The Panturas Eksplorasi Musik Sunda dalam Album Galura Tropikalia
21 November 2024 |
17:30 WIB
Band surf-rock asal Jatinangor The Panturas kembali menyapa para penggemarnya dengan merilis album mini berjudul Galura Tropikalia. Berbeda dari karya-karya sebelumnya, album ini menghadirkan enam lagu berbahasa Sunda yang bakal mengecoh ekspektasi pendengar.
Album Galura Tropikalia berisikan enam lagu dengan dua single yang telah dirilis terlebih dahulu yakni 'Lasut Nyanggut' dan 'Jimat'. Sementara empat lagu lainnya termasuk 'Khodam Buntut Lutung', 'Sangsara In Cumbia', 'Talak Tilu', dan 'Bentang Sagara'.
Galura Tropikalia menjadi album mini kedua yang dirilis The Panturas setelah Mabuk Laut yang diluncurkan tahun 2018. Sebelumnya, band pelantun lagu 'Sunshine' ini juga merilis album Ombak Banyu Asmara pada 2021.
Baca Juga: Armand Maulana Rilis Sarwa Renjana, Album Solo Kedua setelah 30 Tahun
Baca Juga: Armand Maulana Rilis Sarwa Renjana, Album Solo Kedua setelah 30 Tahun
Berbeda dari dua album sebelumnya, Galura Tropikalia hadir dengan lagu-lagu berbahasa Sunda, dengan iringan musik tembang tradisional khas tanah Priangan. Adapun, album ini akan resmi dirilis di berbagai layanan streaming musik pada 22 November 2024.
Surya Fikri, drummer sekaligus pentolan The Panturas, mengatakan proses pembuatan album Galura Tropikalia menjadi pengalaman menarik bagi mereka mulai dari workshop hingga peluncurannya. Masing-masing personel melakukan eksplorasi dan pola-pola baru dalam menggarap album ini, sebuah cara yang belum pernah mereka lakukan dalam penggarapan album sebelumnya.
"Saya merasa banyak sekali hal baru yang kami bisa temukan, kami banyak melakukan eksplorasi dan pola-pola baru. Hal paling besarnya adalah ternyata kami bisa membelokkan arah musik yang kami mainkan ini ke area yang sangat familiar dengan tanah kelahiran kami yaitu bumi Pasundan,” tutur pria yang akrab disapa Kuya itu.
Diakui Kuya, hal yang paling menantang bagi para personel dalam penggarapan album ini ialah penulisan lirik lantaran menggunakan bahasa Sunda yang dianggap lumayan rumit. Hal ini dikarenakan lirik lagu-lagunya mengusung kalimat-kalimat yang berkaitan dengan jampi, pupuh, dan dongeng Sunda kuno.
Beruntung, Rizal Taufik sang gitaris memiliki pengetahuan dan wawasan terkait budaya Sunda yang menjadi tanah kelahirannya, sehingga para personel dapat menyelesaikan lagu-lagu yang ingin mereka tulis mengikuti kata hati.
Selain menghadirkan lagu-lagu baru, dalam album Galura Tropikalia, The Panturas juga menggubah (cover) sebuah lagu pop sunda berjudul 'Talak Tilu' ciptaan Kosman Jaya yang pertama kali dipopulerkan oleh Upit Sarimanah. Selain itu, mereka turut mengajak musisi legendaris pop Sunda, Doel Sumbang, untuk berkolaborasi dalam salah satu trek berjudul Jimat.
Dalam album berdurasi sekitar 21 menit ini, The Panturas juga menggaet Ricky Virgana dari band White Shoes At The Couples Company sebagai produser. Hal itu mempengaruhi bagaimana lagu-lagu dalam Galura Tropikalia juga kental dengan gaya disco-pop tahun 70-an hingga 80-an.
Sementara itu, Om Robo dari Southern Beach Terror/Sundancer turut berpartisipasi sebagai pengarah musik gitar, dan dibantu musisi kolaborator lainnya seperti Panji Wisnu pada instrumen keyboard/synth, Rezki Delian (perkusi), dan Andri (pencak tarompet).
Termasuk, The Panturas juga menciptakan sebuah lagu berjudul 'Bentang Sagara' sebagai ode kecintaan masing-masing personel dengan musik pop Indonesia pada era album kompilasi LCLR 1978. Sebuah eksplorasi di ranah disco pop dengan lirik berbahasa Sunda.
“Beruntungnya, penulisan dan produksi lagu ini dibantu oleh Ricky Virgana yang memang sudah mumpuni di area itu. Kami mencari jalan tengah di antara musik disco dan gitar becek ala The Panturas. Semoga albumnya bisa diterima dan pendengar The Panturas hari ini masih tetap bisa menikmati musik kami tanpa kendala perbedaan bahasa,” harap Kuya.
Setelah merilis album, The Panturas juga berencana membuat tur dan showcase album Galura Tropikalia, dengan harapan bisa dibawakan langsung di hadapan para pendengar di berbagai kota di Indonesia atau bahkan ke luar negeri.
The Panturas adalah band asal Jatinangor, Sumedang, yang beranggotakan empat personel yakni Abyan Zaki Nabilio (vokal/gitar), Rizal Taufik (gitar), Bagus Gogon (bas), dan Surya Fikri Asshidiq (drum).
Band ini dibentuk pada 2015 oleh tiga personelnya yakni Abyan, Bagus, dan Rizal. Nama The Panturas dipilih sebagai penghormatan sekaligus permainan diksi dari nama band surf rock mahsyur yang menginspirasi grup musik ini sendiri yaitu The Ventures.
Meski telah terbentuk sejak 2015, The Panturas baru mengawali debutnya dengan merilis mini album bertajuk Mabuk Laut yang dirilis oleh La Munai Record pada 2018. Setelahnya, nama The Panturas semakin populer di belantika musik Tanah Air.
Album studio kedua mereka, Ombak Banyu Asmara, dirilis 2021 dan berisikan lagu-lagu yang semakin menunjukkan musikalitas The Panturas. Selain 'Jim Labrador', terdapat lagu-lagu yang menjadi hit mereka dari album tersebut seperti 'Tafsir Mistik', 'All I Want', serta 'Balada Semburan Naga'.
Salah satu pencapaian tertinggi mereka dalam berkarya adalah berhasil masuk nominasi Duo/Grup/Grup Vokal/Kolaborasi Alternatif Terbaik pada gelaran Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2021 melalui single Tafsir Mistik.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Jadi Rockstar di Teaser Album Barunya ALTER EGO
Editor: M. Taufikul Basari
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Jadi Rockstar di Teaser Album Barunya ALTER EGO
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.