Potret Desain Sekolah di Sydney yang Raih World Building of the Year 2024
19 November 2024 |
14:23 WIB
World Architecture Festival (WAF) 2024 telah mengumumkan daftar pemenang untuk bangunan arsitektur terbaik dunia. Bangunan sekolah dasar di Sydney, Australia, The Darlington Public School, didapuk sebagai World Building of the Year atau Gedung Terbaik Dunia Tahun Ini di ajang WAF 2024.
WAF merupakan salah satu acara penghargaan tahunan paling bergengsi dalam industri arsitektur dan pembangunan dunia. Tahun ini, WAF berlangsung pada 6-8 November 2024 di Marina Bay Sands, Singapura. WAF pun telah mengumumkan daftar pemenang dari 42 kategori yang dikompetisikan pada tahun ini.
Salah satu kategori penghargaan utamanya yakni World Building of the Year yang dimenangkan oleh The Darlington Public School yang dibangun oleh biro arsitektur Australia, fjcstudio. Bangunan ini menonjol lantaran menampilkan hubungan yang kuat antara bangunan dengan budaya masyarakat Aborigin.
Baca juga: 5 Desain Arsitektur Dunia yang Menjadi Ikon Hingga saat Ini
Paul Finch selaku Direktur Program WAF mengatakan sejumlah karya finalis dalam kategori World Building of the Year di ajang WAF tahun ini menampilkan kualitas yang sangat tinggi. Para juri akhirnya memilih The Darlington Public School lantaran arsitek dari proyek tersebut dinilai berhasil mengeksplorasi dan memperluas proyek formal dari klien yakni sekolah dasar.
Alih-alih menciptakan bangunan formal, arsitek dari The Darlington Public School justru menghadirkan pandangan dan pengalaman masyarakat setempat dan berbagai pengguna dalam karyanya. Bangunan tersebut menarik perhatian juri lantaran merupakan hasil pembacaan sejarah tempat, budaya, dan waktu.
"Hasil proyek ini puitis, sebuah bangunan yang topografi dan lanskapnya, baik di dalam maupun di luar, bentuk dan materialnya, mengalir mulus dengan cara yang tak terduga menyenangkan. Ini juga merupakan usulan inspiratif tentang pengakuan dan rekonsiliasi perbedaan historis, petunjuk menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih baik bagi semua," katanya dikutip dari Arch Daily.
The Darlington Public School merupakan bangunan sekolah dasar hasil renovasi bangunan sekolah tua tahun 1970-an. Mengutip situs resmi WAF, sekolah ini memiliki hubungan kuat dengan komunitas Aborigin setempat, dan proses desainnya memprioritaskan pendekatan kolaboratif dan berfokus pada efektivitas biaya.
Bangunan sekolah ini hadir dengan merangkul budaya pribumi salah satunya menghadirkan koleksi karya seni Aborigin yang telah dilestarikan dan dipajang di sekitar sekolah, plus kebun komunitas dengan tanaman pribumi untuk mengajarkan siswa tentang cara memasak dan budaya masyarakat setempat.
Termasuk, menghadirkan aula komunitas, perpustakaan, dan gereja yang dapat diakses publik, sehingga menciptakan hubungan yang organik antara sekolah dengan komunitas.
Bangunan sekolah yang baru dibuka pada awal musim gugur 2024 tersebut terdiri dari ruang-ruang kelas yang tersebar di dua lantai atas, termasuk ruang-ruang dengan beragam fungsi, mulai dari ruang presentasi, ruang guru, hingga teras belajar luar ruangan yang saling terhubung satu sama lain.
Meski demikian, bangunan ini tetap menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Hal ini lantaran proses pembangunannya melibatkan konsultan pendidikan, New Learning Environments (NLE), dan komunitas sekolah sehingga menghasilkan bangunan fungsional yang menyediakan lingkungan belajar inklusif.
Desainnya menawarkan sekilas halaman dalam dari pintu masuk utama, dan fasad logam melengkung melindungi area belajar dan bermain di luar ruangan, menghasilkan siluet cahaya berbintik yang menyenangkan.
Bangunan ini juga menggunakan elemen pasif untuk memanfaatkan energi alami, termasuk atap bergerigi yang miring ke arah matahari, kaca tingkat tinggi untuk tempat masuknya cahaya matahari secara tidak langsung, dan layar lengkung pelindung sekaligus penyaring cahaya matahari.
Proses pembangunan sekolah ini juga menekankan efektivitas biaya. Hal ini dilakukan dengan membagi konstruksi menjadi dua tahap, di mana kegiatan sekolah pada bangunan lama tetap beroperasi sehingga menghilangkan biaya relokasi. Selain itu, pemilihan material difokuskan pada efektivitas biaya, daya tahan, dan meminimalkan biaya operasional.
The Darlington Public School juga merangkul kekayaan karya seni Aborigin yang tak hanya dipajang, tetapi juga dilestarikan di sekolah. Selain itu, sekolah juga menghadirkan mural yang dilukis di dinding, sekaligus memberikan ruang interpretasi baru bagi cerita-cerita yang ditulis atau dilukiskan oleh para siswa.
"Ini adalah proyek sekolah kecil, jadi menang melawan semua proyek besar lainnya di WAF merupakan bukti bagi klien dan keterlibatan masyarakat yang membantu mendorong proses desain. Pemenang sebenarnya adalah anak-anak yang akan menghabiskan waktu di gedung ini, tempat pengayaan untuk tahun-tahun mendatang," kata Alessandro Rossi, Associate di fjcstudio.
Baca juga: Hypereport: Romantisasi Masa Lalu pada Desain Interior & Arsitektur
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
WAF merupakan salah satu acara penghargaan tahunan paling bergengsi dalam industri arsitektur dan pembangunan dunia. Tahun ini, WAF berlangsung pada 6-8 November 2024 di Marina Bay Sands, Singapura. WAF pun telah mengumumkan daftar pemenang dari 42 kategori yang dikompetisikan pada tahun ini.
Salah satu kategori penghargaan utamanya yakni World Building of the Year yang dimenangkan oleh The Darlington Public School yang dibangun oleh biro arsitektur Australia, fjcstudio. Bangunan ini menonjol lantaran menampilkan hubungan yang kuat antara bangunan dengan budaya masyarakat Aborigin.
Baca juga: 5 Desain Arsitektur Dunia yang Menjadi Ikon Hingga saat Ini
Paul Finch selaku Direktur Program WAF mengatakan sejumlah karya finalis dalam kategori World Building of the Year di ajang WAF tahun ini menampilkan kualitas yang sangat tinggi. Para juri akhirnya memilih The Darlington Public School lantaran arsitek dari proyek tersebut dinilai berhasil mengeksplorasi dan memperluas proyek formal dari klien yakni sekolah dasar.
Alih-alih menciptakan bangunan formal, arsitek dari The Darlington Public School justru menghadirkan pandangan dan pengalaman masyarakat setempat dan berbagai pengguna dalam karyanya. Bangunan tersebut menarik perhatian juri lantaran merupakan hasil pembacaan sejarah tempat, budaya, dan waktu.
"Hasil proyek ini puitis, sebuah bangunan yang topografi dan lanskapnya, baik di dalam maupun di luar, bentuk dan materialnya, mengalir mulus dengan cara yang tak terduga menyenangkan. Ini juga merupakan usulan inspiratif tentang pengakuan dan rekonsiliasi perbedaan historis, petunjuk menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih baik bagi semua," katanya dikutip dari Arch Daily.
The Darlington Public School merupakan bangunan sekolah dasar hasil renovasi bangunan sekolah tua tahun 1970-an. Mengutip situs resmi WAF, sekolah ini memiliki hubungan kuat dengan komunitas Aborigin setempat, dan proses desainnya memprioritaskan pendekatan kolaboratif dan berfokus pada efektivitas biaya.
Bangunan sekolah ini hadir dengan merangkul budaya pribumi salah satunya menghadirkan koleksi karya seni Aborigin yang telah dilestarikan dan dipajang di sekitar sekolah, plus kebun komunitas dengan tanaman pribumi untuk mengajarkan siswa tentang cara memasak dan budaya masyarakat setempat.
Termasuk, menghadirkan aula komunitas, perpustakaan, dan gereja yang dapat diakses publik, sehingga menciptakan hubungan yang organik antara sekolah dengan komunitas.
Bangunan sekolah yang baru dibuka pada awal musim gugur 2024 tersebut terdiri dari ruang-ruang kelas yang tersebar di dua lantai atas, termasuk ruang-ruang dengan beragam fungsi, mulai dari ruang presentasi, ruang guru, hingga teras belajar luar ruangan yang saling terhubung satu sama lain.
Meski demikian, bangunan ini tetap menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Hal ini lantaran proses pembangunannya melibatkan konsultan pendidikan, New Learning Environments (NLE), dan komunitas sekolah sehingga menghasilkan bangunan fungsional yang menyediakan lingkungan belajar inklusif.
Desainnya menawarkan sekilas halaman dalam dari pintu masuk utama, dan fasad logam melengkung melindungi area belajar dan bermain di luar ruangan, menghasilkan siluet cahaya berbintik yang menyenangkan.
Bangunan ini juga menggunakan elemen pasif untuk memanfaatkan energi alami, termasuk atap bergerigi yang miring ke arah matahari, kaca tingkat tinggi untuk tempat masuknya cahaya matahari secara tidak langsung, dan layar lengkung pelindung sekaligus penyaring cahaya matahari.
Proses pembangunan sekolah ini juga menekankan efektivitas biaya. Hal ini dilakukan dengan membagi konstruksi menjadi dua tahap, di mana kegiatan sekolah pada bangunan lama tetap beroperasi sehingga menghilangkan biaya relokasi. Selain itu, pemilihan material difokuskan pada efektivitas biaya, daya tahan, dan meminimalkan biaya operasional.
The Darlington Public School juga merangkul kekayaan karya seni Aborigin yang tak hanya dipajang, tetapi juga dilestarikan di sekolah. Selain itu, sekolah juga menghadirkan mural yang dilukis di dinding, sekaligus memberikan ruang interpretasi baru bagi cerita-cerita yang ditulis atau dilukiskan oleh para siswa.
"Ini adalah proyek sekolah kecil, jadi menang melawan semua proyek besar lainnya di WAF merupakan bukti bagi klien dan keterlibatan masyarakat yang membantu mendorong proses desain. Pemenang sebenarnya adalah anak-anak yang akan menghabiskan waktu di gedung ini, tempat pengayaan untuk tahun-tahun mendatang," kata Alessandro Rossi, Associate di fjcstudio.
Baca juga: Hypereport: Romantisasi Masa Lalu pada Desain Interior & Arsitektur
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.