Ilustrasi pangan organik (dok: Unsplash/Neonbrand)

Tren Gaya Hidup Sehat Angkat Konsumsi Pangan Organik

23 August 2021   |   20:27 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun lalu membuat banyak hal berubah, termasuk gaya hidup masyarakat. Kini, masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan lewat gaya hidup sehat guna meningkatkan daya tahan tubuh mereka agar tak mudah terserang berbagai penyakit.

Salah satu upaya untuk mewujudkan gaya hidup sehat adalah mengonsumsi makanan sehat setiap hari. Sehat yang dimaksud bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi harian seimbang saja, tetapi juga bebas dari kandungan bahan-bahan sintetis.

Tentunya produk pangan organik menjadi jawaban agar gaya hidup sehat yang diterapkan menjadi paripurna. Produk berupa hasil pertanian, perkebunan, maupun peternakan itu proses produksinya dilakukan tanpa melibatkan teknologi rekayasa biologi, radiasi, penggunaan zat pestisida, hormon, maupun antibiotik seperti produk pangan modern pada umumnya.

Menurut Direktur Badan Pelaksana Aliansi Organis Indonesia (AOI) Pius Mulyono, permintaan akan produk pangan organik selama pandemi Covid-19 memang mengalami kenaikan. Walaupun demikian, kenaikan tersebut belum begitu signifikan lantaran permintaan masih terfokus di kawasan perkotaan, terutama dari kalangan menengah ke atas.

“Masih terpusat di [kawasan] perkotaan dan [konsumennya] datang dari kalangan menengah ke atas yang berpendidikan tinggi. Selain memahami manfaat produk organik bagi kesehatan, mereka juga memahami manfaatnya dari sisi lingkungan dan sosial seperti apa,” katanya kepada Hypeabis.id belum lama ini.

Adapun, produk organik yang paling banyak dicari masih sama seperti sebelumnya, meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, dan beras. Namun, setelah pandemi Covid-19, rempah-rempah dan madu organik ikut menjadi produk yang ikut diminati lantaran dipercaya mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari berbagai penyakit.

Kenaikan permintaan juga tak terlepas dari keberadaan platform dagang el khusus produk-produk segar dan media sosial. Selain meningkatkan permintaan, keduanya juga berperan membuat produk organik lebih inklusif lantaran bisa lebih terjangkau dan tak lagi hanya bisa ditemukan di rak pasar swalayan kelas atas.

“Kenaikan di beberapa tempat bisa sampai 300 persen, sejalan dengan [kenaikan] tingkat konsumsinya. Untuk pembeliannya sekarang banyak dibantu oleh platform online. Pembelian langsung ke produsen juga makin banyak, terutama di wilayah yang dekat dengan sentra produksi. Supermarket sekarang mungkin 30% saja [dari keseluruhan],” papar Pius.

Pius mengungkapkan produk organik yang dijual di Indonesia sebagian besar adalah produk yang belum tersertifikasi. Produsen hanya mengklaim produknya sebagai produk organik untuk menarik minat konsumen membelinya.

Tentu, kepercayaan konsumen terhadap produsen berperan besar dalam hal ini. Tidak hanya di platform daring dan media sosial saja, Pius menyebut produk organik yang tak memiliki sertifikasi juga beredar di pasar swalayan bersama produk bersertifikasi.

“Modalnya kepercayaan saja. Ada beberapa produsen yang tak menyebut produknya sebagai produk organik. Tetapi mereka menyebut produknya sebagai produk sehat dan menjelaskan apa saja yang mereka lakukan dalam proses produksinya. Secara tidak langsung menjelaskan ini adalah produk organik,” tuturnya.

Saat ini, cara yang dilakukan oleh AOI untuk menjaga kualitas produk organik adalah dengan mendorong produsen melakukan sertifikasi alternatif berbasis komunitas yang dinamakan PAMOR Indonesia (Penjaminan Mutu Organik Indonesia). Sertifikasi yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) produk organik itu juga diharapkan mampu mendukung dan mendorong kelompok tani untuk bekerjasama dan meningkatkan hal-hal yang terkait dengan praktik pertanian organik.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Intip 3 Kunci Sukses Amri Jualan Kue Pancong Sukses Buka 5 Cabang

BERIKUTNYA

Stray Kids Kombinasikan Musik Tradisional & Modern dalam Thunderous

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: