5 Kiat Memilih Host Live TikTok yang Bikin Jualan Fesyen Laris Manis
20 November 2024 |
07:30 WIB
TikTok Shop menjadi medium populer untuk berjualan produk fesyen secara online pada saat ini. Pasalnya, pengguna media sosial di platform TikTok tersebut bisa melihat langsung pakaian yang ditawarkan melalui fitur live streaming sebelum membelinya.
Kendati demikian, ada tantangan tersendiri bagi para owner yang menjual produknya melalui platform yang bekerja sama dengan Tokopedia ini. Pasalnya, calon pembeli memiliki warna kulit, bentuk, dan tinggi badan yang berbeda-beda.
Di sisi lain, mereka punya keterbatasan dalam mencoba produk fashion jika transaksi terjadi di dalam jaringan. Communications Senior Lead Tokopedia and TikTok E-commerce, Antonia Adegn mengatakan penjual perlu melakukan visualisasi penggunaan produk fashion pada model dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan yang beragam.
“Visualisasi, yang bisa dalam bentuk foto produk, video pendek, dan live streaming, dapat membantu meningkatkan transaksi para penjual online produk fashion," ujarnya dikutip Hypeabis.id, Selasa (19/11/2024).
Baca juga: Hypereport: Mengintip Suka Duka hingga Peluang Besar Profesi Host Live Selling
Menurut data ShopTokopedia pada semester I/2024, pelaku usaha yang melakukan live streaming rata-rata mengalami kenaikan penjualan 7 kali lipat dibandingkan penjual yang tidak melakukannya. Antonia menyebut para pebisnis di bidang fesyen bisa pemanfaatan fitur Live di TikTok untuk membangun brand, memperluas pasar, dan meningkatkan penjualan di ShopTokopedia.
Sementara itu, dia menilai keberhasilan sebuah live streaming sangat bergantung pada banyak hal, salah satunya host. Agar bisa menarik banyak calon pembeli, berikut cara memilih host live streaming khusus untuk para pelaku usaha fesyen.
Sebelum membeli produk fesyen, seseorang cenderung mempertimbangkan kesesuaian dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan, maka brand fashion perlu host informatif yang bisa mempermudah pertimbangan ini. Menurut Antonia, repetisi penting dilakukan karena tidak semua audiens mengikuti live streaming sejak awal.
“Host juga sebaiknya menjelaskan rasa bahan produk fashion tersebut ketika dipakai, cocok digunakan di occasion apa, dan menjawab hal lain yang ditanyakan audiens dengan jelas dan lugas," tambahnya.
Jika memiliki resource lebih, hadirkan 2-3 host yang punya tinggi dan bentuk badan berbeda satu sama lain di setiap sesi live streaming. Antonia menilai hal ini bisa memberikan gambaran lebih baik kepada lebih banyak calon pembeli yang juga memiliki tinggi dan bentuk tubuh beragam. Misal, brand fashion yang menjual celana panjang.
Jika di dalam satu sesi live bisa menghadirkan host dengan tinggi sekitar 150 cm dan 160 cm, dan masing-masing menggunakan celana panjang yang sama, pembeli akan lebih mudah membayangkan sesuai dengan tinggi badannya, seberapa panjang celana tersebut ketika dipakai olehnya. Sama halnya dengan menjual atasan, hadirkan host dengan bentuk atau berat badan yang berbeda-beda.
Warna kulit juga bisa menjadi faktor penentu belanja produk fesyen. Pelaku usaha dapat menghadirkan 2-3 host dengan warna kulit berbeda. Hadirkan host dengan warna kulit yang cenderung gelap, sawo matang, atau kuning langsat agar bisa mempermudah calon pembeli membayangkan produk fesyen tersebut di warna kulitnya.
Memilih host yang interaktif bisa membangun kedekatan antara brand dengan audiens. Pemilik brand fashion lokal Gwenza, Deby Rojalianti, mengatakan saat live streaming di TikTok, host harus bisa menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi.
Sebagai contoh, menyebutkan nama pembeli yang bertanya saat live streaming, atau mengingat nama pembeli yang sudah menjadi langganan. Interaksi ini menurutnya dapat menciptakan kedekatan antara host dan pembeli, bahkan meningkatkan loyalitas pembeli ke tokonya dan membuat Gwenza makin dikenal. Gwenza kini memiliki lebih dari 130.000 pengikut baru setelah aktif memanfaatkan fitur Live di TikTok.
Pada Ramadan 2024, ShopTokopedia mencatat, Fashion Muslim Wanita menjadi salah satu kategori produk yang paling laris. Untuk mengakomodasi tingginya permintaan masyarakat akan produk fesyen saat peak season, seperti Ramadan, Natal, dan Tahun Baru, brand fashion sebaiknya memaksimalkan strategi pemasaran.
Salah satunya, meningkatkan frekuensi live streaming dengan merekrut host lebih banyak. Deby mengingatkan bahwa jika sudah menetapkan jadwal live streaming, brand wajib konsisten hadir dan tepat waktu. Ini akan memudahkan audiens mengikuti jadwal live streaming di TikTok dan meminimalisasi risiko kehilangan pembeli setia di ShopTokopedia.
Dia menyampaikan bahwa jadwal live streaming tidak harus setiap hari. Pelaku usaha bisa mulai dengan 3-5 kali per minggu sesuai kebutuhan. Hal terpenting adalah jangan mengurangi intensitas live streaming dari standar awal agar tidak kehilangan pembeli. “Khusus di peak season, sebaiknya libatkan host lebih banyak untuk mengelola live streaming dengan intensitas yang lebih sering," tutur Deby.
Editor: Fajar Sidik
Kendati demikian, ada tantangan tersendiri bagi para owner yang menjual produknya melalui platform yang bekerja sama dengan Tokopedia ini. Pasalnya, calon pembeli memiliki warna kulit, bentuk, dan tinggi badan yang berbeda-beda.
Di sisi lain, mereka punya keterbatasan dalam mencoba produk fashion jika transaksi terjadi di dalam jaringan. Communications Senior Lead Tokopedia and TikTok E-commerce, Antonia Adegn mengatakan penjual perlu melakukan visualisasi penggunaan produk fashion pada model dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan yang beragam.
“Visualisasi, yang bisa dalam bentuk foto produk, video pendek, dan live streaming, dapat membantu meningkatkan transaksi para penjual online produk fashion," ujarnya dikutip Hypeabis.id, Selasa (19/11/2024).
Baca juga: Hypereport: Mengintip Suka Duka hingga Peluang Besar Profesi Host Live Selling
Menurut data ShopTokopedia pada semester I/2024, pelaku usaha yang melakukan live streaming rata-rata mengalami kenaikan penjualan 7 kali lipat dibandingkan penjual yang tidak melakukannya. Antonia menyebut para pebisnis di bidang fesyen bisa pemanfaatan fitur Live di TikTok untuk membangun brand, memperluas pasar, dan meningkatkan penjualan di ShopTokopedia.
Sementara itu, dia menilai keberhasilan sebuah live streaming sangat bergantung pada banyak hal, salah satunya host. Agar bisa menarik banyak calon pembeli, berikut cara memilih host live streaming khusus untuk para pelaku usaha fesyen.
1. Host yang informatif
Sebelum membeli produk fesyen, seseorang cenderung mempertimbangkan kesesuaian dengan warna kulit, bentuk dan tinggi badan, maka brand fashion perlu host informatif yang bisa mempermudah pertimbangan ini. Menurut Antonia, repetisi penting dilakukan karena tidak semua audiens mengikuti live streaming sejak awal. “Host juga sebaiknya menjelaskan rasa bahan produk fashion tersebut ketika dipakai, cocok digunakan di occasion apa, dan menjawab hal lain yang ditanyakan audiens dengan jelas dan lugas," tambahnya.
2. Pilih beberapa host dengan tinggi badan yang berbeda
Jika memiliki resource lebih, hadirkan 2-3 host yang punya tinggi dan bentuk badan berbeda satu sama lain di setiap sesi live streaming. Antonia menilai hal ini bisa memberikan gambaran lebih baik kepada lebih banyak calon pembeli yang juga memiliki tinggi dan bentuk tubuh beragam. Misal, brand fashion yang menjual celana panjang. Jika di dalam satu sesi live bisa menghadirkan host dengan tinggi sekitar 150 cm dan 160 cm, dan masing-masing menggunakan celana panjang yang sama, pembeli akan lebih mudah membayangkan sesuai dengan tinggi badannya, seberapa panjang celana tersebut ketika dipakai olehnya. Sama halnya dengan menjual atasan, hadirkan host dengan bentuk atau berat badan yang berbeda-beda.
3. Hadiran ragam warna kulit
Warna kulit juga bisa menjadi faktor penentu belanja produk fesyen. Pelaku usaha dapat menghadirkan 2-3 host dengan warna kulit berbeda. Hadirkan host dengan warna kulit yang cenderung gelap, sawo matang, atau kuning langsat agar bisa mempermudah calon pembeli membayangkan produk fesyen tersebut di warna kulitnya.
4. Pilih host yang Interaktif
Memilih host yang interaktif bisa membangun kedekatan antara brand dengan audiens. Pemilik brand fashion lokal Gwenza, Deby Rojalianti, mengatakan saat live streaming di TikTok, host harus bisa menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi. Sebagai contoh, menyebutkan nama pembeli yang bertanya saat live streaming, atau mengingat nama pembeli yang sudah menjadi langganan. Interaksi ini menurutnya dapat menciptakan kedekatan antara host dan pembeli, bahkan meningkatkan loyalitas pembeli ke tokonya dan membuat Gwenza makin dikenal. Gwenza kini memiliki lebih dari 130.000 pengikut baru setelah aktif memanfaatkan fitur Live di TikTok.
5. Perbanyak Host saat Peak Season
Pada Ramadan 2024, ShopTokopedia mencatat, Fashion Muslim Wanita menjadi salah satu kategori produk yang paling laris. Untuk mengakomodasi tingginya permintaan masyarakat akan produk fesyen saat peak season, seperti Ramadan, Natal, dan Tahun Baru, brand fashion sebaiknya memaksimalkan strategi pemasaran. Salah satunya, meningkatkan frekuensi live streaming dengan merekrut host lebih banyak. Deby mengingatkan bahwa jika sudah menetapkan jadwal live streaming, brand wajib konsisten hadir dan tepat waktu. Ini akan memudahkan audiens mengikuti jadwal live streaming di TikTok dan meminimalisasi risiko kehilangan pembeli setia di ShopTokopedia.
Dia menyampaikan bahwa jadwal live streaming tidak harus setiap hari. Pelaku usaha bisa mulai dengan 3-5 kali per minggu sesuai kebutuhan. Hal terpenting adalah jangan mengurangi intensitas live streaming dari standar awal agar tidak kehilangan pembeli. “Khusus di peak season, sebaiknya libatkan host lebih banyak untuk mengelola live streaming dengan intensitas yang lebih sering," tutur Deby.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.