Destinasi wisata alam makin diminati oleh pelancong Indonesia. (Sumber gambar: Holly Mandarich/Unsplash)

Intip Tren dan Minat Wisatawan Indonesia Tahun 2025 Hasil Riset Terbaru

17 December 2024   |   17:07 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Tren wisata di Indonesia pada 2025 menunjukkan bahwa pelancong lokal lebih menyukai wisata domestik terutama destinasi alam, hingga pertimbangan perjalanan berkelanjutan. Hal itu, didorong keinginan untuk mengunjungi objek wisata dengan preferensi yang cenderung mencari petualangan luar ruangan.

Hal itu terungkap dalam riset YouGov bersama Traveloka yang merilis laporan studi terbaru terkait minat dan preferensi wisatawan Indonesia pada 2025 berjudul Travel Redefined: Understanding and Catering to the Diverse Needs of APAC Travellers.

Baca juga: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Sejuk, Kota Batu sampai Dataran Tinggi Dieng

Hasil studi yang melibatkan 12 responden di 9 negara termasuk lebih dari 2.000 responden dari Indonesia ini menunjukkan beragam kebiasaan dan preferensi pariwisata di Asia Pasifik. Termasuk, menyajikan panduan praktis untuk mengantisipasi tren dan menciptakan pengalaman perjalanan yang bermakna pada 2025 dan seterusnya.

Laporan tersebut mengungkap bahwa alasan utama wisatawan Indonesia melakukan perjalanan (traveling) yakni didorong keinginan untuk mengunjungi objek wisata, dengan preferensi yang cenderung mencari petualangan luar ruangan dan mendalam sebagaimana diakui oleh 39 persen responden.

Alasan lainnya yakni keinginan untuk mencicipi ragam kuliner dari berbagai tempat sebagaimana diakui oleh 14 persen, istirahat dan pemulihan diri (12 persen), menjajal pengalaman kebudayaan lokal (11 persen), menikmati alam (11 persen), serta belajar tentang sejarah dan budaya (7 persen).
 

Ilustrasi pelancong. (Sumber gambar: Azhar Galih/Unsplash)

Ilustrasi pelancong. (Sumber gambar: Azhar Galih/Unsplash)


Wisata alam jadi objek utama

Untuk destinasi wisata, mayoritas masyarakat Indonesia lebih menyukai objek wisata alam seperti pegunungan, taman nasional, dan cagar alam sebagaimana diakui oleh 75 persen responden. Posisinya diikuti oleh pilihan mengunjungi pantai dan daerah pesisir (65 persen), yang menunjukkan minat pelancong terhadap alam dan penjelajahan luar ruangan.

Temuan ini juga menggarisbawahi bahwa daya tarik Indonesia didorong oleh keragaman geografisnya sebagai negara kepulauan. Dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, di mana 62 persen pelancongnya memilih wisata sejarah dan budaya, preferensi masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang besar terhadap aktivitas luar ruangan dan keindahan alam.

Sementara itu, beberapa objek wisata lainnya yang juga menjadi pilihan termasuk budaya dan sejarah seperti museum dan candi (37 persen), berkunjung ke pedesaan (34 persen), wisata urban (23 persen), safari (23 persen), dan wisata keagamaan (20 persen).


Perjalanan domestik jadi pilihan

Laporan studi yang melibatkan 12.000 responden di 9 negara itu menyebutkan di seluruh kawasan Asia Pasifik, perjalanan domestik menjadi faktor pendorong utama pemulihan industri pariwisata, termasuk di Indonesia.

Sebanyak 70 persen pelancong di Indonesia lebih memilih untuk berlibur di dalam negeri karena faktor kenyamanan dan harga yang lebih terjangkau, membuat destinasi-destinasi seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta semakin populer.

Hal ini menandakan kota-kota di Indonesia semakin memiliki daya tarik di mata wisatawan. Adapun, hanya 15 persen yang memilih berpergian ke luar negeri, sementara 15 persen lainnya tidak memiliki preferensi.
 

Ilustrasi pelancong. (Sumber gambar: Te Lensfix/Pexels)

Ilustrasi pelancong. (Sumber gambar: Te Lensfix/Pexels)


Pengaruh harga saat berwisata

Seperti halnya di sebagian besar kawasan Asia Pasifik, sensitivitas harga merupakan faktor penting bagi wisatawan Indonesi, dimana 46 persen responden menyebutkan bahwa harga terjangkau menjadi prioritas dalam memilih akomodasi. 

Selain itu, 34 persen wisatawan dalam negeri mengaku dipengaruhi oleh promosi dan diskon saat memilih destinasi. Hal ini menunjukkan bagaimana biaya, termasuk penawaran menarik, dapat memengaruhi pelancong untuk mempertimbangkan pergi ke destinasi yang biasanya tidak mereka pilih.


Peran platform perjalanan digital

Dalam merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia dilaporkan sangat mengandalkan media sosial sebagaimana diakui oleh 56 persen responden, dan platform perjalanan (53 persen). Sebanyak 72 persen responden mengaku mendapatkan informasi tentang tujuan perjalanan baru melalui platform digital.

Sementara sisanya mengaku mendapatkan rekomendasi tujuan wisata dari teman atau keluarga (56 persen), serta situs web dan blog perjalanan daring (37 persen). Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil survei di kawasan Asia Pasifik yang menggunakan media sosial hanya 42 persen, dan platform perjalanan (40 persen), data di Indonesia menunjukkan adanya engagement konsumen yang lebih tinggi dalam menggunakan alat digital, menandakan adopsi dan konektivitas digital yang kuat di Tanah Air. 


Perjalanan berkelanjutan semakin dilirik

Kebanyakan wisatawan di Indonesia juga mempertimbangkan nilai keberlanjutan dalam merencanakan liburan sebagaimana diakui oleh 86 persen responden. Hal ini menjadi peluang besar bagi para penyedia layanan perjalanan berkelanjutan, seperti akomodasi ramah lingkungan dan inisiatif green tourism, untuk menarik minat pelancong di Indonesia.

Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari rata-rata persentase dari responden di Asia Pasifik yakni 80 persen. Meski demikian, minat tersebut masih menghadapi tantangan, di mana sebanyak 43 persen responden mengaku masih kesulitan dalam memilih pilihan wisata yang berkelanjutan.

Baca juga: Kementerian Pariwisata Ajak KOL Asal India untuk Promosikan Bali dan Lombok

Caesar Indra selaku President Traveloka mengatakan Asia Pasifik menawarkan banyak peluang dalam bidang pariwisata. Namun, keragamannya menuntut kreativitas dan pemahaman yang mendalam bagi para pelaku di industri ini.

Menurutnya, para pelaku industri harus memahami kebutuhan unik dari market yang dinamis ini agar dapat terus berkembang dalam lanskap pariwisata yang terus berubah.

"Karenanya, kunci kesuksesan untuk memberikan pengalaman yang dicari para travellers adalah dengan menuangkan insights dari studi ini ke dalam strategi yang inovatif," katanya dalam keterangan resminya, Selasa (17/12/2024).

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Hypereport: Deretan Sutradara Indonesia Terproduktif Sepanjang 2024

BERIKUTNYA

Judul Film Wicked 2 Resmi Diumumkan, Tayang November 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: