Inspirasi Kebaya Tradisional sampai Modern dari Spotlight Indonesia 2024
16 December 2024 |
20:18 WIB
Sepanjang tahun ini, Indonesia telah menggelar banyak pekan mode besar dan bergengsi yang melahirkan tren berbusana baik gaya tradisional maupun modern. Salah satunya Spotlight Indonesia yang diinisiasi oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Sukses digelar pada 12-15 Desember 2024 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Spotlight Indonesia mengusung tema Cultural Fusion. Merayakan keberagaman budaya, wastra, dan kerajinan (craftmanship) asli Indonesia dengan konsep kebaruan melalui mode kontemporer sebagai keunggulan produk fesyen Indonesia di pasar global.
Baca juga: Kebaya Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Menbud Sebut Jadi Simbol Persatuan Asean
Perhelatan Spotlight Indonesia menampilkan parade Funky Kebaya Community yang menampilkan koleksi kebaya. Sejumlah desainer dan jenama Indonesia meluncurkan koleksi kebaya tradisional sampai modern yang bisa jadi inspirasi para Genhype untuk menghadiri acara-acara formal sampai kasual.
Kebaya sendiri merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia yang terbuat dari bahan kain tipis, seperti brokat, katun, sutra, atau organdi, berhiaskan bordir dengan beragam pola cantik. Kebaya dipadukan dengan kain batik, songket, atau kain tenun sebagai bawahannya.
Lenny Agustin, desainer sekaligus National Chair IFC bersama Komunitas Funky Kebaya meluncurkan koleksi bertajuk UNPOETRY. Kalau biasanya kebaya dipadukan dengan kain wastra, kali ini Lenny memadukannya dengan rok dan celana. Menciptakan persepsi baru bahwa kebaya bisa digunakan dengan gaya kasual untuk aktivitas santai.
"Di Spotlight Indonesia, saya menampilkan koleksi baru judulnya Unpoetry, terdiri dari kebaya-kebaya yang semuanya menggunakan warna putih bernuansa romantis," kata Lenny Agustin.
Koleksi UNPOETRY mencakup model-model kebaya seperti Kutubaru yang diberi sentuhan modern dengan bordir bunga-bunga dan bahan tulle pada lengannya. Dipadukan dengan rok pendek yang bagian bawahnya dihiasi renda jaring-jaring bertumpuk.
Ada juga kebaya encim yang pada bagian lengannya diberi renda menciptakan nuansa feminin. Dipadukan dengan rok lipit lebar dan renda cantik pada ujungnya. Baik kebaya dan roknya bermotif mawar merah dengan daun dan tangkainya.
Selanjutnya B’gaya by Efie, jenama fesyen yang didirikan oleh desainer asal Maluku, Efie Hehanussa, memperkenalkan koleksi terbarunya yang bertajuk Rustic Reverie, sebuah karya yang mengajak kita kembali menemukan harmoni melalui keindahan alam.
"Melalui Rustic Reverie, disampaikan pesan penting mengenai kehidupan yang harmonis hanya dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan, kembali ke alam adalah cara terbaik untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas modern," ujar Efie.
Terinspirasi oleh kebutuhan akan keseimbangan hidup di tengah tekanan dan hiruk-pikuk kehidupan modern, koleksi ini menghadirkan nuansa romantis dan tenang dari padang hijau yang luas, ayunan ilalang yang diterpa angin, serta suasana damai yang hanya bisa ditemukan di alam bebas.
B’gaya by Efie tetap mempertahankan identitas kebaya funky-nya dengan gaya yang lebih romantis dan kekinian. Koleksi ini menonjolkan elemen tradisional yang diperkaya sentuhan inovatif. Detail seperti lengan balon khas kebaya Maluku, kutang nenek, dan rok lebar panjang atau pendek dengan hiasan bunga vintage dari kain perca menjadi daya tarik utama.
Sentuhan romantis makin diperkuat dengan penggunaan renda, bandana kain, serta material utama seperti katun bordir mesin, linen, dan kain tenun Tanimbar. Palet warna natural yang membumi menjadi benang merah koleksi ini, menciptakan harmoni antara busana, alam, dan budaya Indonesia Timur.
Jenama lainnya yang meluncurkan koleksi kebaya ada Roemah Kebaya Vielga yang menghadirkan koleksi bertajuk Serene Blossom. Terinspirasi dari keindahan bunga bermekaran yang diterjemahkan dalam warna pastel seperti lavender, mint, blush pink, dan baby blue yang menciptakan nuansa keindahan dan kelembutan memikat.
"Koleksi Serene Blossom merupakan perayaan elegansi dan kesederhanaan, fokus pada kebaya bordir modern yang dipadukan dengan selendang sebagai aksennya," ujar Vielga Wennida, desainer Roemah Kebaya Vielga.
Melalui koleksi kebaya ini, Vielga ingin menghadirkan busana yang menggambarkan keindahan dan kelembutan wanita, namun tetap berpijak pada tradisi. Setiap desain kebayanya menghidupkan nuansa tradisional yang diperbarui dengan sentuhan kontemporer untuk menciptakan harmoni antara tradisi dan modernitas.
Lebih lanjut sang desainer memaparkan, dalam proses kreatifnya, koleksi kebaya ini menggunakan bahan silk tenun pastel untuk memberi kesan mewah, bahan premium crepe dengan tekstur jatuh. Setiap kebaya juga dihiasi bordir menggunakan benang dengan warna kalem yang memperkuat tema feminin.
"Desainnya dibuat dengan potongan simpel namun tetap mempertegas keindahan lekuk tubuh, memberikan tampilan modern tanpa meninggalkan esensi tradisional," ujarnya.
Di sisi lain, Kebaya Jeng Sri by GaleriLiesna juga meluncurkan koleksi kebaya Kutubaru modern bertajuk Kembang Staman. Mengangkat tema Artsy, Culture & Eklektik, kebaya-kebaya ini dibuat dari bahan katun print hasil lukisan karya founder dan desainer mereka, berupa bunga-bunga berwarna cerah yaitu mawar, bunga matahari dan lotus.
"Indah dan harumnya kembang setaman mewakili harapan supaya kita selalu mendapatkan pelajaran, keberkahan dan kekayaan yang diwariskan secara turun temurun dan selalu menjadi manusia yang bersyukur," ujar Liesna Subianto, desainer Kebaya Jeng Sri by GaleriLiesna.
Keunikan kebaya ini terlihat pada garis-garis goresan cat akrilik yang ekspresif, terinspirasi dari lukisan Impressionis. Kebaya Kutubaru dipadu dengan rok berbahan kain batik Mega Mendung, kain batik Klasik Solo, kain batik kontemporer Lotus & Mawar karya GaleriLiesna. Menariknya jenama ini juga menerapkan unsur sustainability dengan menggunakan sisa jeans.
"Kebaya Jeng Sri terus melestarikan berbudaya dan berbusana tradisional Jawa yaitu dengan mengenakan kebaya dan kain batik sehari-hari dengan cantik dan nyamannya," kata Liesna.
Lebih lanjut dia menambahkan, koleksi ini ditujukan untuk Wanita Indonesia aktif dan dinamis, yang dalam bekerja dan berkarya tetap menggunakan busana kebaya dan kain batik.
Adapun dalam gelaran Spotlight Indonesia lebih dari 100 desainer dan jenama fesyen lokal meluncurkan koleksi terbarunya yang mencakup formal wear, casual/street wear, men’s wear, hingga modest wear.
Selain fashion show, rangkaian acaranya terdiri dari pameran, kegiatan kompetisi, workshop, talkshow, instalasi fesyen yang mempertemukan dan memfasilitasi kolaborasi antara desainer, perajin, dan para fashion enthhusiast.
Indonesia Fashion Chamber berharap pekan mode ini dapat mempromosikan Indonesia sebagai destinasi global untuk produk busana siap pakai (ready-to-wear) berbasis konsep sustainability atau berkelanjutan yang mengedepankan penggunaan wastra, budaya, dan sumber daya lokal serta pengerjaan tangan (handmade).
Baca juga: Koleksi Busana Nuansa Cultural Fusion di SPOTLIGHT Indonesia, Eksplorasi Wastra dan Budaya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sukses digelar pada 12-15 Desember 2024 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Spotlight Indonesia mengusung tema Cultural Fusion. Merayakan keberagaman budaya, wastra, dan kerajinan (craftmanship) asli Indonesia dengan konsep kebaruan melalui mode kontemporer sebagai keunggulan produk fesyen Indonesia di pasar global.
Baca juga: Kebaya Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Menbud Sebut Jadi Simbol Persatuan Asean
Perhelatan Spotlight Indonesia menampilkan parade Funky Kebaya Community yang menampilkan koleksi kebaya. Sejumlah desainer dan jenama Indonesia meluncurkan koleksi kebaya tradisional sampai modern yang bisa jadi inspirasi para Genhype untuk menghadiri acara-acara formal sampai kasual.
Kebaya sendiri merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia yang terbuat dari bahan kain tipis, seperti brokat, katun, sutra, atau organdi, berhiaskan bordir dengan beragam pola cantik. Kebaya dipadukan dengan kain batik, songket, atau kain tenun sebagai bawahannya.
Koleksi kebaya modern Lenny Agustin (Sumber Foto: IFC)
Lenny Agustin, desainer sekaligus National Chair IFC bersama Komunitas Funky Kebaya meluncurkan koleksi bertajuk UNPOETRY. Kalau biasanya kebaya dipadukan dengan kain wastra, kali ini Lenny memadukannya dengan rok dan celana. Menciptakan persepsi baru bahwa kebaya bisa digunakan dengan gaya kasual untuk aktivitas santai.
"Di Spotlight Indonesia, saya menampilkan koleksi baru judulnya Unpoetry, terdiri dari kebaya-kebaya yang semuanya menggunakan warna putih bernuansa romantis," kata Lenny Agustin.
Koleksi UNPOETRY mencakup model-model kebaya seperti Kutubaru yang diberi sentuhan modern dengan bordir bunga-bunga dan bahan tulle pada lengannya. Dipadukan dengan rok pendek yang bagian bawahnya dihiasi renda jaring-jaring bertumpuk.
Ada juga kebaya encim yang pada bagian lengannya diberi renda menciptakan nuansa feminin. Dipadukan dengan rok lipit lebar dan renda cantik pada ujungnya. Baik kebaya dan roknya bermotif mawar merah dengan daun dan tangkainya.
Koleksi kebaya modern B’gaya by Efie (Sumber Foto: IFC)
Selanjutnya B’gaya by Efie, jenama fesyen yang didirikan oleh desainer asal Maluku, Efie Hehanussa, memperkenalkan koleksi terbarunya yang bertajuk Rustic Reverie, sebuah karya yang mengajak kita kembali menemukan harmoni melalui keindahan alam.
"Melalui Rustic Reverie, disampaikan pesan penting mengenai kehidupan yang harmonis hanya dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan, kembali ke alam adalah cara terbaik untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas modern," ujar Efie.
Terinspirasi oleh kebutuhan akan keseimbangan hidup di tengah tekanan dan hiruk-pikuk kehidupan modern, koleksi ini menghadirkan nuansa romantis dan tenang dari padang hijau yang luas, ayunan ilalang yang diterpa angin, serta suasana damai yang hanya bisa ditemukan di alam bebas.
B’gaya by Efie tetap mempertahankan identitas kebaya funky-nya dengan gaya yang lebih romantis dan kekinian. Koleksi ini menonjolkan elemen tradisional yang diperkaya sentuhan inovatif. Detail seperti lengan balon khas kebaya Maluku, kutang nenek, dan rok lebar panjang atau pendek dengan hiasan bunga vintage dari kain perca menjadi daya tarik utama.
Sentuhan romantis makin diperkuat dengan penggunaan renda, bandana kain, serta material utama seperti katun bordir mesin, linen, dan kain tenun Tanimbar. Palet warna natural yang membumi menjadi benang merah koleksi ini, menciptakan harmoni antara busana, alam, dan budaya Indonesia Timur.
Koleksi Roemah Kebaya Vielga (Sumber Foto: IFC)
Jenama lainnya yang meluncurkan koleksi kebaya ada Roemah Kebaya Vielga yang menghadirkan koleksi bertajuk Serene Blossom. Terinspirasi dari keindahan bunga bermekaran yang diterjemahkan dalam warna pastel seperti lavender, mint, blush pink, dan baby blue yang menciptakan nuansa keindahan dan kelembutan memikat.
"Koleksi Serene Blossom merupakan perayaan elegansi dan kesederhanaan, fokus pada kebaya bordir modern yang dipadukan dengan selendang sebagai aksennya," ujar Vielga Wennida, desainer Roemah Kebaya Vielga.
Melalui koleksi kebaya ini, Vielga ingin menghadirkan busana yang menggambarkan keindahan dan kelembutan wanita, namun tetap berpijak pada tradisi. Setiap desain kebayanya menghidupkan nuansa tradisional yang diperbarui dengan sentuhan kontemporer untuk menciptakan harmoni antara tradisi dan modernitas.
Lebih lanjut sang desainer memaparkan, dalam proses kreatifnya, koleksi kebaya ini menggunakan bahan silk tenun pastel untuk memberi kesan mewah, bahan premium crepe dengan tekstur jatuh. Setiap kebaya juga dihiasi bordir menggunakan benang dengan warna kalem yang memperkuat tema feminin.
"Desainnya dibuat dengan potongan simpel namun tetap mempertegas keindahan lekuk tubuh, memberikan tampilan modern tanpa meninggalkan esensi tradisional," ujarnya.
Koleksi Kebaya Jeng Sri by GaleriLiesna (Sumber Foto: IFC)
Di sisi lain, Kebaya Jeng Sri by GaleriLiesna juga meluncurkan koleksi kebaya Kutubaru modern bertajuk Kembang Staman. Mengangkat tema Artsy, Culture & Eklektik, kebaya-kebaya ini dibuat dari bahan katun print hasil lukisan karya founder dan desainer mereka, berupa bunga-bunga berwarna cerah yaitu mawar, bunga matahari dan lotus.
"Indah dan harumnya kembang setaman mewakili harapan supaya kita selalu mendapatkan pelajaran, keberkahan dan kekayaan yang diwariskan secara turun temurun dan selalu menjadi manusia yang bersyukur," ujar Liesna Subianto, desainer Kebaya Jeng Sri by GaleriLiesna.
Keunikan kebaya ini terlihat pada garis-garis goresan cat akrilik yang ekspresif, terinspirasi dari lukisan Impressionis. Kebaya Kutubaru dipadu dengan rok berbahan kain batik Mega Mendung, kain batik Klasik Solo, kain batik kontemporer Lotus & Mawar karya GaleriLiesna. Menariknya jenama ini juga menerapkan unsur sustainability dengan menggunakan sisa jeans.
"Kebaya Jeng Sri terus melestarikan berbudaya dan berbusana tradisional Jawa yaitu dengan mengenakan kebaya dan kain batik sehari-hari dengan cantik dan nyamannya," kata Liesna.
Lebih lanjut dia menambahkan, koleksi ini ditujukan untuk Wanita Indonesia aktif dan dinamis, yang dalam bekerja dan berkarya tetap menggunakan busana kebaya dan kain batik.
Adapun dalam gelaran Spotlight Indonesia lebih dari 100 desainer dan jenama fesyen lokal meluncurkan koleksi terbarunya yang mencakup formal wear, casual/street wear, men’s wear, hingga modest wear.
Selain fashion show, rangkaian acaranya terdiri dari pameran, kegiatan kompetisi, workshop, talkshow, instalasi fesyen yang mempertemukan dan memfasilitasi kolaborasi antara desainer, perajin, dan para fashion enthhusiast.
Indonesia Fashion Chamber berharap pekan mode ini dapat mempromosikan Indonesia sebagai destinasi global untuk produk busana siap pakai (ready-to-wear) berbasis konsep sustainability atau berkelanjutan yang mengedepankan penggunaan wastra, budaya, dan sumber daya lokal serta pengerjaan tangan (handmade).
Baca juga: Koleksi Busana Nuansa Cultural Fusion di SPOTLIGHT Indonesia, Eksplorasi Wastra dan Budaya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.