Waduh Genhype, 38 Persen Spesies Pohon Terancam Punah
31 October 2024 |
07:30 WIB
Gawat Genhype, 38 persen spesies pohon di dunia berada di ambang kepunahan. Statistik yang mengejutkan ini disampaikan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan Botanic Gardens Conservation International (BGCI).
Sebanyak 16.425 dari 47.282 spesies pohon terancam punah, termasuk lebih dari 2.000 spesies yang dimanfaatkan untuk obat-obatan, makanan, dan bahan bakar. Pohon-pohon ini terancam di 192 negara di seluruh dunia.
Baca juga: Kenalan dengan Caracal, Spesies Kucing Liar yang Terancam Punah
IUCN Director General Dr Grethel Aguilar menyampaikan bahwa penilaian global mengenai pohon dunia dalam Daftar Merah IUCN menunjukkan lebih dari sepertiga spesies pohon terancam punah.
“Penilaian ini menyoroti pentingnya hutan sebagai barometer kehidupan, namun juga, yang terpenting, sebagai alat unik yang memandu tindakan untuk membalikkan kemerosotan alam,” ujarnya dikutip dari siaran pers IUCN, Rabu (30/10/2024).
Adapun Daftar Merah IUCN adalah indikator penting bagi kesehatan keanekaragaman hayati global. Lebih dari sekadar daftar status spesies, ini adalah alat kuat yang mendorong aksi konservasi dan perubahan kebijakan untuk melindungi sumber daya alam yang dibutuhkan.
Daftar ini menyediakan informasi tentang persebaran, populasi, ekologi, pemanfaatan, ancaman, dan upaya konservasi untuk membantu pengambilan keputusan yang diperlukan dalam pelestarian.
Pohon yang terancam sebagian besar terdapat di pulau-pulau. Deforestasi yang cepat, konversi lahan untuk pertanian, serta perubahan iklim mempercepat kepunahan pohon. Di kawasan tropis, perubahan iklim memperburuk risiko dengan peningkatan frekuensi badai, kenaikan permukaan laut, serta ancaman kekeringan yang berkepanjangan.
Dr. Malin Rivers, pemimpin Global Tree Assessment di Botanic Gardens Conservation International (BGCI), menjelaskan bahwa penilaian ini memungkinkan kita sebagai umat manusia untukuk membuat keputusan konservasi yang lebih baik dan bertindak di area yang membutuhkan perlindungan mendesak.
Upaya mengatasi ancaman terhadap pohon, melalui perlindungan dan restorasi habitat serta seperti bank benih dan koleksi kebun raya, sangat penting untuk mencegah kepunahan di pulau-pulau dan seluruh dunia.
Tindakan masyarakat telah menghasilkan dampak positif, terbukti di berbagai tempat, mulai dari Kepulauan Juan Fernández hingga Kuba, serta dari Madagaskar hingga Fiji. Sebelumnya, pemuda dari masyarakat adat Aru di Indonesia juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap biodiversitas.
Mereka melakukan aksi damai dengan membentangkan spanduk raksasa yang bertuliskan ajakan untuk melindungi keanekaragaman hayati. Hal itu dilakukan di Pantai Pulau Kumareri, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.
Kepunahan pohon tak hanya mengancam pohon itu sendiri, tetapi juga memicu efek berantai bagi ekosistem. Lebih dari dua per tiga spesies burung yang terancam bergantung pada hutan.
Kehilangan spesies ini mengganggu siklus karbon, air, dan nutrisi yang berperan dalam pengaturan iklim. Di Amerika Selatan, yang memiliki keanekaragaman pohon tertinggi di dunia, 3.356 dari 13.668 spesies pohon terancam punah akibat perluasan lahan pertanian dan peternakan. Di Kolombia, penilaian Daftar Merah telah membantu merencanakan aksi konservasi nasional.
Upaya melindungi pohon dunia dilakukan melalui proyek reforestasi dan koleksi taman botani. “Penilaian semua spesies pohon merupakan pencapaian luar biasa dan menunjukkan di mana kita perlu bertindak untuk mengatasi krisis kepunahan ini,” kata Jean-Christophe Vié, Direktur Jenderal Fondation Franklinia.
Melalui penanaman pohon yang beragam, pohon-pohon yang terancam dapat dimasukkan dalam skema reforestasi guna mencapai dampak positif cepat untuk mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati.
Krisis kepunahan pohon dunia ini membutuhkan tindakan kolektif yang nyata dan mendesak. Pohon bukan hanya penjaga iklim tetapi juga penyokong keanekaragaman hayati. Momen ini harus menjadi dorongan kuat bagi pemerintah, organisasi, dan individu untuk berkontribusi. COP16 di Kolombia, yang diadakan minggu ini, merupakan kesempatan penting bagi sektor publik dan swasta untuk berinvestasi dalam pelestarian pohon demi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: 6 Hewan Indonesia yang Telah Dinyatakan Punah, Terbaru Ikan Pari Jawa
Editor: Dika Irawan
Sebanyak 16.425 dari 47.282 spesies pohon terancam punah, termasuk lebih dari 2.000 spesies yang dimanfaatkan untuk obat-obatan, makanan, dan bahan bakar. Pohon-pohon ini terancam di 192 negara di seluruh dunia.
Baca juga: Kenalan dengan Caracal, Spesies Kucing Liar yang Terancam Punah
IUCN Director General Dr Grethel Aguilar menyampaikan bahwa penilaian global mengenai pohon dunia dalam Daftar Merah IUCN menunjukkan lebih dari sepertiga spesies pohon terancam punah.
“Penilaian ini menyoroti pentingnya hutan sebagai barometer kehidupan, namun juga, yang terpenting, sebagai alat unik yang memandu tindakan untuk membalikkan kemerosotan alam,” ujarnya dikutip dari siaran pers IUCN, Rabu (30/10/2024).
Adapun Daftar Merah IUCN adalah indikator penting bagi kesehatan keanekaragaman hayati global. Lebih dari sekadar daftar status spesies, ini adalah alat kuat yang mendorong aksi konservasi dan perubahan kebijakan untuk melindungi sumber daya alam yang dibutuhkan.
Daftar ini menyediakan informasi tentang persebaran, populasi, ekologi, pemanfaatan, ancaman, dan upaya konservasi untuk membantu pengambilan keputusan yang diperlukan dalam pelestarian.
Pohon yang terancam sebagian besar terdapat di pulau-pulau. Deforestasi yang cepat, konversi lahan untuk pertanian, serta perubahan iklim mempercepat kepunahan pohon. Di kawasan tropis, perubahan iklim memperburuk risiko dengan peningkatan frekuensi badai, kenaikan permukaan laut, serta ancaman kekeringan yang berkepanjangan.
Dr. Malin Rivers, pemimpin Global Tree Assessment di Botanic Gardens Conservation International (BGCI), menjelaskan bahwa penilaian ini memungkinkan kita sebagai umat manusia untukuk membuat keputusan konservasi yang lebih baik dan bertindak di area yang membutuhkan perlindungan mendesak.
Upaya mengatasi ancaman terhadap pohon, melalui perlindungan dan restorasi habitat serta seperti bank benih dan koleksi kebun raya, sangat penting untuk mencegah kepunahan di pulau-pulau dan seluruh dunia.
Tindakan masyarakat telah menghasilkan dampak positif, terbukti di berbagai tempat, mulai dari Kepulauan Juan Fernández hingga Kuba, serta dari Madagaskar hingga Fiji. Sebelumnya, pemuda dari masyarakat adat Aru di Indonesia juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap biodiversitas.
Mereka melakukan aksi damai dengan membentangkan spanduk raksasa yang bertuliskan ajakan untuk melindungi keanekaragaman hayati. Hal itu dilakukan di Pantai Pulau Kumareri, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.
Kepunahan pohon tak hanya mengancam pohon itu sendiri, tetapi juga memicu efek berantai bagi ekosistem. Lebih dari dua per tiga spesies burung yang terancam bergantung pada hutan.
Kehilangan spesies ini mengganggu siklus karbon, air, dan nutrisi yang berperan dalam pengaturan iklim. Di Amerika Selatan, yang memiliki keanekaragaman pohon tertinggi di dunia, 3.356 dari 13.668 spesies pohon terancam punah akibat perluasan lahan pertanian dan peternakan. Di Kolombia, penilaian Daftar Merah telah membantu merencanakan aksi konservasi nasional.
Upaya melindungi pohon dunia dilakukan melalui proyek reforestasi dan koleksi taman botani. “Penilaian semua spesies pohon merupakan pencapaian luar biasa dan menunjukkan di mana kita perlu bertindak untuk mengatasi krisis kepunahan ini,” kata Jean-Christophe Vié, Direktur Jenderal Fondation Franklinia.
Melalui penanaman pohon yang beragam, pohon-pohon yang terancam dapat dimasukkan dalam skema reforestasi guna mencapai dampak positif cepat untuk mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati.
Krisis kepunahan pohon dunia ini membutuhkan tindakan kolektif yang nyata dan mendesak. Pohon bukan hanya penjaga iklim tetapi juga penyokong keanekaragaman hayati. Momen ini harus menjadi dorongan kuat bagi pemerintah, organisasi, dan individu untuk berkontribusi. COP16 di Kolombia, yang diadakan minggu ini, merupakan kesempatan penting bagi sektor publik dan swasta untuk berinvestasi dalam pelestarian pohon demi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: 6 Hewan Indonesia yang Telah Dinyatakan Punah, Terbaru Ikan Pari Jawa
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.