Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan paparan terkait optimalisasi industri perfilman lokal pada acara Ngopi Pagi di Jakarta, Senin (4/11/2024). (sumber gambar: Hypebis.id/Fanny Kusumawardhani)

Jumlah Terbatas, Menbud Fadli Zon akan Perluas Jangkauan Layar Bioskop di Tanah Air

05 November 2024   |   06:34 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Industri film Indonesia terus bergeliat dan menunjukan taji dalam beberapa waktu terakhir. Tren pertumbuhan penonton yang meningkat dan terus mencetak rekor, menjadi salah satu penanda adanya kinerja yang positif dari sektor ekonomi kreatif ini.

Berdasarkan data Badan Perfilman Indonesia (BPI), jumlah penonton film lokal per 29 September 2024 adalah mencapai 61,25 juta penonton. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi sejak film pertama Indonesia tayang perdana pada 1926.

Hingga akhir tahun 2024, jumlah penonton film lokal diprediksi juga masih tumbuh dan menembus angka 70 juta penonton. Walakin, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, potensi industri film Indonesia bisa jauh melampaui angka tersebut jika industrinya dikelola dengan lebih sangkil dan mangkus. 

Baca juga: Punya Banyak Potensi, Menbud Fadli Zon Ingin Perfilman Indonesia Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Menurut Fadli, industri film bakal lebih moncer jika persebaran layar bioskop lebih merata di Tanah Air. Saat ini, jumlah layar yang terbatas, dan hanya terkonsentrasi di kota-kota besar, khususnya Pulau Jawa, masih menjadi salah satu tantangan industri perfilman agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Premis ini mengemuka saat Mendbud, dan Wamenbud Giring Ganesha, bertemu dengan sejumlah insan perfilman pada Senin (4/11/24) di Jakarta. Berlangsung di Gedung Kemendikbudristek, diskusi bertajuk Ngopi Pagi, itu dihadiri oleh asosiasi perfilman, produser, sutradara, dan insan perfilman lain dari berbagai organisasi.

"Dari populasi yang ada, jumlah layar bioskop di Indonesia itu tidak terlalu banyak dibanding negara-negara lain. Persebarannya lebih banyak di kota-kota besar, terutama di Jawa, tapi di provinsi-provinsi masih terbatas," katanya.

Menyikapi tantangan tersebut, Fadli mengajak berbagai pihak untuk terlibat dalam memperkuat ekosistem perfilman di Tanah Air. Termasuk melakukan ekspansi film lokal agar dapat ditayangkan di negara-negara lain dengan mengandalkan kemajuan teknologi informasi sebagai salah satu alat distribusi film.

Dari segi infrastruktur, pihaknya juga akan menggandeng pihak-pihak swasta untuk mengaktivasi gedung-gedung di tingkat provinsi sebagai sarana bioskop. Namun, sebelum mencapai tahap tersebut, pihaknya akan memetakan terlebih dahulu audiens dan kecenderungan penonton yang ada di tiap daerah.

Berdasarkan data filmindonesia.or.id, jumlah bioskop di Indonesia per 13 Januari 2023 hanya mencapai 500 unit yang terbagi atas enam kelompok bioskop. Sedangkan, jumlah layar atau studio berada di angka 2.000-an. Jumlah ini bahkan tidak mencapai 10 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 280 juta penduduk.

"Terkait penambahan layar akan kita cari jalannya. Mungkin bekerjasama dengan pemerintah kabupaten kota/provinsi, dan korporasi karena ini harus jadi bisnis. Apakah infrastrukturnya dulu yang disiapkan atau marketnya dulu yang disiapkan, ini kan harus simultan," katanya.

Pemberian ruang terhadap eksplorasi film bagi anak-anak juga akan didorong oleh Menteri Kebudayaan, karena selama ini film untuk kategori tersebut masih sangat minim. Menbud mengimbau para insan perfilman dapat menerjemahkan cerita berbasis sejarah atau kepahlawanan nasional sebagai langgam utama film untuk anak.

"Kementerian kebudayaan juga akan terus menyelenggarakan lokakarya tentang penulisan skenario, sehingga melahirkan skenario film yang banyak dan bagus dengan berbagai macam cerita yang diangkat. Saya yakin kekuatannya di skenario," katanya.

Menteri Fadli Zon juga berharap film Indonesia dapat semakin diterima di kancah internasional dan menjadi bagian dari diplomasi budaya. Dia pun turut mengapresiasi sineas Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan di festival-festival film internasional yang bergengsi. 

Ke depannya, terkait potensi cerita dari nusantara, termasuk cerita- cerita fiksi-kreatif dan yang mengandung nilai-nilai budaya, juga penting untuk dieksplorasi lebih lanjut. “Kita berharap film Indonesia bisa mendapatkan penghargaan seperti Academy Awards, karena kita memiliki kekayaan cerita dan imajinasi yang kuat,” jelasnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Refleksi Isu Alam di Pesta Seni Rupa Jakarta Biennale 2024

BERIKUTNYA

Setelah Jakarta, Disney Princess The Concert Bakal Digelar di Surabaya 8-9 November 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: