Komite FFI 2024-2026 yang dipimpin Ario Bayu (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Cerita Ketua Komite Ario Bayu Soal Konsep Festival Film Indonesia 2024

14 November 2024   |   21:55 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 bakal digelar di ICE BSD, Tangerang, pada 20 November 2024. Malam penghargaan sineas paling bergengsi di Tanah Air ini akan menandai gelaran pertama Komite FFI 2024-2026 yang dipimpin Ario Bayu.

Dalam gelaran FFI pertama di periodenya, Ario Bayu mengangkat tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia. Merandai memiliki makna mengarungi atau menjelajahi. Lewat tema tersebut, FFI 2024 ingin lebih menjelajahi sisi terdalam dari wajah dan bentuk-bentuk yang muncul dalam perfilman Indonesia.

Ario mengatakan tema tersebut sengaja dipilih karena dinilai bisa menggambarkan upaya untuk melihat kembali dasar perfilman Indonesia dari akarnya. Ketika memunculkan ide tema tersebut, Ario mengaku banyak merenungkan kembali tentang apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik ketika pertama kali merancang FFI.

Baca juga: 7 Film yang Mendapat Nominasi Piala Citra Terbanyak di FFI 2024

Menurut Bayu, sekiranya ada dua hal. Pertama, kala itu, muncul skeptisisme tinggi terhadap karya-karya perfilman. Oleh karena itu, FFI penting ada untuk meningkatkan apresiasi dan memberikan platform bagi film-film yang memenuhi syarat, teknik, ilmu pengetahuan untuk film.

Kedua, pada masa itu, Indonesia masih dibanjiri oleh produk budaya luar, termasuk film. Dalam konteks tersebut, FFI kemudian dimunculkan sebagai ketahanan budaya dan garda terdepan untuk membawa narasi keindonesiaan.

“Film memang selalu menjadi sotf power kebudayaan yang penting. Akhirnya, kami memilih tema besar tahun ini adalah Merandai Cakrawala Sinema Indonesia,” ungkap Ario.

Menurutnya, tema tersebut juga bisa membawa semangat utama dari undang-undang yang berkaitan dengan film, seperti UU nomor 5 tahun 2017 melalui Pemajuan Kebudayaan, UU nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman, dan perpres nomor 114 dan nomor 115 tahun 2022 dan 2024.

Ario ingin kembali merancang FFI sebagai ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif. Dirinya juga ingin FFI jadi ruang apresiasi bagi semua insan perfilman dengan menjunjung tinggi nilai meritrokasi dan akuntabilitas.
 

Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) saat ini adalah Gunawan Paggaru, Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 Ario Bayu, dan Ketua Bidang Penjurian Budi Irawanto (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) saat ini adalah Gunawan Paggaru, Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 Ario Bayu, dan Ketua Bidang Penjurian Budi Irawanto (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Sebagai bentuk implementasinya, aktor yang memerankan Soeraja di serial Gadis Kretek ini lantas mengeluarkan tiga program penting untuk komite yang dipimpinnya.

Pertama, ialah mendekatkan kembali FFI dan perfilman Indonesia ke anak-anak muda. Ario mengatakan dalam beberapa waktu terakhir, Ketua Pelaksana FFI Prilly Latuconsina bersama sejumlah sineas menggelar FFI Goes to Campus di berbagai wilayah di Indonesia.

“Kita ingin mengenalkan teman-teman di grassroot bahwa film punya posisi tinggi dalam soft budaya kita,” imbuhnya.

Kedua, menciptakan pedoman yang lebih terstruktur, penuh transparansi dan objektivitas dalam hal penjurian film di FFI. Menurutnya, hal ini penting agar para pemenang merupakan wujud terbaik dari wajah film Indonesia saat itu.

Ketiga, merancang perayaan sekaligus apresiasi dalam malam anugerah FFI 2024. Setelah proses penjurian yang ketat, Ario ingin memberikan penganugerahan dengan cara yang sangat spesial.

Berbeda dari tahun lalu, unsur hiburan kembali akan ditampilkan dalam FFI tahun ini. Ario mengatakan malam anugerah FFI tahun ini akan lebih meriah dengan kehadiran penyanyi internasional, Anggun. Dia akan membawakan beberapa lagu tema film Indonesia dari berbagai periode.

Dimulai dari lagu Panggung Sandiwara yang menjadi soundtrack film Duo Kribo (1977), Bimbang Tanpa Pegangan yang muncul di film Tiga Dara (1957), Badai Pasti Berlalu yang menjadi pengiring di film Badai Pasti Berlalu (1977, hingga Mengejar Matahari yang juga menjadi latar film Mengejar Matahari (2004).

Lewat suara khasnya, Anggun akan memberikan hiburan bagi para insan perfilman, tamu undangan, maupun publik. Ario mengatakan lagu tersebut dipilih juga karena menjadi refleksi terhadap perjalanan sinema Indonesia dari masa lampau hingga kini.

Baca juga:  Festival Film Indonesia 2024 Hadirkan Kembali Piala Antemas, Ini Alasannya

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Cek Kombinasi Password yang Paling Populer dan Sering Diretas di Indonesia

BERIKUTNYA

Mengenal Tren Skincare SPF Cocktailing yang Tidak Dianjurkan Dermatologis

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: