Ilustrasi anxiety disorder (Sumber gambar: Pexels)

Sering Terjadi Tanpa Pemicu, Kenali Anxiety Disorder dan Jenis-jenisnya

30 August 2021   |   14:44 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Gangguan kecemasan atau anxiety disorder mulai banyak dibicarakan. Telah ada sejak lama, gangguan kecemasan mulai jadi perhatian sejak pandemi Covid-19. Kondisi mental ini memiliki beberapa jenis seperti gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, kecemasan sosial, hingga fobia.

Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah dr. Zulvia Oktanida Syarif mengatakan anxiety disorder bisa muncul tiba-tiba dimana pun dan kapan pun, tanpa pemicu atau trigger.

Berbeda dengan perasaan cemas yang bersifat sebentar dan sementara, durasi gangguan kecemasan ini bisa terjadi lama, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. “Intensitasnya berat, cenderung sulit dikendalikan,” jelas wanita yang kerap disapa Vivi ini. 

Gangguan kecemasan biasanya disertai gejala fisik seperti berkeringat, gemetar, jantung berdebar, kepala terasa ringan, mual, tak jarang juga yang merasakan napas berlangsung cepat. “Bisa disertai serangan panik seperti intensitas kecemasan yang sangat hebat, mendadak, disertai gejala fisik,” tambah Vivi. 

Tentu, gangguan kecemasan apabila datang terus-menerus bisa menganggu fungsi kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan.

Oleh karena itu, mereka yang mengalami gangguan kecemasan perlu melakukan konsultasi ke psikolog atau psikiater agar mendapat penanganan yang tepat. 

Adapun, mengutip Alodokter, berikut beberapa jenis-jenis Anxiety Disorder beserta gejalanya:
 

1. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety)

Biasanya mereka yang mengalaminya merasa cemas atau khawatir secara berlebihan terhadap berbagai hal, mulai dari pekerjaan, kesehatan, hingga hal-hal sederhana seperti berinteraksi dengan orang lain.

Anxiety yang muncul akibat gangguan kecemasan umum bisa dirasakan setiap hari dan menetap hingga lebih dari 6 bulan. Selain munculnya rasa cemas yang mengganggu, penderita gangguan kecemasan umum juga dapat merasa cepat lelah, tegang, mual, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, sesak, dan insomnia.
 

2. Gangguan panik

Kamu yang mengalami gangguan kecemasan jenis ini bisa merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas. Serangan panik akibat gangguan ini dapat muncul kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba atau berulang. 

Ketika gejala panik muncul, penderita gangguan panik biasanya dapat merasakan sejumlah gejala lain, seperti berdebar-debar, berkeringat dingin, pusing, sesak napas, serta tubuh gemetar dan terasa lemas.

Tak sedikit penderita gangguan panik yang menjauhkan diri dari lingkungan sosial karena takut serangan paniknya kambuh di tempat umum. 
 

3. Gangguan kecemasan sosial

Kecemasan atau ketakutan yang luar biasa terhadap lingkungan sosial atau situasi di mana mereka harus berinteraksi dengan orang lain adalah penyebabnya. Orang dengan kondisi ini selalu merasa diawasi dan dinilai oleh orang lain, serta takut atau merasa malu secara berlebihan saat berada di keramaian.
 

4. Fobia

Penderita fobia memiliki rasa takut yang berlebihan dan cenderung tidak rasional terhadap suatu benda, binatang, atau situasi tertentu yang tidak menimbulkan rasa takut pada kebanyakan orang.

Orang yang memiliki fobia bisa mengalami serangan panik atau rasa takut yang hebat ketika melihat suatu benda atau berada di tempat yang menjadi pemicu fobia, termasuk berada di tengah keramaian. 

Oleh karena itu, penderita fobia biasanya akan melakukan segala upaya untuk menjauhkan dirinya dari hal atau situasi yang ditakutinya.
 

5. PTSD (post-traumatic stress disorder)

Gangguan stres pascatrauma atau PTSD dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya yang mengancam nyawa. Contohnya, tinggal di daerah konflik atau perang, terkena bencana alam, atau korban kekerasan.

Orang yang menderita PTSD sulit untuk melupakan pengalaman traumatisnya. Bahkan pengalaman itu kerap terlintas dalam benak atau saat bermimpi, yang kemudian membuatnya merasa bersalah, terisolasi, dan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Terkadang orang yang memiliki PTSD juga bisa mengalami insomnia dan bahkan depresi.
 

6. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Orang yang menderita gangguan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk meringankan rasa cemas yang berasal dari pikirannya sendiri. Gangguan ini sulit dikendalikan, bersifat menetap, dan dapat muncul kapan saja sehingga membuat penderitanya terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Simak 3 Tren Baru Ekonomi Kreatif selama Pandemi Covid-19

BERIKUTNYA

Lisa BLACKPINK Bawakan LALISA sebagai Judul Single Utama Debut Solo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: