Ilustrasi pohon Natal. (Sumber gambar: est1307/Pexels)

Kembali ke Bethlehem Jadi Tema Natal Nasional 2024, Ini Maknanya

11 December 2024   |   10:17 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sebentar lagi, umat Nasrani di seluruh dunia akan merayakan Natal yang jatuh pada 25 Desember setiap tahunnya. Sama seperti tahun sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama mengumumkan tema Natal nasional tahun ini akan mengusung tema "Kembali ke Betlehem".

Dilansir dari laman Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI, tema "Kembali ke Betlehem" yang diusung untuk perayaan Natal nasional 2024 menjadi refleksi atas nilai-nilai kasih, damai, keadilan, dan kesejahteraan. Tema ini diambil terinspirasi oleh pesan kunjungan Paus Fransiskus, yang bertandang ke Indonesia pada Oktober 2024 lalu.

Baca juga: Daftar Makanan Khas Natal dan Tahun Baru di Berbagai Negara

Tema "Kembali ke Bethlehem" ditetapkan dalam acara audiensi Panitia Natal Nasional 2024 dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), untuk mempererat sinergi dalam menyukseskan puncak perayaan Natal yang akan dilaksanakan pada 28 Desember 2024 di Indonesia Arena, Jakarta. 

Puncak perayaan Natal Nasional dijadwalkan dihadiri oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, bersama tokoh lintas agama dan sebanyak 13.000 umat Kristiani dari berbagai daerah di Tanah Air.

"Kami mengimplementasikan tema ini dengan semangat bakti sosial kemanusiaan dan ekologis, terinspirasi oleh pesan kunjungan Paus Fransiskus," kata Ketua Umum Panitia Natal Nasional Thomas Djiwandono.
 

Ilustrasi penemuan bayi Yesus oleh para gembala. (Sumber gambar: Ben White/Unsplash)

Ilustrasi penemuan bayi Yesus oleh para gembala. (Sumber gambar: Ben White/Unsplash)


Makna Tema Natal Nasional 2024

Perayaan Natal bermakna memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai juru selamat. Bagi umat Kristiani, Natal adalah waktu untuk merenungkan pentingnya kelahiran Yesus, yang lekat dengan makna cinta, kedamaian, dan niat baik terhadap semua orang.

Mengutip dalam surat Pesan Natal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan PGI, tema "Kembali ke Bethlehem" memiliki makna yang merujuk pada peristiwa para gembala yang berjalan bersama, mencari tempat kelahiran Yesus. Bethlehem, tempat kelahiran Yesus, merepresentasikan kerendahan hati, kesederhanaan, dan kehadiran Allah di tengah keterbatasan manusia.

Sementara para gembala adalah gambaran orang-orang miskin dan sederhana yang menaruh pengharapan akan keselamatan pada Allah. Mereka sering dipandang sebagai orang pinggiran dan kurang diperhitungkan dalam kehidupan sosial.

Namun, merekalah orang-orang pertama yang dipilih Allah untuk mendapatkan kabar gembira keselamatan. Kesigapan serta kesediaan total untuk menanggapi kabar keselamatan itu menjadi contoh bagi umat Kristiani agar bergegas berjalan bersama menjumpai Yesus. 

"Setelah berjumpa dengan Yesus, para gembala mengalami pembaruan hidup dan sikap mereka. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang optimis dan dengan sukacita “memuji dan memuliakan Allah. Rahmat Tuhan dalam perjumpaan itu telah mengubah mereka," demikian tulis surat Pesan Natal 2024.

Terinspirasi dari kisah para gembala, pada perayaan Natal 2024, umat Kristiani di Indonesia pun diajak untuk bersama-sama 'menjumpai' Yesus, yang mengampuni, menyembuhkan, peduli pada orang yang dikucilkan, dan terpinggirkan.

Perjumpaan yang sejati dan tulus membuat siapapun menerima kekuatan dari Yesus untuk memberikan kesaksian dalam bentuk memuji dan memuliakan Allah. Kemuliaan Allah itu dilaksanakan dalam tindakan-tindakan yang menghadirkan kasih-Nya, baik di tengah keluarga, komunitas, gereja, masyarakat dan bangsa.

Kasih kepada sesama manusia itu menjadi konkret dalam tindakan saling menghormati, menghargai, menguatkan dan membangun persahabatan antar manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, kepercayaan, golongan, warna kulit, dan status sosial.

"Maka, perayaan Natal sungguh mendorong kita untuk berjalan bersama dalam iman, persaudaraan dan belarasa," tulis surat tersebut.

Hal ini juga dinilai semakin terasa mendesak di tengah sebagian masyarakat yang masih mudah diadu domba oleh berita-berita yang menyesatkan dan hasutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, mudah terjadi konflik, perpecahan, dan tindak kekerasan.

Di samping itu, persoalan ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, perdagangan orang, praktik-praktik perjudian dan pinjaman (online), serta perusakan lingkungan hidup juga masih marak terjadi.

"Kita yang merayakan kelahiran Sang Pembawa Damai mesti memiliki keteguhan iman, ikatan persaudaraan, dan kehendak untuk berbelarasa. Dengan dasar keutamaan-keutamaan spiritual itu, kita semakin terlibat dalam menghadirkan kasih Allah demi membangun kehidupan bersama yang penuh damai sejahtera," demikian pesan dari KWI-PGI.

Baca juga: Sabrina Carpenter Mendadak Komedi dalam Drama Musikal Klasik Spesial Natal di Netflix

Surat dari KWI-PGI itu juga menyampaikan keterlibatan dalam mewujudkan kehidupan penuh damai sejahtera menjadi panggilan semua orang yang berkehendak baik. Oleh karena itu, kerja bersama umat lintas agama dan budaya perlu dikembangkan.

Bergerak bersama untuk menjadi sahabat bagi saudara-saudara yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel, menjadi saudara bagi sahabat-sahabat yang berjuang mencari keadilan, serta membela para korban ketidakadilan yang tidak berani menyuarakan haknya.

Termasuk, menjadi rekan kerja yang setia bagi penggiat lingkungan yang dengan tulus hati mengupayakan kelestarian alam ciptaan. Dengan demikian, manusia bersama Yesus Pembawa Damai melaksanakan misi-Nya untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, dan pembebasan bagi orang-orang tertindas.

"Semoga negara Indonesia dapat menjadi “Betlehem” baru, tempat lahir dan bertumbuhnya para pemimpin yang berjiwa pelayan, ugahari, hidup sederhana, dan mengutamakan kepentingan bangsa. Semoga kehadiran penyertaan-Nya memperteguh tekad kita untuk terus berjalan bersama menghadirkan dan mewujudkan kasih Allah yang menyelamatkan," demikian tulis surat tersebut. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Kenalan dengan Para Pemain Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga

BERIKUTNYA

4 Cara Membangun Personal Branding di LinkedIn

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: