Eksplorasi Bahasa Cinta yang Menggugah di Pameran Art Love U Fest 2024
04 November 2024 |
20:23 WIB
Fasad atau bagian depan gedung Jakarta Design Center (JDC) menunjukkan wajah yang tampak berbeda. Sejumlah bilah-bilah bambu yang tersusun sedemikian rupa, tampak menggelayut dan merambat pada bagian atap, menyambut tepat di depan pintu masuk menuju gedung tersebut.
Struktur bilah-bilah bambu tersebut membentuk draperi atau lipatan-lipatan yang unik. Bentuknya yang melebar seolah membuat instalasi ini tengah merambat ke berbagai sisi. Oleh sang perupa, Joko Avianto, karya seni tersebut diberi tajuk Lawon Balebat.
Baca juga: Ragam Karya Seniman Kontemporer Indonesia Tampil dengan Bahasa Cinta di Festival Jakarta Art Love U
Kata Lawon dalam bahasa Sunda itu memiliki arti kain, sedangkan Balebat adalah rama atau cahaya dari ufuk timur di saat pagi hari. Dua elemen ini kemudian menjadi alegori Joko Avianto menyuguhkan bahasa cinta.
Lewat karya ini, Joko ingin menggugah kembali kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas budaya. Instalasinya yang merambat seolah jadi simbol perlindungan terhadap budaya dan identitas yang kian hari terus terkikis.
“Lawon Balebat ingin menggugah kembali kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas budaya sebagai pelindung bagi jiwa manusia dan alam, sembari menghargai keterhubungan erat antara keduanya dalam kearifan lokal,” kata Joko Avianto dalam catatan kuratorialnya.
Presentasi seni apik dari seniman asal Jawa Barat ini hanyalah sajian pembuka, sebelum pengunjung tenggelam dalam ragam bahasa cinta yang magis nan menggugah di pameran Art Love You Fest 2024.
Digelar dari 1 November hingga 12 November 2024, pameran ini memacak puluhan karya dari 43 seniman kontemporer di enam lantai dengan lima ruangan berbeda gedung Jakarta Design Center. Masing-masing menawarkan suasana, tema, dan energi yang khas.
Salah satu yang cukup menarik dipresentasikan oleh kelompok kolektif Rajut Kejut. Dalam pameran ini, Rajut Kejut mereplikasi bentuk gunungan yang lekat dengan budaya Indonesia. Struktur instalasi ini bernama Sesaji Bhumi ini berbentuk kerucut atau segitiga yang terinspirasi dari bentuk gunung api.
Dalam sejumlah tradisi, bentuk-bentuk seperti ini menyimbolkan kemakmuran yang terbuat dari hasil bumi dan jajanan. Namun, dalam karya yang disajikan Rajut Kejut, gunungan itu tidaklah dihiasi ragam hasil bumi asli, melainkan dari benang serat akrilik.
Karya ini kemudian punya satu twist unik, dengan melubangi bagian atas kerucutnya. Pengunjung yang hadir pun bisa berinteraksi dengan karya seni, termasuk dengan berswafoto di lubang seukuran wajah tersebut, membawa refleksi kebersamaan modernitas dan masa lampau.
Sesaji Bhumi menjadi salah satu karya yang membawa visi kontemporer, tetapi tetap berbasis tradisi yang menarik. Pada akhirnya, keberagaman hasil budaya ini juga jadi pembacaan bahasa cinta yang unik.
Beranjak ke ruang galeri lain, seniman Yawara Oky Rahmawati juga menyuguhkan hal yang menggugah. Menggunakan medium mixed media, Yawara Oky menyuarakan sebuah proses dan bentuk cinta lewat karya bertajuk Tumbuh Disela – Sela Himpitan #3.
Karyanya memancarkan visual yang tenang, tetapi bergelora. Representasi tanaman yang terus merambat dan mencari jalan tumbuh di tengah bebatuan cukup menggugah.
Kurator Mikke Susanto mengatakan Art Love You merupakan sebuah perayaan tanpa batas yang menolak pengkotakan disiplin ilmu kreatif. Seperti ekspresi cinta, seni juga mesti hadir tanpa sekat, mengalir bebas, melintasi batasan-batasan konvensi bentuk dan kreativitas.
Menurutnya, dalam pameran ini, seniman diposisikan bukan sebagai praktisi yang terkotak dalam genre, melainkan sebagai kolaborator yang terbuka terhadap eksperiman dan eksplorasi.
"Karya seni dapat menjadi payung untuk berbagai macam keadaan, khususnya menjunjung humanisme, rasa sayang, rasa cinta dan berbagai macam hal yang ada di sekitar kita,” ungkapnya.
Baca juga: Cek 5 Karya Seni Langka dalam Pameran Flaneur di Galeri Nasional Indonesia
Lewat pameran ini, setiap pengunjung akan diajak melihat seni sebagai ungkapan cinta yang universal dan beragam. Masing-masing mewakili sudut pandang unik, tetapi seluruhnya mengetengahkan seni sebagai bahasa yang menghubungkan banyak hal.
Secara umum, pameran ini memacak beragam karya yang menunjukkan gejala baru dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Pameran ini juga mengarah pada bentuk ruang wisata baru berbasis kreativitas dan hiburan.
Editor: Fajar Sidik
Struktur bilah-bilah bambu tersebut membentuk draperi atau lipatan-lipatan yang unik. Bentuknya yang melebar seolah membuat instalasi ini tengah merambat ke berbagai sisi. Oleh sang perupa, Joko Avianto, karya seni tersebut diberi tajuk Lawon Balebat.
Baca juga: Ragam Karya Seniman Kontemporer Indonesia Tampil dengan Bahasa Cinta di Festival Jakarta Art Love U
Kata Lawon dalam bahasa Sunda itu memiliki arti kain, sedangkan Balebat adalah rama atau cahaya dari ufuk timur di saat pagi hari. Dua elemen ini kemudian menjadi alegori Joko Avianto menyuguhkan bahasa cinta.
Lawon Balebat karya Joko Avianto dalam Pameran Art Love You Fest 2024 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Lewat karya ini, Joko ingin menggugah kembali kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas budaya. Instalasinya yang merambat seolah jadi simbol perlindungan terhadap budaya dan identitas yang kian hari terus terkikis.
“Lawon Balebat ingin menggugah kembali kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga identitas budaya sebagai pelindung bagi jiwa manusia dan alam, sembari menghargai keterhubungan erat antara keduanya dalam kearifan lokal,” kata Joko Avianto dalam catatan kuratorialnya.
Presentasi seni apik dari seniman asal Jawa Barat ini hanyalah sajian pembuka, sebelum pengunjung tenggelam dalam ragam bahasa cinta yang magis nan menggugah di pameran Art Love You Fest 2024.
Digelar dari 1 November hingga 12 November 2024, pameran ini memacak puluhan karya dari 43 seniman kontemporer di enam lantai dengan lima ruangan berbeda gedung Jakarta Design Center. Masing-masing menawarkan suasana, tema, dan energi yang khas.
Sesaji Bhumi karya Rajut Kejut dalam Pameran Art Love You Fest 2024 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Salah satu yang cukup menarik dipresentasikan oleh kelompok kolektif Rajut Kejut. Dalam pameran ini, Rajut Kejut mereplikasi bentuk gunungan yang lekat dengan budaya Indonesia. Struktur instalasi ini bernama Sesaji Bhumi ini berbentuk kerucut atau segitiga yang terinspirasi dari bentuk gunung api.
Dalam sejumlah tradisi, bentuk-bentuk seperti ini menyimbolkan kemakmuran yang terbuat dari hasil bumi dan jajanan. Namun, dalam karya yang disajikan Rajut Kejut, gunungan itu tidaklah dihiasi ragam hasil bumi asli, melainkan dari benang serat akrilik.
Karya ini kemudian punya satu twist unik, dengan melubangi bagian atas kerucutnya. Pengunjung yang hadir pun bisa berinteraksi dengan karya seni, termasuk dengan berswafoto di lubang seukuran wajah tersebut, membawa refleksi kebersamaan modernitas dan masa lampau.
Sesaji Bhumi menjadi salah satu karya yang membawa visi kontemporer, tetapi tetap berbasis tradisi yang menarik. Pada akhirnya, keberagaman hasil budaya ini juga jadi pembacaan bahasa cinta yang unik.
Tumbuh di Sela – Sela Himpitan #3. Pameran Art Love You Fest 2024 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Beranjak ke ruang galeri lain, seniman Yawara Oky Rahmawati juga menyuguhkan hal yang menggugah. Menggunakan medium mixed media, Yawara Oky menyuarakan sebuah proses dan bentuk cinta lewat karya bertajuk Tumbuh Disela – Sela Himpitan #3.
Karyanya memancarkan visual yang tenang, tetapi bergelora. Representasi tanaman yang terus merambat dan mencari jalan tumbuh di tengah bebatuan cukup menggugah.
Kurator Mikke Susanto mengatakan Art Love You merupakan sebuah perayaan tanpa batas yang menolak pengkotakan disiplin ilmu kreatif. Seperti ekspresi cinta, seni juga mesti hadir tanpa sekat, mengalir bebas, melintasi batasan-batasan konvensi bentuk dan kreativitas.
Menurutnya, dalam pameran ini, seniman diposisikan bukan sebagai praktisi yang terkotak dalam genre, melainkan sebagai kolaborator yang terbuka terhadap eksperiman dan eksplorasi.
"Karya seni dapat menjadi payung untuk berbagai macam keadaan, khususnya menjunjung humanisme, rasa sayang, rasa cinta dan berbagai macam hal yang ada di sekitar kita,” ungkapnya.
Baca juga: Cek 5 Karya Seni Langka dalam Pameran Flaneur di Galeri Nasional Indonesia
Lewat pameran ini, setiap pengunjung akan diajak melihat seni sebagai ungkapan cinta yang universal dan beragam. Masing-masing mewakili sudut pandang unik, tetapi seluruhnya mengetengahkan seni sebagai bahasa yang menghubungkan banyak hal.
Secara umum, pameran ini memacak beragam karya yang menunjukkan gejala baru dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Pameran ini juga mengarah pada bentuk ruang wisata baru berbasis kreativitas dan hiburan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.