Netflix kembali bekerja sama dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) menghadirkan Reel Life Film Camp. Program ini berupa rangkaian pelatihan di tempat kerja bagi para talenta muda film berbakat, mempersiapkan profesional di bidang sinema untuk mendorong pengembangan bakat berkualitas tinggi di industri perfilman Indonesia.
Program Reel Life Film Camp disusun oleh Netflix dan sejumlah pakar industri Tanah Air, menghadirkan serangkaian sesi pelatihan dan pengalaman kerja bagi para pembuat film dan aktor pemula.
Setelah menyaring lebih dari 600 pendaftar dari seluruh Indonesia, Netflix dan JAFF memilih 75 peserta untuk bergabung dalam pelatihan daring dari pakar untuk menjadi Asisten Produksi, Asisten Akuntan, Asisten Pascaproduksi, Desainer Suara, Seniman Efek Khusus, dan Aktor.
Baca juga: 6 Film Indonesia yang Wajib Ditonton di JAFF 2024
Sebanyak 24 peserta dengan nilai terbaik kemudian mengikuti deretan sesi intensif bersama para mentor dalam sesi luring di Yogyakarta, serta bertemu dan berdiskusi langsung dengan para profesional industri film untuk mengembangkan pengetahuan dan jaringan, dalam kegiatan eksklusif Talent Day pada 6 Desember 2024 di JAFF Market.
Nantinya, peserta terbaik dari bagian Asisten Produksi, Asisten Akuntan, dan Asisten Pascaproduksi akan bekerja dengan mitra rumah produksi dalam produksi tayangan Netflix Original Indonesia.
Kiri-kanan: Ruben Hattari, Direktur Kebijakan Publik, Asia Tenggara, Netflix - Marlina Machfud, Pamong Budaya Bidang Perfilman, Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia - Ifa Isfansyah, Direktur Festival JAFF, Tia Hasibuan, Produser Come & See Pictures - Kevin Ryan Himawan, Produser Soda Machine Films - Wilza Lubis, Produser Buddy Buddy Pictures. (Sumber gambar: Netflix).
Ruben Hattari selaku Direktur Kebijakan Publik Asia Tenggara Netflix menyampaikan Reel Life Film Camp merupakan rangkaian pelatihan di tempat kerja untuk mendorong pengembangan bakat berkualitas tinggi di industri perfilman Indonesia.
Langkah ini, lanjutnya, sejalan dengan komitmen jangka panjang Netflix dalam mendukung dan memberdayakan komunitas-komunitas kreatif lokal di Indonesia, dengan mengembangkan keterampilan dan menghadirkan berbagai peluang demi terciptanya ekosistem film nasional yang bernas dan produktif.
"Inisiatif ini didukung Netflix Fund for Creative Equity, sebuah upaya untuk menciptakan jalan bagi komunitas yang kurang terwakili dalam dunia hiburan. Program Reel Life telah sukses berjalan di Thailand dan kini hadir bagi komunitas kreatif di Indonesia," katanya dalam keterangan resminya.
Program Reel Life Film Camp pertama kali dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada Agustus 2023. Mengutip dari situs resmi
Netflix, program ini didukung oleh Netflix Fund for Creative Equity, yang menginvestasikan total US$100 juta selama lima tahun, guna menciptakan lebih banyak ruang bagi bakat-bakat dari komunitas yang kurang terwakili di seluruh dunia.
Dalam dua tahun, Netflix mengklaim telah menginvestasikan US$29 juta di lebih dari 35 negara melalui 100 program yang berbeda, termasuk di Asia-Pasifik.
Selain di Thailand, mereka juga menyebut telah membuat program-program serupa di beberapa negara seperti Filipina dan India, yang bertujuan untuk membangun peluang-peluang baru bagi komunitas-komunitas yang kurang terwakili dalam dunia hiburan di Asia-Pasifik.
Kiri-kanan: Alexander Matius, Direktur Program JAFF - Timo Tjahjanto, Penulis & Sutradara The Shadow Strays - Daiwanne P Ralie, Co-Produser The Shadow Strays - Batara Goempar, Sinematografer The Shadow Strays - Dinda Amanda, Editor The Shadow Strays. (Sumber gambar: Netflix)
Rangkaian acara Reel Life Film Camp di JAFF juga meliputi sharing session yang membahas proses pembuatan The Shadow Strays, film Netflix Original Indonesia yang mulai tayang pada Oktober lalu, dan masuk dalam daftar Top 10 Netflix global di 85 negara.
Sutradara Timo Tjahjanto, produser Daiwanne P. Ralie, sinematografer Batara Goempar, dan editor Dinda Amanda berbagi mengenai pengalaman dan proses kreatif mereka di balik pembuatan film tersebut.
"Saat saya berbicara dengan Batara, kami mempunyai visi untuk membuat The Shadow Strays dengan output yang sinematik. Dengan ditayangkan di Netflix, tontonan yang sinematik tidak terbatas hanya bisa ditonton di layar lebar, tapi juga dengan berbagai cara, di mana saja," kata Sutradara Timo Tjahjanto.
Dalam sesi lain yang menjadi penutup rangkaiam Reel Life Film Camp, para peserta, mentor, dan rekan Netflix berbagi mengenai pengalaman mereka mengikuti program tersebut.
Ego, salah satu peserta Reel Life Film Camp. (Sumber gambar: Netflix).
Tia Hasibuan, Produser dari Come and See Pictures mengungkap program Reel Life Film Camp adalah sebuah program yang sudah lama pihaknya tunggu-tunggu untuk menggaet bibit-bibit baru di industri perfilman Indonesia.
Dengan adanya sesi pelatihan online, offline, dan on-the-job training, kata Tia, pihaknya dengan mudah dapat menyaring talenta-talenta yang berpotensi untuk dilibatkan dalam produksi Come and See Pictures ke depannya.
Ego, salah satu peserta Reel Life Film Camp, mengatakan banyak hal baru yang dia dapatkan dengan ikut serta dalam pelatihan di program ini, terutama untuk meningkatkan kemampuannya di industri perfilman. "Saya berharap dapat mengaplikasikan apa yang saya pelajari selama pelatihan untuk dibawa ke dalam perjalanan karier saya ke depan," katanya.
Dalam dua tahun terakhir, Netflix telah menghadirkan sejumlah program pengembangan bagi komunitas kreatif di Indonesia, meliputi berbagai topik seperti proses penyampaian gagasan, produksi serial, hingga aspek hukum dan finansial dalam produksi film.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.