Bidang coding dan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar mulai tahun ajaran 2025-2026. (Sumber gambar: Ed Us/Unsplash)

Coding & AI Masuk Kurikulum Pendidikan Dasar Mulai 2025, Begini Implementasinya

31 December 2024   |   19:12 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Bidang koding (coding) dan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar mulai tahun ajaran 2025-2026. Program ini dibuat guna memberikan keterampilan penguasaan teknologi digital yang berkembang pesat, sehingga dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital. 

"Coding dan artificial intelligence sudah selesai pembahasannya. Dan itu nanti insya Allah mulai kami terapkan pada tahun ajaran 2025-2026. Tepatnya mulai pertengahan tahun depan [2025]",kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, dalam acara Taklimat Media Akhir Tahun di Gedung A Kemendikdasmen, Selasa (31/12/2024).

Mu'ti menjelaskan bidang coding dan AI nantinya akan dibuat sebagai mata pelajaran pilihan dalam kurikulum, bukan menjadi mata pelajaran wajib. Dengan demikian, hanya sekolah-sekolah yang siap yang bisa melaksanakan program tersebut.

Baca juga: Daftar 25 Program Prioritas Kemendikdasmen 2025

Dia juga menerangkan bahwa pemerintah kini sedang menggodok terkait fasilitas perangkat lunak (software) dari program tersebut. Termasuk, membahas terkait pelatihan guru agar memiliki kemampuan di bidang koding dan AI. Adapun, terkait fasilitas perangkat kerasnya (hardware), disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah atau satuan pendidikan.

"Soal nanti bagaimana pelatihannya itu nanti akan kita tetapkan lebih lanjut, sesuai dengan ketersediaan anggaran yang kami miliki. Dalam pelaksanaan mata pelajaran coding dan AI itu sekali lagi kami lebih fokus pada penyediaan sumber daya manusianya, termasuk pelatihan gurunya, sedangkan untuk peralatannya mungkin bisa disiapkan sendiri oleh masing-masing satuan pendidikan," imbuhnya. 

Mu'ti menjelaskan memasukkan bidang coding dan AI ke dalam kurikulum pendidikan dasar merupakan bagian dari program digitalisasi pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Selain itu, kedua bidang itu dinilai sebagai keterampilan yang berkaitan dengan tuntutan dalam banyak hal menyangkut perkembangan dunia digital pada masa sekarang dan mendatang. 

Tak hanya itu, coding dan AI juga dianggap dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya, mulai dari kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Termasuk, bisa memberikan siswa bekal keterampilan yang bisa dikembangkan di luar dunia akademik ataupun di dunia kerja pada masa mendatang.

Dia juga menuturkan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan internal kementerian, sudah banyak sekolah di Indonesia yang mengajarkan coding dan AI. Bahkan, kedua bidang itu sudah diajarkan sejak kelas 1 sekolah dasar (SD). 

Berdasarkan pengamatan Kemendikdasmen, sejumlah sekolah saat ini mengajarkan coding dengan beberapa sistem, seperti pengajaran coding dalam sistem online atau internet based coding, lalu ada juga sistem coding tanpa internet yakni unplugged. Termasuk, mengembangkannya dengan cara seperti permainan-permainan, sesuai dengan prinsip-prinsip dalam coding.

"Sementara di kami itu kami rencanakan mulai kelas 4 SD secepat-cepatnya atau kelas 5 SD, yang skemanya bisa menjadi bagian dari mata pelajaran keterampilan atau mata pelajaran teknologi informatika [TI]. Sekali lagi, ini merupakan mata pelajaran pilihan, bukan mata pelajaran wajib," terang Mu'ti.

Sementara itu, Wakil Mendikdasmen Atip Latipulhayat, menyampaikan pentingnya pemahaman tentang coding dan AI sebagai bagian dari literasi digital. Dalam penyampaiannya, Atip memberikan refleksi terkait pengajaran teknologi di Indonesia dan membandingkan dengan negara-negara maju yang telah mengintegrasikan pendidikan teknologi seperti coding dan AI sejak lama.

Menurutnya, coding dan AI bukanlah hal yang menakutkan, melainkan dapat membuka peluang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. Dia pun berharap, dengan pengenalan teknologi sejak dini, anak-anak akan siap untuk memasuki dunia digital yang semakin kompleks. 

"Seperti halnya pendidikan mengenai teknologi ruang angkasa yang diperkenalkan di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an, kami ingin memastikan bahwa generasi muda Indonesia tidak tertinggal dalam hal penguasaan teknologi,” ujarnya.  

Baca juga: Hypereport: Minat & Tujuan Gen Z Mencapai Pendidikan Tinggi Pada 2025

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Transjakarta Modifikasi Sejumlah Rute Layanan pada Malam Tahun Baru, Cek Infonya

BERIKUTNYA

Ide Kreatif Merayakan Tahun Baru 2025 di Rumah Bersama Keluarga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: