Scarcity Mindset (Sumber Foto: Freepik)

Mengenal Scarcity Mindset: Tanda-tanda, Penyebab dan Cara Mengatasinya

26 December 2024   |   11:59 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Terkadang kita bertanya-tanya, kenapa seseorang selalu fokus pada kekurangan dalam dirinya. Rupanya kondisi ini ada istilah psikologisnya yang dikenal dengan scarcity mindset. Dengan mengenali apa itu scarcity mindset dan bagaimana pola pikir ini bekerja, diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi seseorang untuk membebaskan diri dan mulai melihat dunia dengan cara yang lebih positif.

Mengutip Web MD, scarcity mindset adalah pola pikir yang membuat sesorang lebih fokus pada kekurangan dan keterbatasan mereka, entah itu waktu, uang, peluang, atau dukungan emosional sehingga dia tidak pernah merasa cukup. Hal ini dapat mengakibatkan stres, pengambilan keputusan yang buruk, dan penurunan kesejahteraan mental.

Baca juga:  Kebanyakan Scrolling Medsos Berisiko Brain Rot yang Bikin Otak Tumpul

Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang mengalami scarcity mindset sering kali menunjukkan tanda-tanda seperti merasa cemas dan terobsesi dengan apa yang kurang dalam hidup mereka. Terlalu fokus pada masalah jangka pendek dan sulit membuat keputusan yang menguntungkan di masa depan. Sering kali, mereka merasa iri terhadap kesuksesan orang lain dan sulit merayakan pencapaian sendiri.

Scarcity mindset juga dapat terlihat dalam cara seseorang menahan diri untuk mengambil risiko, karena mereka takut kehilangan apa yang sudah dimiliki. Selain itu, individu dengan pola pikir ini kerap merasa terjebak dalam perbandingan sosial, yang semakin memperkuat perasaan tidak pernah cukup.

Pola pikir ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk trauma masa lalu dan pengalaman masa kecil yang penuh keterbatasan hingga tekanan sosial dan ekonomi. Individu yang tumbuh dalam lingkungan di mana sumber daya selalu terbatas cenderung mengembangkan pola pikir ini sebagai mekanisme bertahan hidup. Selain itu, rasa takut akan kegagalan, trauma finansial, atau ketidakpastian masa depan dapat memperkuat perasaan kekurangan.

Media sosial dan budaya kompetitif juga berkontribusi, menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu memiliki lebih banyak, sehingga memperkuat perasaan tidak cukup. Semua faktor ini mendorong individu untuk terus merasa kekurangan, meskipun sebenarnya mereka memiliki lebih dari yang disadari.

Untuk mengatasi scarcity mindset, seseorang disarankan untuk menerima situasinya saat ini, fokus pada apa yang dimiliki, mengelilingi diri dengan orang-orang positif, dan mempraktikkan rasa syukur. Langkah-langkah ini dapat membantu seseorang beralih dari pola pikir kelangkaan ke pola pikir kelimpahan atau abundance mindset yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan dan membuka lebih banyak peluang dalam hidup.

Kebalikan dari scarcity mindset, abundance mindset atau pola pikir kelimpahan adalah seseorang yang memiliki keyakinan bahwa sumber daya, peluang, dan keberhasilan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk semua orang. Orang dengan pola pikir ini cenderung melihat kehidupan dari sudut pandang positif dan optimis, fokus pada kemungkinan dan potensi pertumbuhan daripada keterbatasan dalam dirinya.

Mereka percaya bahwa kesuksesan orang lain tidak mengurangi peluang mereka sendiri, sehingga oranv-orang ini lebih mudah untuk berbagi, berkolaborasi, dan merayakan pencapaian orang lain. Dengan abundance mindset, individu lebih terbuka terhadap ide-ide baru, lebih kreatif dalam menghadapi tantangan, dan mampu membuat keputusan yang lebih berorientasi pada jangka panjang.

Menerapkan abundance mindset memerlukan perubahan cara berpikir dan kebiasaan sehari-hari. Salah satu langkah awal adalah dengan fokus pada rasa syukur, yaitu menyadari dan menghargai apa yang sudah dimiliki, daripada terus-menerus memikirkan apa yang kurang. Mengubah cara pandang terhadap kegagalan juga penting. Kita harus melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar karena gagal bukan akhir dari segalanya.

Selain itu, cobalah untuk menghindari perbandingan sosial yang tidak sehat dan alihkan fokus pada pertumbuhan diri sendiri. Berlatih berbagi dan membantu orang lain tanpa takut kekurangan juga memperkuat pola pikir ini. Lingkungan yang positif dan dukungan dari orang-orang yang memiliki pandangan serupa akan membantu membangun kebiasaan ini secara konsisten.

Dengan terus melatih rasa percaya bahwa peluang selalu ada dan kesuksesan orang lain tidak mengurangi milik kita, abundance mindset akan tumbuh dan membawa dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca juga: Mengenal Metode Latihan 12-3-30 di Treadmill untuk Kebugaran dan Kardiovaskular

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Resep Opor Ayam Kuah Kuning untuk Hidangan Malam Tahun Baru

BERIKUTNYA

Tip Merawat Kendaraan Agar Tetap Prima Saat Ditinggal Liburan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: