Mau Bekerja & Tinggal di Luar Negeri? Intip Dulu 3 Kiat dari Gisela Cindy Ini
19 December 2024 |
09:00 WIB
Bekerja di luar negeri menarik minat generasi muda saat ini. Tingginya gaji, peluang sosial-ekonomi yang lebih baik, serta prestise tinggal di luar negeri menjadi beberapa alasan menjadi pekerja migran tampak menggiurkan.
Dari data Kementerial Luar Negeri, per September 2023 terdapat 2,27 juta warga Indonesia tinggal di luar negeri. Namun, menetap di negara baru ternyata memiliki tantangan yang signifikan, mulai dari mengurus proses visa hingga mengelola keuangan.
Baca juga: 3 Langkah yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Magang di Luar Negeri
Berbagi pengalaman, Gisela Cindy, mantan artis cilik yang sekarang tinggal di Kanada, membagikan tiga tips penting untuk WNI yang ingin merasakan pengalaman baru dengan bekerja dan tinggal di luar negeri.
Tinggal di Kanada, Mantan Aktris Cilik Gisela Cindy Bagikan Tip Lolos Kerja di Luar Negeri
Hal ini katanya penting untuk memastikan gaji yang ditawarkan dapat mencukupi biaya hidup. Gisela bercerita dulu dia memutuskan pindah ke Kanada terbilang spotan dan tidak sempat melakukan banyak riset tentang biaya hidup.
Untung saja, Gisela cukup beruntung karena memiliki teman Indonesia di Kanada dan ada agensi pendidikan internasional di Indonesia yang membantunya mencarikan tempat tinggal dan mengurus proses administrasinya. Namun, dia mengingatkan perjalanan setiap orang memiliki tantangannya masing-masing.
“Jadi, sebaiknya lakukan riset menyeluruh tentang biaya hidup di sini untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang berapa banyak dana awal yang akan dibutuhkan,” tuturnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (18/12/2024).
Kondisi ini juga membantu Gisela mendapatkan pekerjaan penuh waktu dan akhirnya memenuhi syarat untuk mendapatkan permanent residency. Nah, salah satu proses mendapatkan permanent residency di Kanada didasarkan pada sistem poin yang disebut Comprehensive Ranking System (CRS).
Gisela menyebut faktor seperti pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan bahasa, dan jabatan pekerjaan berkontribusi pada jumlah poin yang dikumpulkan. “Semakin tinggi title pekerjaan dan banyaknya pengalaman, nilai poinnya semakin tinggi. Satu tahun setelah aku kerja full-time sudah berhasil dapat permanent residence,” terangnya.
Selain melanjutkan pendidikan tinggi, calon migran asal Indonesia juga perlu mempersiapkan diri untuk mengikuti sertifikasi dan kursus bahasa asing sesuai dengan negara yang dituju. Dengan demikian, butuh biaya tambahan sebelum pindah ke luar negeri.
Gisela bercerita dulu keluarga di Indonesia sering mengirim uang menggunakan layanan pengiriman uang tradisional. Akan tetapi, biaya transfernya sangat mahal.
Selain itu, dia menyadari bahwa kursnya juga di-markup. Kemudian, dia menemukan Wise, yang menawarkan biaya rendah dan nilai tukar yang transparan. Gisela juga bisa memantau nilai tukar melalui aplikasi di smartphone dan mendapatkan notifikasi nilai tukar secara real-time.
Baca juga: Banyak Talenta Gim Lokal Berkarier di Perusahaan Luar Negeri, Ogah Kerja di Indonesia?
Editor: Dika Irawan
Dari data Kementerial Luar Negeri, per September 2023 terdapat 2,27 juta warga Indonesia tinggal di luar negeri. Namun, menetap di negara baru ternyata memiliki tantangan yang signifikan, mulai dari mengurus proses visa hingga mengelola keuangan.
Baca juga: 3 Langkah yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Magang di Luar Negeri
Berbagi pengalaman, Gisela Cindy, mantan artis cilik yang sekarang tinggal di Kanada, membagikan tiga tips penting untuk WNI yang ingin merasakan pengalaman baru dengan bekerja dan tinggal di luar negeri.
Tinggal di Kanada, Mantan Aktris Cilik Gisela Cindy Bagikan Tip Lolos Kerja di Luar Negeri
1. Riset Biaya Hidup
Sebelum pindah ke luar negeri, penting untuk melakukan riset dan memahami besaran biaya hidup di negara tujuan, terutama biaya akomodasi, yang menjadi biaya terbesar. Bagi yang pindah melalui jalur visa kerja, memahami biaya hidup juga penting agar lebih selektif dalam melamar pekerjaan di luar negeri.Hal ini katanya penting untuk memastikan gaji yang ditawarkan dapat mencukupi biaya hidup. Gisela bercerita dulu dia memutuskan pindah ke Kanada terbilang spotan dan tidak sempat melakukan banyak riset tentang biaya hidup.
Untung saja, Gisela cukup beruntung karena memiliki teman Indonesia di Kanada dan ada agensi pendidikan internasional di Indonesia yang membantunya mencarikan tempat tinggal dan mengurus proses administrasinya. Namun, dia mengingatkan perjalanan setiap orang memiliki tantangannya masing-masing.
“Jadi, sebaiknya lakukan riset menyeluruh tentang biaya hidup di sini untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang berapa banyak dana awal yang akan dibutuhkan,” tuturnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (18/12/2024).
2. Siapkan Investasi Pendidikan
Gisela memulai perjalanan pindah ke luar negeri dengan melanjutkan pendidikan tingginya di Kanada. Meskipun biaya kuliah luar negeri bisa mahal, statusnya sebagai mahasiswa internasional memberikan Gisela kesempatan untuk bekerja sambil belajar.Kondisi ini juga membantu Gisela mendapatkan pekerjaan penuh waktu dan akhirnya memenuhi syarat untuk mendapatkan permanent residency. Nah, salah satu proses mendapatkan permanent residency di Kanada didasarkan pada sistem poin yang disebut Comprehensive Ranking System (CRS).
Gisela menyebut faktor seperti pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan bahasa, dan jabatan pekerjaan berkontribusi pada jumlah poin yang dikumpulkan. “Semakin tinggi title pekerjaan dan banyaknya pengalaman, nilai poinnya semakin tinggi. Satu tahun setelah aku kerja full-time sudah berhasil dapat permanent residence,” terangnya.
Selain melanjutkan pendidikan tinggi, calon migran asal Indonesia juga perlu mempersiapkan diri untuk mengikuti sertifikasi dan kursus bahasa asing sesuai dengan negara yang dituju. Dengan demikian, butuh biaya tambahan sebelum pindah ke luar negeri.
3. Perhatikan Biaya dan Mark-up Nilai Tukar
Jika berencana mengirim uang ke luar negeri, seperti ke rekening bank lokal di negara tujuan, penting untuk memilih penyedia layanan yang menawarkan nilai kurs tengah. Genhype bisa melihatnya di Google kok.Gisela bercerita dulu keluarga di Indonesia sering mengirim uang menggunakan layanan pengiriman uang tradisional. Akan tetapi, biaya transfernya sangat mahal.
Selain itu, dia menyadari bahwa kursnya juga di-markup. Kemudian, dia menemukan Wise, yang menawarkan biaya rendah dan nilai tukar yang transparan. Gisela juga bisa memantau nilai tukar melalui aplikasi di smartphone dan mendapatkan notifikasi nilai tukar secara real-time.
Baca juga: Banyak Talenta Gim Lokal Berkarier di Perusahaan Luar Negeri, Ogah Kerja di Indonesia?
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.