Catat! Kemampuan Ini Tingkatkan Peluang Kerja di Era Digital
21 November 2024 |
13:00 WIB
Kemajuan teknologi menuntut banyak orang untuk bisa beradaptasi. Ditambah kehadiran artificial inteligence (AI) atau kecerdasan buatan, manusia perlu meningkatkan kemampuan dan kualitas dirinya dalam bidang teknologi juga digital agar mampu bersaing di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat.
Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat kebutuhan talenta digital diperkirakan akan terus naik menjadi 2 juta orang pada 2025, dari 1,2 juta pada 2022. Sayangnya, naiknya permintaan terhadap talenta digital belum dibarengi oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
HR Consultant Fiyarni Pamuntjak, menjelaskan tenrdapat beragam tantangan dalam mendapatkan talenta di industri teknologi. Mulai dari rendahnya kemampuan fundamental dalam dunia IT, tenaga kerja baru yang tidak lolos kriteria perusahaan dan tantangan, hingga tidak linearnya antara pendidikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Baca Juga: Cek 3 Alasan Membangun Skill Project Management Demi Peningkatan Karier
“Dengan kemajuan teknologi yang ada kebutuhan tenaga kerja di dunia teknologi tetap besar. Namun, para pekerja juga tetap harus bisa beradaptasi dan juga meningkatkan kemampuan diri agar bisa diterima oleh dunia pekerjaan,” jelasnya, dikutip Hypeabis.id, Kamis (21/11/2024).
Dia menyebut saat ini terdapat tren lima kluster yang paling banyak dicari perusahaan. Mulai dari developer, cybersecurity, digital infrastructure, data analyst dan IT consultant.
Oleh karena itu, calon pekerja harus memiliki hardskill mulai dari algoritma, bahasa pemrograman. Selain itu, mereka juga perlu soft skill atau kemampuan nonteknis.
Fiyarni menerangkan pada era kemajuan teknologi saat ini soft skill sangat dibutuhkan. Pasalnya, hard skill bisa dipenuhi dengan teknologi, tetapi soft skill tidak bisa dipenuhi teknologi, namun dari manusia itu sendiri.
Adapun dalam meningkatkan soft skill, dibutuhkan pemikiran yang kritis, problem solving, kemampuan berkolaborasi, dan juga komunikasi dari generasi muda saat ini agar bisa berdaya saing memasuki dunia kerja di era digital. “Hal-hal ini harus menjadi highlight dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di tengah kemajuan teknologi dan informasi,” tuturnya.
Fiyarni juga menekankan pentingnya kemampuan penguasaan bahasa asing. Kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan salah satu skill yang dibutuhkan untuk bisa bersaing dengan kebutuhan global dan era digital seperti sekarang ini.
“Hampir semua pekerjaan membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris. Apalagi jika calon pekerja ingin bekerja di perusahaan multinasional dibutuhkan kemampuan berbahasa Inggris,” ungkapnya.
Kemahiran bahasa Inggris menurutnya akan membuka peluang baru bagi pencari kerja, baik yang baru maupun yang sudah profesional. Mereka yang mahir berbahasa Inggris memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan peluang pekerjaan.
Stefany Yacop, Marketing Director EF Efekta English for Adults Indonesia sepakat bahwa penguasaan bahasa Inggris merupakan bagian dari upskilling profesional di era digital. Potensi ini mampu meningkatkan daya saing mereka.
“Upskilling ini tidak hanya membuka peluang kerja baru, tapi juga memperluas jaringan profesional mereka di tingkat global," sebutnya.
Baca Juga: 85% Pekerja Profesional di Indonesia Manfaatkan Tren Loud Learning untuk Tingkatkan Skill
Editor: M. Taufikul Basari
Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat kebutuhan talenta digital diperkirakan akan terus naik menjadi 2 juta orang pada 2025, dari 1,2 juta pada 2022. Sayangnya, naiknya permintaan terhadap talenta digital belum dibarengi oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
HR Consultant Fiyarni Pamuntjak, menjelaskan tenrdapat beragam tantangan dalam mendapatkan talenta di industri teknologi. Mulai dari rendahnya kemampuan fundamental dalam dunia IT, tenaga kerja baru yang tidak lolos kriteria perusahaan dan tantangan, hingga tidak linearnya antara pendidikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Baca Juga: Cek 3 Alasan Membangun Skill Project Management Demi Peningkatan Karier
“Dengan kemajuan teknologi yang ada kebutuhan tenaga kerja di dunia teknologi tetap besar. Namun, para pekerja juga tetap harus bisa beradaptasi dan juga meningkatkan kemampuan diri agar bisa diterima oleh dunia pekerjaan,” jelasnya, dikutip Hypeabis.id, Kamis (21/11/2024).
Dia menyebut saat ini terdapat tren lima kluster yang paling banyak dicari perusahaan. Mulai dari developer, cybersecurity, digital infrastructure, data analyst dan IT consultant.
Oleh karena itu, calon pekerja harus memiliki hardskill mulai dari algoritma, bahasa pemrograman. Selain itu, mereka juga perlu soft skill atau kemampuan nonteknis.
Fiyarni menerangkan pada era kemajuan teknologi saat ini soft skill sangat dibutuhkan. Pasalnya, hard skill bisa dipenuhi dengan teknologi, tetapi soft skill tidak bisa dipenuhi teknologi, namun dari manusia itu sendiri.
Adapun dalam meningkatkan soft skill, dibutuhkan pemikiran yang kritis, problem solving, kemampuan berkolaborasi, dan juga komunikasi dari generasi muda saat ini agar bisa berdaya saing memasuki dunia kerja di era digital. “Hal-hal ini harus menjadi highlight dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di tengah kemajuan teknologi dan informasi,” tuturnya.
Fiyarni juga menekankan pentingnya kemampuan penguasaan bahasa asing. Kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan salah satu skill yang dibutuhkan untuk bisa bersaing dengan kebutuhan global dan era digital seperti sekarang ini.
“Hampir semua pekerjaan membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris. Apalagi jika calon pekerja ingin bekerja di perusahaan multinasional dibutuhkan kemampuan berbahasa Inggris,” ungkapnya.
Kemahiran bahasa Inggris menurutnya akan membuka peluang baru bagi pencari kerja, baik yang baru maupun yang sudah profesional. Mereka yang mahir berbahasa Inggris memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan peluang pekerjaan.
Stefany Yacop, Marketing Director EF Efekta English for Adults Indonesia sepakat bahwa penguasaan bahasa Inggris merupakan bagian dari upskilling profesional di era digital. Potensi ini mampu meningkatkan daya saing mereka.
“Upskilling ini tidak hanya membuka peluang kerja baru, tapi juga memperluas jaringan profesional mereka di tingkat global," sebutnya.
Baca Juga: 85% Pekerja Profesional di Indonesia Manfaatkan Tren Loud Learning untuk Tingkatkan Skill
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.