Ilustrasi vlogging. (Sumber gambar: Freepik)

Rekomendasi Kamera Vlogging yang Punya Banyak Fitur & Ringkas

07 November 2024   |   08:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Vlogging menjadi aktivitas digital yang digandrungi kaum muda saat ini. Salah satu bentuk blogging menggunakan medium video yang direkam dan diunggah ke platform digital seperti YouTube, Instagram, maupun TikTok ini tentu memerlukan alat berupa kamera pada tahap produksinya. 

Dalam beberapa waktu terakhir, para raksasa teknologi pencitraan seperti Sony dan Fujifilm pun berupaya menghadirkan kamera yang mendukung kegiatan vlogging. Selain menyediakan banyak fitur, body yang ringkas dan bobot ringan turut diciptakan agar mudah dibawa dan mudah dipakai kapanpun dan di manapun. 

Baca juga: Harga & Spesifikasi GoPro Hero 13, Kamera Aksi yang Cocok Untuk Penggemar Aktivitas Outdoor

Baru-baru ini, Sony merilis generasi kedua dari kamera ZV-E10 untuk para kreator di semua level. “Kami menawarkan ZV Series yang cocok untuk vlogging,” ujar Ryusuke Haruki, Head of Digital Imaging Product Marketing Sony Indonesia beberapa waktu lalu.

Kamera ini memiliki berat sekitar 292 gram, dengan dimensi panjang 114,8 mm, lebar 67,5 mm, dan tebal 54,2 mm. Meskipun bentuknya ringkas, Sony ZV-E10 II memberikan jaminan kualitas gambar dan stabilisasi saat dipakai ngevlog.

Ryusuke menerangkan kamera terbaru Sony dilengkapi teknologi sensor gambar paling canggih dari Sony yakni CMOS Exmor R back-illuminated APS-C. Ditambah resolusi 26,0 megapiksel (MP), sensor ini memungkinkan pengambilan gambar berkualitas tinggi dengan sensitivitas lebih besar dan noise lebih sedikit, bahkan dalam pengaturan cahaya rendah.

ZV-E10 II juga memiliki mesin pemroses gambar BIONZ XR terbaru untuk menghadirkan detail dan ketajaman pada gambar diam maupun film. Rentang ISO standar berkisar dari 100 hingga 3200015, sehingga menawarkan kombinasi ideal antara sensitivitas tinggi dan noise rendah. 

Mesin pemroses gambar BIONZ XR terbaru dan algoritma yang dioptimalkan juga menghasilkan peningkatan performa AF yang signifikan. Rangkaian densitas tinggi dari 759 titik AF deteksi-fase bidang fokus mencakup hampir seluruh area gambar untuk memastikan fokus yang halus dan presisi.

Selain itu, berkat pembacaan berkecepatan tinggi, oversampling 5.6K mengompresi sejumlah besar informasi menjadi rekaman film 4K (QFHD: 3840 x 2160) pada kecepatan frame hingga 60 pixel. “Untuk sampling warna, ZV-E10 Mark II mendukung 4-10bit, sehingga kamera ini bisa mencapai representasi warna yang lebih detail,” ujarnya.

Untuk Look, ZV-E10 II mendukung S-Log3, S-Cinetone, dan LUT Import yang dibutuhkan para konten kreator. Ryusuke menyebut ada pula beberapa pembaruan tambahan pada model ini mencakup peningkatan autofocus dan pengambilan video. Terdapat pengaturan cinematic vlog dan user interface (UI) dengan format vertikal yang baru. 

Ryusuke menyampaikan konten vertikal sangat populer di media sosial saat ini. Oleh karena itu, Sony mengadopsi format tersebut pada ZV-E10 II. “Kita bisa mengatakan, ZV-E10 Mark II cocok bagi pencipta konten yang ingin fokus pada kualitas konten,” imbuhnya.

Untuk menghasilkan konten yang tampak premium, langsung dari kamera, pengguna bisa memilih Creative Look dan Cinematic Vlog Setting. Saat merekam video dan foto, para vlogger dapat menyempurnakan gambarnya dengan memilih dari sepuluh opsi Creative Look, diantaranya Standard (ST), Portrait (PT), Neutral (NT), Vivid (VV), Vivid 2 (VV2). Kemudian, Film (FL), Instant (IN), Soft Highkey (SH), Black & White (BW), dan Sepia (SE). 

Masing-masing tampilan ini katanya dapat disesuaikan lebih lanjut dan dapat diedit melalui delapan parameter berbeda. Setelah disesuaikan, kreator dapat menyimpan enam pengaturan personal langsung di kamera untuk penggunaan kembali yang mudah.

Tidak perlu takut rekaman gambar akan goyang lantaran ZV-E10 II memiliki stabilisasi gambar elektronik Mode Aktif yang menggunakan giroskop presisi dan algoritma canggih untuk mengukur dan mengkompensasi guncangan kamera secara akurat, memberikan stabilisasi yang sangat efektif tanpa mengorbankan mobilitas, bahkan saat mengambil gambar 4K. 

Setelan stabilisasi Standar dan Aktif dapat dipilih sesuai kebutuhan melalui menu. Dengan lensa yang kompatibel, kompensasi breathing secara otomatis mengkompensasi pergeseran sudut pandang kecil saat fokus lensa berubah, sehingga menghasilkan perpindahan fokus yang profesional dan bebas gangguan.

ZV-E10 II sudah dilengkapi mikrofon 3 kapsul yang menawarkan performa pengambilan dan pereduksi bising, sehingga kreator dapat merekam audio yang jernih dan berkualitas tinggi. Cukup pilih Otomatis atau pilih dari setelan Depan, Belakang, atau Semua Arah untuk menyesuaikan dengan berbagai situasi dan lingkungan perekaman. Kamera ini juga kompatibel dengan wireless microphone. 

Kapasitas baterai kamera ini cukup besar. ZV-E10 II menggunakan baterai NP-FZ100 yang memungkinkan perekaman film kontinu hingga 195 menit per pengisian daya. Pengisian daya cepat dapat dilakukan bila terhubung ke perangkat yang mendukung USB PD (Pengiriman Daya). Untuk live streaming (streaming USB), daya juga dapat disuplai dari komputer eksternal melalui kabel USB. 

Fujifilm X-20

Sementara itu, Senior Sales Manager Fujifilm Indonesia Wawan Setiawan menyarankan kamera X-20 untuk para vlogger maupun streamer. Alasannya, kamera ini memiliki performa video yang canggih dalam bodi yang ringkas dan ringan, memungkinkan kreator membuat film hingga 6,2K secara internal pada 30P dalam warna 4:2:2 10-bit. “Spek video juga sudah 4K sampai 60 pixel,” sebutnya. 

Kapasitas baterainya pun telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari 325 menjadi 750 frame dibandingkan dengan X-S10. Jika kreator butuh baterai yang tahan seharian, bisa mengaktifkan X-S20 ke mode ekonomis dan tingkatkan masa pakai baterai hingga 800 frame. Ketika mengambil video, Wawan menyampaikan baterainya bisa tahan sampai 90 menit untuk satu kali shot.

Kamera ini sudah weather resistant. Artinya aman digunakan di segala cuaca atau kondisi lokasi pengambilan gambar. Dengan catatan, menggunakan lensa yang juga weather resistant. 

Salah satu fitur menarik lainnya dari X-S20 yakni terdapat 19 mode Film Simulation untuk meniru tampilan analog dari stok film fotografi klasik yang dikembangkan oleh Fujifilm selama lebih dari 85 tahun. “AI (artificial intelligence nya itu ada di film simulation,” tutur Wawan. 

Kamera ini juga dibekali X Processor 5 yang memiliki kemampuan teknologi pemrosesan AI dan meminimalisir konsumsi daya. Selain itu, X-20 dilengkapi sensor X-Trans CMOS 4 dengan lampu latar. Dengan resolusi 26,1 MP, X-S20 dapat mengabadikan petualangan dan momen sehari-hari dengan rangkaian filter unik yang mengendalikan moiré dan warna palsu untuk menghasilkan gambar lebih kreatif. Desain lampu latar berfungsi untuk meningkatkan kualitas gambar sekaligus meminimalkan noise.

Fitur lainnya yakni fokus otomatis deteksi objek, sistem stabilisasi gambar 5-axis di dalam bodi yang menawarkan stabilisasi gambar hingga tujuh stop untuk gambar dan video yang stabil. Terdapat pula mode Vlog baru mulai dari mode prioritas produk, mode defokus latar belakang, dan pegangan tripod TG-BT1. 

Wawan menyebut Fujifilm akan terus memenuhi kebutuhan para konten kreator. Pasalnya, peminat untuk kamera jenis ini terbilang tinggi. “Target market kita sekarang juga banyak didominasi anak muda, Gen Z,” ucap Wawan.

Baca juga: Rekomendasi Kamera Mirrorless Untuk Pemula

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

BPS: Angka TPAK Perempuan Meningkat, Indikasi Semakin Banyak Perempuan Independen

BERIKUTNYA

Line Up Musisi Everblast Festival 2024, Ada Sleeping With Sirens dan Depapepe

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: