Ayah Ibu Satu Tim, Jurus Jitu Atur Keuangan Keluarga Masa Kini
31 October 2024 |
07:00 WIB
Peran yang seimbang antara ayah dan ibu sangat diperlukan dalam mengatur keuangan keluarga pada masa sekarang. Dengan kerja sama ini, tujuan keamanan finansial untuk mencapai kesejahteraan di masa mendatang dirasa akan lebih ringan, tentu dengan strategi pengelolaan keuangan yang tepat.
Tak dipungkiri, seiring perkembangan zaman, pembagian peran tradisional dalam keluarga mengalami pergeseran signifikan. Jika dulu ayah lebih melekat sebagai pencari nafkah utama dan ibu fokus pada urusan domestik, kini semakin banyak keluarga yang saling berbagi tanggung jawab finansial demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian meningkat.
Baca juga: Capai Kesejahteraan Finansial dengan Lima Langkah Ini
Tergambar dari hasil Survei Orami pada 2023 yang dilakukan terhadap 423 responden di Indonesia. Disebutkan bahwa 53 persen keluarga merupakan dual-earner family atau memiliki dua sumber penghasilan, yaitu dari ayah dan ibu.
Survei Orami juga menemukan adanya korelasi antara usia anak dan besarnya pengeluaran. Semakin bertambah usia anak, pengeluaran keluarga cenderung meningkat. Sebagai contoh, mayoritas orang tua dengan pengeluaran sebesar Rp2,5 juta hingga Rp5 juta per bulan memiliki anak dari usia 0 hingga 3 tahun.
Sementara itu, orang tua dengan pengeluaran di atas Rp15 juta per bulan memiliki anak berusia 3 hingga lebih dari 5 tahun. Data ini menyoroti bahwa keluarga perlu mempersiapkan anggaran yang lebih besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang seiring pertambahan usia anak.
Ferry Tenka, Founder Orami dan Chief of Product SIRCLO mengatakan, melalui survei yang dirilis oleh Orami, pihaknyha berharap dapat membantu keluarga Indonesia untuk semakin memahami kebutuhan finansial mereka. "Sekaligus memberikan langkah praktis dan relevan untuk mencapai keamanan finansial yang berkelanjutan,” tutur dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).
Buat kamu yang masih belum memiliki strategi untuk mematangkan finansial, berikut kiat praktis yang dapat membantu peran ayah dan ibu dalam mengelola keuangan keluarga.
Melansir Forbes, Karla Dennis, EA, CEO Tax Accounting Firm Karla Dennis and Associates Inc., mengatakan bahwa menetapkan tujuan keuangan adalah langkah pertama untuk mengatur keuangan keluarga. Hal ini akan membantu ayah maupun ibu untuk membuat rencana keuangan dengan bijak dan tepat sasaran.
Ferry menyebut tujuan ini dapat terbagi beberapa periode waktu, misalkan jangka pendek, menengah, dan panjang, sehingga dapat diimplementasikan dalam perencanaan anggaran. Penentuan anggaran keluarga dapat membantu kita memonitor pemasukan, pengeluaran yang bersifat kebutuhan (needs) dan keinginan (wants), tabungan, hingga pengeluaran tak terduga.
Financial planner Aidil Akbar Madjid menyarankan agar keluarga memiliki dua rekening untuk penampungan (pemasukan) dan pengeluaran. Setelah menghitung pengeluaran bulanan, sejumlah uang dapat dipindahkan ke rekening pengeluaran untuk membayar berbagai pos kebutuhan. Hal ini dapat membantu ayah dan ibu untuk memisahkan uang dan membatasi pengeluaran yang berlebihan.
Biaya pendidikan anak seringkali menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam keluarga. Bahkan, pendidikan anak terus mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen setiap tahunnya. Dengan begitu, ayah dan ibu harus merencanakan sejak dini dengan menyisihkan dana khusus untuk pendidikan, serta pertimbangkan investasi. “Apabila ingin menyekolahkan anak di tempat ternama, investasi properti menurut saya masih paling baik,” tutur pendiri Aidil Akbar Madjid & Associates (AAMA) itu.
Komunikasi terbuka dan transparansi adalah kunci dalam pengelolaan keuangan keluarga yang efektif. Sejauh ini memang faktor ekonomi menjadi salah satu dari 5 faktor tertinggi penyebab perceraian di Indonesia, yakni sebanyak 110.939 dari 516.334 kasus pada 2022.
Ferry menyebut dengan berdiskusi secara rutin, pasangan dapat memahami tujuan keuangan bersama, menghindari kesalahpahaman, dan membangun kepercayaan. Transparansi dalam penghasilan, pengeluaran, dan tabungan memastikan setiap anggota keluarga merasa terlibat dan bertanggung jawab.
Baca juga: 5 Benefit Finansial Punya Perencanaan Keuangan Sejak Dini
Editor: Dika Irawan
Tak dipungkiri, seiring perkembangan zaman, pembagian peran tradisional dalam keluarga mengalami pergeseran signifikan. Jika dulu ayah lebih melekat sebagai pencari nafkah utama dan ibu fokus pada urusan domestik, kini semakin banyak keluarga yang saling berbagi tanggung jawab finansial demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian meningkat.
Baca juga: Capai Kesejahteraan Finansial dengan Lima Langkah Ini
Tergambar dari hasil Survei Orami pada 2023 yang dilakukan terhadap 423 responden di Indonesia. Disebutkan bahwa 53 persen keluarga merupakan dual-earner family atau memiliki dua sumber penghasilan, yaitu dari ayah dan ibu.
Survei Orami juga menemukan adanya korelasi antara usia anak dan besarnya pengeluaran. Semakin bertambah usia anak, pengeluaran keluarga cenderung meningkat. Sebagai contoh, mayoritas orang tua dengan pengeluaran sebesar Rp2,5 juta hingga Rp5 juta per bulan memiliki anak dari usia 0 hingga 3 tahun.
Sementara itu, orang tua dengan pengeluaran di atas Rp15 juta per bulan memiliki anak berusia 3 hingga lebih dari 5 tahun. Data ini menyoroti bahwa keluarga perlu mempersiapkan anggaran yang lebih besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang seiring pertambahan usia anak.
Ferry Tenka, Founder Orami dan Chief of Product SIRCLO mengatakan, melalui survei yang dirilis oleh Orami, pihaknyha berharap dapat membantu keluarga Indonesia untuk semakin memahami kebutuhan finansial mereka. "Sekaligus memberikan langkah praktis dan relevan untuk mencapai keamanan finansial yang berkelanjutan,” tutur dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).
Buat kamu yang masih belum memiliki strategi untuk mematangkan finansial, berikut kiat praktis yang dapat membantu peran ayah dan ibu dalam mengelola keuangan keluarga.
1. Tentukan Tujuan
Melansir Forbes, Karla Dennis, EA, CEO Tax Accounting Firm Karla Dennis and Associates Inc., mengatakan bahwa menetapkan tujuan keuangan adalah langkah pertama untuk mengatur keuangan keluarga. Hal ini akan membantu ayah maupun ibu untuk membuat rencana keuangan dengan bijak dan tepat sasaran.Ferry menyebut tujuan ini dapat terbagi beberapa periode waktu, misalkan jangka pendek, menengah, dan panjang, sehingga dapat diimplementasikan dalam perencanaan anggaran. Penentuan anggaran keluarga dapat membantu kita memonitor pemasukan, pengeluaran yang bersifat kebutuhan (needs) dan keinginan (wants), tabungan, hingga pengeluaran tak terduga.
2. Bagi Rekening Sesuai Kebutuhan
Financial planner Aidil Akbar Madjid menyarankan agar keluarga memiliki dua rekening untuk penampungan (pemasukan) dan pengeluaran. Setelah menghitung pengeluaran bulanan, sejumlah uang dapat dipindahkan ke rekening pengeluaran untuk membayar berbagai pos kebutuhan. Hal ini dapat membantu ayah dan ibu untuk memisahkan uang dan membatasi pengeluaran yang berlebihan.
3. Investasi dan Kelola Pendidikan Anak
Biaya pendidikan anak seringkali menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam keluarga. Bahkan, pendidikan anak terus mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen setiap tahunnya. Dengan begitu, ayah dan ibu harus merencanakan sejak dini dengan menyisihkan dana khusus untuk pendidikan, serta pertimbangkan investasi. “Apabila ingin menyekolahkan anak di tempat ternama, investasi properti menurut saya masih paling baik,” tutur pendiri Aidil Akbar Madjid & Associates (AAMA) itu.
4. Komunikasi dan Transparansi
Komunikasi terbuka dan transparansi adalah kunci dalam pengelolaan keuangan keluarga yang efektif. Sejauh ini memang faktor ekonomi menjadi salah satu dari 5 faktor tertinggi penyebab perceraian di Indonesia, yakni sebanyak 110.939 dari 516.334 kasus pada 2022.Ferry menyebut dengan berdiskusi secara rutin, pasangan dapat memahami tujuan keuangan bersama, menghindari kesalahpahaman, dan membangun kepercayaan. Transparansi dalam penghasilan, pengeluaran, dan tabungan memastikan setiap anggota keluarga merasa terlibat dan bertanggung jawab.
Baca juga: 5 Benefit Finansial Punya Perencanaan Keuangan Sejak Dini
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.