85% Pekerja Profesional di Indonesia Manfaatkan Tren Loud Learning untuk Tingkatkan Skill
19 June 2024 |
21:30 WIB
Era digitalisasi dan disrupsi kecerdasan buatan (AI) yang kian masif menuntut para pekerja profesional untuk terus mengembangkan kemampuan guna memajukan karier. Namun, padatnya tugas di tempat kerja menciptakan sejumlah tantangan bagi pekerja untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuannya.
Menurut hasil penelitian LinkedIn, sebanyak 92 persen pekerja di Indonesia mengalami kesulitan untuk memprioritaskan pembelajaran karena komitmen kerja dan keluarga. Hambatan utama yang dihadapi termasuk kurangnya waktu akibat jadwal kerja yang padat sebagaimana diakui oleh 33 persen responden, tanggung jawab keluarga atau komitmen pribadi lainnya (31 persen), serta kurangnya motivasi atau disiplin untuk menyisihkan waktu (27 persen).
Baca juga: Penelitian LinkedIn: Disrupsi AI Membuat Kemampuan Soft Skill Kian Penting
Di tengah kondisi menantang ini, muncul tren loud learning di kalangan pekerja profesional. Loud learing merupakan tren dimana para profesional bisa dengan bebas menyuarakan ambisi mereka dalam belajar di dunia kerja. Loud learning dinilai menjadi solusi yang menjanjikan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan keahlian (skill).
Menurut hasil penelitian Censuswide pada Juni 2024, sebanyak 83 persen pekerja profesional di Indonesia menyebut bahwa praktik loud learning dapat membantu mereka meluangkan waktu untuk meningkatkan keahlian.
Sekitar 81 persen dari para profesional di Indonesia mengatakan bahwa mereka termotivasi untuk terlibat dalam loud learning setelah melihat rekan mereka menggunakannya. Untuk melengkapi pengalaman belajar mereka, 63 persen dari para pekerja juga mengatakan bahwa mereka memiliki Learning BFF, yakni seorang teman yang mendukung dan belajar bersama mereka, sehingga pengalaman belajar lebih menyenangkan dan efektif.
Terdapat tiga cara utama yang digunakan oleh para profesional di Indonesia dalam loud learning yaitu berbagi pembelajaran dengan rekan tim sebagaimana diakui oleh 47 persen responden. Disusul dengan membagikan perjalanan pembelajaran atau pencapaian mereka di LinkedIn (40 persen), serta memberitahu anggota tim tentang waktu belajar mereka (39 persen). Adapun, 72 persen dari para profesional di Indonesia sudah terlibat dalam loud learning.
Laporan penelitian yang melibatkan sebanyak 5.136 pekerja itu juga memaparkan bahwa sebanyak 85 persen profesional percaya bahwa terlibat dalam loud learning dapat mendukung pertumbuhan karier. Beberapa manfaatnya termasuk membuka peluang baik untuk karier baru ataupun kemajuan karier sebagaimana diakui oleh 30 persen responden.
Manfaat lainnya termasuk memberikan kesempatan untuk mendapat mentor dan bimbingan dari para profesional berpengalaman (29 persen), dan memfasilitasi berbagai pengetahuan dan wawasan di antara rekan sejawat (25 persen).
Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert memaparkan menurut data LinkedIn, kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan di Indonesia diperkirakan akan berubah sebesar 68 persen pada 2030, dipercepat oleh hadirnya AI generatif. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari rata-rata global sebesar 50 persen yang diprediksi sejak tahun 2016.
Oleh karena itu, menurut Serla, sangat penting bagi para profesional untuk fokus pada pembelajaran dan peningkatan skill guna melindungi karier mereka pada masa mendatang. Loud Learning adalah trik hebat yang dapat pekerja gunakan untuk mengatasi tantangan dalam meluangkan waktu untuk belajar.
"Dengan Loud Learning, Anda tidak hanya memprioritaskan perjalanan pembelajaran pribadi tetapi juga menginspirasi dan mendorong orang lain untuk meluangkan waktu demi mengembangkan keterampilan," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Agar mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh profesional sebagaimana dibagikan oleh Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert berikut ini.
Untuk mengutamakan belajar, penting untuk bersuara dan secara sadar mengalokasikan waktu. Block jadwal di kalender adalah cara sederhana untuk berkomitmen dan memungkinkan orang lain melihat dedikasi kalian. Mulailah dengan mengalokasikan waktu sesaat, sekalipun hanya 15 menit sehari, agar kalian dapat tetap konsisten dan teratur dalam belajar.
Berbagai pengalaman dan perjalanan belajar bukan tidak mungkin dapat menginspirasi orang lain. Ceritakan progres belajar kalian sekaligus bagaimana cara mengatasi hambatan dengan rekan kerja dan jaringan LinkedIn. Ini dapat memicu diskusi dan mungkin menginspirasi orang lain agar meluangkan waktu untuk belajar.
Teman yang suportif dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan, bertanggung jawab, dan berkesan. Bagikan wawasan dan saling mengingatkan dengan teman soal komitmen belajar untuk tetap termotivasi sepanjang perjalanan belajar. Selain itu, teman yang suportif juga dapat membantu memperluas alat bantu belajar dengan memperkenalkan kalian pada alat-alat dan sumber daya baru.
Untuk meningkatkan pengalaman belajar, kalian juga memanfaatkan kecanggihan AI. Misalnya, fitur AI di LinkedIn Learning yang memungkinkan pekerja bisa berdiskusi dengan ahli tentang topik yang mereka kuasai seperti negosiasi, kesejahteraan, atau strategi bisnis. Dengan fitur ini, pengguna dapat berinteraksi via chat yang mudah digunakan bersama instruktur terpilih, dan segera menerima saran terpersonalisasi yang bermanfaat.
Hal lain yang tak kalah penting ialah terlibat aktif dalam diskusi di grup-grup diskusi belajar. Di grup LinkedIn misalnya, kalian bisa menemukan berbagai komunitas profesional seprofesi untuk berbagi wawasan tentang berbagai topik. Selain itu, kalian juga dapat berkontribusi pada artikel kolaboratif untuk pertukaran perspektif yang beragam lebih lanjut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurut hasil penelitian LinkedIn, sebanyak 92 persen pekerja di Indonesia mengalami kesulitan untuk memprioritaskan pembelajaran karena komitmen kerja dan keluarga. Hambatan utama yang dihadapi termasuk kurangnya waktu akibat jadwal kerja yang padat sebagaimana diakui oleh 33 persen responden, tanggung jawab keluarga atau komitmen pribadi lainnya (31 persen), serta kurangnya motivasi atau disiplin untuk menyisihkan waktu (27 persen).
Baca juga: Penelitian LinkedIn: Disrupsi AI Membuat Kemampuan Soft Skill Kian Penting
Di tengah kondisi menantang ini, muncul tren loud learning di kalangan pekerja profesional. Loud learing merupakan tren dimana para profesional bisa dengan bebas menyuarakan ambisi mereka dalam belajar di dunia kerja. Loud learning dinilai menjadi solusi yang menjanjikan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan keahlian (skill).
Menurut hasil penelitian Censuswide pada Juni 2024, sebanyak 83 persen pekerja profesional di Indonesia menyebut bahwa praktik loud learning dapat membantu mereka meluangkan waktu untuk meningkatkan keahlian.
Sekitar 81 persen dari para profesional di Indonesia mengatakan bahwa mereka termotivasi untuk terlibat dalam loud learning setelah melihat rekan mereka menggunakannya. Untuk melengkapi pengalaman belajar mereka, 63 persen dari para pekerja juga mengatakan bahwa mereka memiliki Learning BFF, yakni seorang teman yang mendukung dan belajar bersama mereka, sehingga pengalaman belajar lebih menyenangkan dan efektif.
Ilustrasi pekerja profesional. (Sumber gambar: Arlington Research/Pexels)
Laporan penelitian yang melibatkan sebanyak 5.136 pekerja itu juga memaparkan bahwa sebanyak 85 persen profesional percaya bahwa terlibat dalam loud learning dapat mendukung pertumbuhan karier. Beberapa manfaatnya termasuk membuka peluang baik untuk karier baru ataupun kemajuan karier sebagaimana diakui oleh 30 persen responden.
Manfaat lainnya termasuk memberikan kesempatan untuk mendapat mentor dan bimbingan dari para profesional berpengalaman (29 persen), dan memfasilitasi berbagai pengetahuan dan wawasan di antara rekan sejawat (25 persen).
Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert memaparkan menurut data LinkedIn, kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan di Indonesia diperkirakan akan berubah sebesar 68 persen pada 2030, dipercepat oleh hadirnya AI generatif. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari rata-rata global sebesar 50 persen yang diprediksi sejak tahun 2016.
Oleh karena itu, menurut Serla, sangat penting bagi para profesional untuk fokus pada pembelajaran dan peningkatan skill guna melindungi karier mereka pada masa mendatang. Loud Learning adalah trik hebat yang dapat pekerja gunakan untuk mengatasi tantangan dalam meluangkan waktu untuk belajar.
"Dengan Loud Learning, Anda tidak hanya memprioritaskan perjalanan pembelajaran pribadi tetapi juga menginspirasi dan mendorong orang lain untuk meluangkan waktu demi mengembangkan keterampilan," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Tip untuk Memaksimalkan Loud Learning
Agar mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh profesional sebagaimana dibagikan oleh Serla Rusli selaku LinkedIn Career Expert berikut ini.
1. Vokal dan alokasikan waktu
Untuk mengutamakan belajar, penting untuk bersuara dan secara sadar mengalokasikan waktu. Block jadwal di kalender adalah cara sederhana untuk berkomitmen dan memungkinkan orang lain melihat dedikasi kalian. Mulailah dengan mengalokasikan waktu sesaat, sekalipun hanya 15 menit sehari, agar kalian dapat tetap konsisten dan teratur dalam belajar.
2. Berbagi pengalaman belajar
Berbagai pengalaman dan perjalanan belajar bukan tidak mungkin dapat menginspirasi orang lain. Ceritakan progres belajar kalian sekaligus bagaimana cara mengatasi hambatan dengan rekan kerja dan jaringan LinkedIn. Ini dapat memicu diskusi dan mungkin menginspirasi orang lain agar meluangkan waktu untuk belajar.
3. Mencari teman belajar
Teman yang suportif dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan, bertanggung jawab, dan berkesan. Bagikan wawasan dan saling mengingatkan dengan teman soal komitmen belajar untuk tetap termotivasi sepanjang perjalanan belajar. Selain itu, teman yang suportif juga dapat membantu memperluas alat bantu belajar dengan memperkenalkan kalian pada alat-alat dan sumber daya baru.
4. Manfaatkan AI untuk belajar
Untuk meningkatkan pengalaman belajar, kalian juga memanfaatkan kecanggihan AI. Misalnya, fitur AI di LinkedIn Learning yang memungkinkan pekerja bisa berdiskusi dengan ahli tentang topik yang mereka kuasai seperti negosiasi, kesejahteraan, atau strategi bisnis. Dengan fitur ini, pengguna dapat berinteraksi via chat yang mudah digunakan bersama instruktur terpilih, dan segera menerima saran terpersonalisasi yang bermanfaat.
5. Buat komunitas belajar
Hal lain yang tak kalah penting ialah terlibat aktif dalam diskusi di grup-grup diskusi belajar. Di grup LinkedIn misalnya, kalian bisa menemukan berbagai komunitas profesional seprofesi untuk berbagi wawasan tentang berbagai topik. Selain itu, kalian juga dapat berkontribusi pada artikel kolaboratif untuk pertukaran perspektif yang beragam lebih lanjut.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.