, Mu'ti menyampaikan bahwa kemungkinan bakal dilakukan evaluasi terkait sistem capaian belajar siswa untuk tahun ajaran 2025/2026. Dia menerangkan bahwa Kemendikdasmen telah selesai melakukan kajian terkait hal tersebut.
 
"Tetapi kemungkinan adanya evaluasi pada tahun ajaran 2025-2026 akan kami sampaikan sebelum tahun ajaran itu dimulai. Jadi sebelum memulai tahun ajaran, sudah kami umumkan. Nanti bentuknya seperti apa, ya tunggu saja ada pengumuman resmi. Tapi kajian kami menyangkut ini juga sudah selesai," ucapnya.
 
Terkait nama sistem evaluasi belajar siswa yang akan digunakan nanti, Mu'ti menyebutkan akan memberi pengumuman resminya seusai Hari Raya Idulfitri atau April 2025 mendatang.
 
"Untuk tahun ajaran 2025/2026 bentuknya seperti apa, namanya apa, tunggu sampai kita umumkan. Tapi tetap akan ada evaluasi, karena evaluasi itu adalah amanat undang-undang. Saya kira sabar beberapa bulan, tunggu sampai setelah Idul Fitri," tambahnya.


Sistem Evaluasi Belajar Baru

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menuturkan Ujian Nasional atau UN hanyalah salah satu nama dari sistem evaluasi hasil belajar siswa. Sepanjang sejarah Indonesia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan sudah memberikan berbagai nama dan bentuk UN.
 
Dari ujian penghabisan yang menjadi penentu kelulusan, ujian sekolah, Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA), Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS), hingga kini Asesmen Nasional (AN). "Memang itu menjadi bagian dari sejarah kita," katanya.
 
Dahulu UN adalah menjadi penentuan kelulusan siswa, tetapi kemudian pemerintah kembali mengevaluasi penerapannya. Hingga akhirnya ditetapkan bila UN bukanlah penentuan kelulusan, tapi kelulusan dilakukan dengan ujian sekolah berstandar nasional.
 
"Kelulusan itu tidak ditentukan dari ujian nasional tapi ditentukan dari ujian sekolah. Karena menurut undang-undang yang punya kewenangan kelulusan itu satuan pendidikan yang terakreditasi," ujarnya.
 
Namun, UN kembali dievaluasi hingga akhirnya tak dipergunakan pada 2021. Sistem ini beralih nama menjadi Assessment Nasional (AN) berbasis komputer. Meski demikian, AN bersifat sampling dan tidak menjadi penentu kelulusan.

Baca juga: Potret Desain Sekolah di Sydney yang Raih World Building of the Year 2024
 
Berdasarkan catatannya, Mu'ti menemukan bahwa banyak pihak yang menilai AN tidak memadai sebagai sistem capaian belejar siswa. Salah satu pendapat terkait hal tersebut datang dari tim seleksi nasional masuk perguruan tinggi, yang memerlukan hasil belajar siswa yang sifatnya individual.
 
"Mereka memerlukan hasil belajar yang sifatnya individual. Sementara AN kan sifatnya sampling," terang Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
 
Dari sejarah yang ada, Kemendikdasmen mencoba mengkaji untuk menciptakan sistem evaluasi belajar yang tepat. Meski belum bisa menyebutkan namanya, Mu'ti menyampaikan sistem evaluasi yang baru akan berbeda dengan sebelumnya.
 
"Karena itu maka kami sudah mengkaji semua pengalaman sejarah itu, termasuk kekhawatiran masyarakat. Nanti pada akhirnya kami memiliki sistem evaluasi baru yang dia akan berbeda dengan sebelumnya. Nah tapi sistem evaluasi baru yang berbeda itu seperti apa ya tunggu sampai kami umumkan," jelas Mu'ti.
 
Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Patrick Kluivert Jadi Calon Kuat Pelatih Baru Timnas Indonesia

BERIKUTNYA

BOYNEXTDOOR Siap Menggebrak Jakarta April 2025, Cek Harga Tiketnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: