Seniman Tiongkok Kenang Mendiang Neneknya Buat Video Game Animasi “Grandma”
26 December 2024 |
19:00 WIB
Zhou Yichen, seorang seniman pria muda asal Tiongkok berhasil menciptakan sebuah video game animasi unik berjudul Grandma untuk mengenang mendiang neneknya. Proyeknya ini menampilkan perpaduan antara seni dan teknologi dalam mode penceritaan kontemporer.
Dilansir dari The Strait Times inspirasi Zhou dalam membuat karya video game animasi untuk platform retro Nintendo Game Boy. Disebutkan bahwa ini berasal dari rasa kehilangannya yang mendalam setelah kepergian neneknya. Dia mengenang bagaimana neneknya memainkan peran penting dalam proses pengasuhannya.
Baca juga: Profil Yos Suprapto, Seniman yang Pamerannya 'Digantung' Galeri Nasional Indonesia
Mendiang nenek Zhou disebut memberikan banyak contoh kebijaksanaan dan cinta yang membentuk karakternya sampai dia dewasa. Untuk mengenang kehidupan neneknya dan pelajaran yang diajarkan kepadanya, Zhou berusaha menciptakan sesuatu yang akan menghubungkan kenangannya maupun pengalaman orang lain yang kehilangan orang yang dicintai.
Pengembangan gim animasi Granma dalam prosesnya mengahadapi beberapa tantangan. Zhou dalam artikel yang sama disebut harus mempelajari proses untuk membuat desain game dan animasi dari nol. Dia berusaha mengakses semua materi yang dibutuhkan untuk proses pembuatan proyek ini melalui berbagai sumber daya online, tutorial, dan komunitas untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan.
Proses pembelajaran mandiri ini didorong oleh keinginannya untuk memastikan bahwa game ini secara akurat mewakili semangat neneknya semasa dia masih hidup. Gim ini menampilkan animasi yang dibuat dengan indah yang menggambarkan adegan-adegan dari masa kecil Zhou, termasuk saat-saat yang dihabiskan bersama neneknya di rumah tua yang mereka tempat.
Zhou sengaja mendesain agar para pemain dapat terhubung melalui lingkungan nostalgia ini, terlibat dalam aktivitas sederhana tetapi bermakna yang mencerminkan kehangatan hubungan mereka. Gameplay-nya permainan akan menekankan eksplorasi dan interaksi yang memungkinkan pemain untuk mengenang pengalaman mereka sendiri dengan orang yang dicintai, sama seperti Zhou.
Game berbahasa Inggris berdurasi lima menit ini akan memicu adegan dan dialog dengan karakter di dalamnya (yakni Nenek Zhou). Di dalam permainan, pemain dapat makan dan mengobrol dengannya, mengajaknya berjalan-jalan dengan kursi roda, membantunya mandi, menidurkannya, dan melakukan tugas-tugas terkait lainnya yang akan membangkitkan memori pemain yang mungkin pernah melakukan hal yang sama dengan orang terkasihnya.
Melalui media interaktif ini, Zhou mengajak para pemain untuk merenungkan hubungan mereka dengan anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Permainan ini mendorong para pemain untuk lebih menghargai kenangan mereka sekaligus merayakan rasa sakit mereka karena kehilangan yang umumnya selalu identik dengan kesedihan dan kertepurukan.
Karya Zhou telah menarik perhatian tidak hanya karena nilai artistiknya tetapi juga kedalaman emosionalnya. Sejak dirilis tepat di hari natal 25 Desember 2024, Grandma telah menerima umpan balik positif dari para pemain yang mengapresiasi narasi yang dibangun oleh Zhou.
Banyak yang menyatakan bahwa game ini sesuai dengan pengalaman mereka sendiri dan pada akhirnya memicu percakapan tentang dinamika keluarga dan pentingnya menjaga kenangan dengan orang-orang tekasih. Zhou berharap bahwa dengan berbagi kisahnya melalui permainan ini, dia dapat menginspirasi orang lain untuk merefleksikan hubungan mereka dengan anggota keluarga terkasinya yang sudah lebih dulu berpulang.
“Dalam enam bulan terakhir, kami telah merajut banyak kenangan bersama. Untuk memperingati saat ini, saya membuat game ini untuk mengingat nenek saya dan menghargai saat-saat terakhir yang kami habiskan bersama,” tulis Zhou melalui akun Instagram pribadinya @ zhouyichen2110.
Baca juga: Hypereport Resolusi 2025: Cerita Seniman Mengeksplorasi Diri di Tahun Baru
Editor: Dika Irawan
Dilansir dari The Strait Times inspirasi Zhou dalam membuat karya video game animasi untuk platform retro Nintendo Game Boy. Disebutkan bahwa ini berasal dari rasa kehilangannya yang mendalam setelah kepergian neneknya. Dia mengenang bagaimana neneknya memainkan peran penting dalam proses pengasuhannya.
Baca juga: Profil Yos Suprapto, Seniman yang Pamerannya 'Digantung' Galeri Nasional Indonesia
Mendiang nenek Zhou disebut memberikan banyak contoh kebijaksanaan dan cinta yang membentuk karakternya sampai dia dewasa. Untuk mengenang kehidupan neneknya dan pelajaran yang diajarkan kepadanya, Zhou berusaha menciptakan sesuatu yang akan menghubungkan kenangannya maupun pengalaman orang lain yang kehilangan orang yang dicintai.
Pengembangan gim animasi Granma dalam prosesnya mengahadapi beberapa tantangan. Zhou dalam artikel yang sama disebut harus mempelajari proses untuk membuat desain game dan animasi dari nol. Dia berusaha mengakses semua materi yang dibutuhkan untuk proses pembuatan proyek ini melalui berbagai sumber daya online, tutorial, dan komunitas untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan.
Proses pembelajaran mandiri ini didorong oleh keinginannya untuk memastikan bahwa game ini secara akurat mewakili semangat neneknya semasa dia masih hidup. Gim ini menampilkan animasi yang dibuat dengan indah yang menggambarkan adegan-adegan dari masa kecil Zhou, termasuk saat-saat yang dihabiskan bersama neneknya di rumah tua yang mereka tempat.
Zhou sengaja mendesain agar para pemain dapat terhubung melalui lingkungan nostalgia ini, terlibat dalam aktivitas sederhana tetapi bermakna yang mencerminkan kehangatan hubungan mereka. Gameplay-nya permainan akan menekankan eksplorasi dan interaksi yang memungkinkan pemain untuk mengenang pengalaman mereka sendiri dengan orang yang dicintai, sama seperti Zhou.
Game berbahasa Inggris berdurasi lima menit ini akan memicu adegan dan dialog dengan karakter di dalamnya (yakni Nenek Zhou). Di dalam permainan, pemain dapat makan dan mengobrol dengannya, mengajaknya berjalan-jalan dengan kursi roda, membantunya mandi, menidurkannya, dan melakukan tugas-tugas terkait lainnya yang akan membangkitkan memori pemain yang mungkin pernah melakukan hal yang sama dengan orang terkasihnya.
Melalui media interaktif ini, Zhou mengajak para pemain untuk merenungkan hubungan mereka dengan anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Permainan ini mendorong para pemain untuk lebih menghargai kenangan mereka sekaligus merayakan rasa sakit mereka karena kehilangan yang umumnya selalu identik dengan kesedihan dan kertepurukan.
Karya Zhou telah menarik perhatian tidak hanya karena nilai artistiknya tetapi juga kedalaman emosionalnya. Sejak dirilis tepat di hari natal 25 Desember 2024, Grandma telah menerima umpan balik positif dari para pemain yang mengapresiasi narasi yang dibangun oleh Zhou.
Banyak yang menyatakan bahwa game ini sesuai dengan pengalaman mereka sendiri dan pada akhirnya memicu percakapan tentang dinamika keluarga dan pentingnya menjaga kenangan dengan orang-orang tekasih. Zhou berharap bahwa dengan berbagi kisahnya melalui permainan ini, dia dapat menginspirasi orang lain untuk merefleksikan hubungan mereka dengan anggota keluarga terkasinya yang sudah lebih dulu berpulang.
“Dalam enam bulan terakhir, kami telah merajut banyak kenangan bersama. Untuk memperingati saat ini, saya membuat game ini untuk mengingat nenek saya dan menghargai saat-saat terakhir yang kami habiskan bersama,” tulis Zhou melalui akun Instagram pribadinya @ zhouyichen2110.
Baca juga: Hypereport Resolusi 2025: Cerita Seniman Mengeksplorasi Diri di Tahun Baru
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.