Produser Sunil Soraya Potong Adegan 1 Jam di Film Racun Sangga, Kenapa?
09 December 2024 |
16:00 WIB
Rumah produksi Soraya Intercine Films bakal merilis film horor teranyarnya berjudul Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga. Disutradarai oleh Rizal Mantovani, film ini menawarkan kisah horor berdasarkan kisah nyata sepasang suami-istri yang terkena santet mematikan.
Kisah di dalam film ini diangkat dari utas (thread) fenomenal berjudul sama yang ditulis oleh Gusti Gina di media sosial X (dulu Twitter). Sang penulis utas pun juga didapuk jadi penulis skenario di film ini.
Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga akan mengikuti kehidupan suami-istri bernama Andi (Diperankan Fahad Haydra) dan Maya (Frederika Cull), yang akhirnya menikah setelah melewati proses taaruf selama 1 bulan.
Baca juga: Sinopsis Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga, Tayang 12 Desember di Bioskop
Tepat setelah keduanya pindah ke rumah baru, mereka langsung merasakan sejumlah keanehan. Mulai menemukan hewan mati di rumah, suara benda jatuh, hingga Andi yang terus sakit-sakitan. Hal itu membuat Maya terus khawatir.
Maya yang dalam keadaan hamil mesti melihat suaminya mengalami berbagai hal ganjil yang mengerikan. Mereka melakukan banyak pengobatan medis hingga alternatif untuk bisa menyembuhkan Andi. Akan tetapi, kondisi Andi semakin memburuk.
Rupanya, Andi terkena santet bernama Racun Sangga. Santet asal Kalimantan ini konon tidak akan berhenti sampai menuntut nyawa. Kini, Andi dan Maya pun makin dalam kondisi terancam dan seolah tak bisa lepas dari sihir mematikan itu.
Produser Sunil Soraya mengatakan utas dari Gusti Gina sangat menarik. Dia menyebut cerita nyata yang dibagikan itu telah memiliki premis dan log line yang kuat. Tak butuh waktu lama untuknya kemudian meminang cerita tersebut.
Dalam prosesnya, Sunil juga meminta Gusti Gina untuk menulis naskah tersebut langsung. Menurutnya, Gusti Gina punya potensi untuk menjadi debutan baru. Awalnya, Gina diminta menulis satu babak. Rupanya cocok, lalu proyek pun berlanjut.
Sunil dan Gina lantas memperdalam naskah dengan menemui korban asli dari cerita tersebut. Keduanya menggali berbagai insiden yang dialami keduanya yang belum tertulis di utas. Saat dalam menulis, Sunil mengaku sudah membayangkan akan meramu film ini seperti apa.
Dia ingin menyajikan cerita horor penuh teka-teki ini dengan menjadikan ketegangan atau suspense menjadi elemen utamanya “Idenya adalah bagaimana membuat film yang penuh dengan ketegangan. Untuk itu, kita perlu musik yang bisa menciptakan suasana psikologis mengganggu,” tuturnya.
Untuk menciptakan gangguan psikologis dalam filmnya, Sunil menggunakan teknik Shepard Tone. Shepard tone merupakan teknik audio unik yang digunakan untuk menciptakan sensasi nada yang terus naik atau turun, seolah tiada berujung. Suara yang terdiri dari superposisi gelombang sinus yang dipisahkan oleh oktaf ini akan membangun rasa ketegangan atau kegugupan.
Menurut Sunil, teknik ini membuat penonton setiap kali melihat adegan akan selalu menanti apa yang terjadi berikutnya. Dengan demikian, elemen ketegangan dan teka-teki bisa tetap terjaga hingga di ujung film.
Dia menekankan pentingnya konsistensi dalam alur cerita, sehingga adegan-adegan yang muncul di layar lebar benar-benar efektif. Sunil pun mengaku tak segan menghapus sejumlah adegan yang dinilai bisa mengganggu konsistensi suspense tersebut.“Editing pertama itu 3 jam 13 menit. Hasil film ini adalah 2 jam. Jadi, ada sekitar 1 jam lebih adegan yang dibuang,” imbuhnya.
Dalam proses pembuatan film, ada satu istilah yang cukup populer, yakni kill your darlings. Istilah ini merujuk pada keberanian untuk membuang scene yang dinilai tidak terlalu mendukung keberlangsungan cerita.
Menurut Sunil, ada beberapa adegan di film ini yang cukup berpotensi melemahkan efek Shepard tone. Misalnya, ketika karakter sedang mencari solusi, kemudian muncul adegan santai, seperti minum kopi atau mengobrol terlalu lama. Adegan-adegan itu yang kemudian dipangkas agar pola penceritaannya bisa lebih taktis serta mengikuti Shepard tone.
Film ini akan dibintangi oleh aktor dan aktris muda, seperti Frederika Cull, Fahad Haydra, Zidan El Hafiz, Julian Kunto, dan Elly D. Luthan. Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga direncanakan tayang pada 12 Desember 2024.
Baca juga: Pendekatan Unik Sutradara Rizal Mantovani Garap Film Racun Sangga
.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kisah di dalam film ini diangkat dari utas (thread) fenomenal berjudul sama yang ditulis oleh Gusti Gina di media sosial X (dulu Twitter). Sang penulis utas pun juga didapuk jadi penulis skenario di film ini.
Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga akan mengikuti kehidupan suami-istri bernama Andi (Diperankan Fahad Haydra) dan Maya (Frederika Cull), yang akhirnya menikah setelah melewati proses taaruf selama 1 bulan.
Baca juga: Sinopsis Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga, Tayang 12 Desember di Bioskop
Tepat setelah keduanya pindah ke rumah baru, mereka langsung merasakan sejumlah keanehan. Mulai menemukan hewan mati di rumah, suara benda jatuh, hingga Andi yang terus sakit-sakitan. Hal itu membuat Maya terus khawatir.
Maya yang dalam keadaan hamil mesti melihat suaminya mengalami berbagai hal ganjil yang mengerikan. Mereka melakukan banyak pengobatan medis hingga alternatif untuk bisa menyembuhkan Andi. Akan tetapi, kondisi Andi semakin memburuk.
Rupanya, Andi terkena santet bernama Racun Sangga. Santet asal Kalimantan ini konon tidak akan berhenti sampai menuntut nyawa. Kini, Andi dan Maya pun makin dalam kondisi terancam dan seolah tak bisa lepas dari sihir mematikan itu.
Produser Sunil Soraya mengatakan utas dari Gusti Gina sangat menarik. Dia menyebut cerita nyata yang dibagikan itu telah memiliki premis dan log line yang kuat. Tak butuh waktu lama untuknya kemudian meminang cerita tersebut.
Dalam prosesnya, Sunil juga meminta Gusti Gina untuk menulis naskah tersebut langsung. Menurutnya, Gusti Gina punya potensi untuk menjadi debutan baru. Awalnya, Gina diminta menulis satu babak. Rupanya cocok, lalu proyek pun berlanjut.
Sunil dan Gina lantas memperdalam naskah dengan menemui korban asli dari cerita tersebut. Keduanya menggali berbagai insiden yang dialami keduanya yang belum tertulis di utas. Saat dalam menulis, Sunil mengaku sudah membayangkan akan meramu film ini seperti apa.
Dia ingin menyajikan cerita horor penuh teka-teki ini dengan menjadikan ketegangan atau suspense menjadi elemen utamanya “Idenya adalah bagaimana membuat film yang penuh dengan ketegangan. Untuk itu, kita perlu musik yang bisa menciptakan suasana psikologis mengganggu,” tuturnya.
Untuk menciptakan gangguan psikologis dalam filmnya, Sunil menggunakan teknik Shepard Tone. Shepard tone merupakan teknik audio unik yang digunakan untuk menciptakan sensasi nada yang terus naik atau turun, seolah tiada berujung. Suara yang terdiri dari superposisi gelombang sinus yang dipisahkan oleh oktaf ini akan membangun rasa ketegangan atau kegugupan.
Menurut Sunil, teknik ini membuat penonton setiap kali melihat adegan akan selalu menanti apa yang terjadi berikutnya. Dengan demikian, elemen ketegangan dan teka-teki bisa tetap terjaga hingga di ujung film.
Dia menekankan pentingnya konsistensi dalam alur cerita, sehingga adegan-adegan yang muncul di layar lebar benar-benar efektif. Sunil pun mengaku tak segan menghapus sejumlah adegan yang dinilai bisa mengganggu konsistensi suspense tersebut.“Editing pertama itu 3 jam 13 menit. Hasil film ini adalah 2 jam. Jadi, ada sekitar 1 jam lebih adegan yang dibuang,” imbuhnya.
Dalam proses pembuatan film, ada satu istilah yang cukup populer, yakni kill your darlings. Istilah ini merujuk pada keberanian untuk membuang scene yang dinilai tidak terlalu mendukung keberlangsungan cerita.
Menurut Sunil, ada beberapa adegan di film ini yang cukup berpotensi melemahkan efek Shepard tone. Misalnya, ketika karakter sedang mencari solusi, kemudian muncul adegan santai, seperti minum kopi atau mengobrol terlalu lama. Adegan-adegan itu yang kemudian dipangkas agar pola penceritaannya bisa lebih taktis serta mengikuti Shepard tone.
Film ini akan dibintangi oleh aktor dan aktris muda, seperti Frederika Cull, Fahad Haydra, Zidan El Hafiz, Julian Kunto, dan Elly D. Luthan. Film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga direncanakan tayang pada 12 Desember 2024.
Baca juga: Pendekatan Unik Sutradara Rizal Mantovani Garap Film Racun Sangga
.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.