Rayakan Bulan Bahasa & Sastra, Badan Bahasa Gelar Lomba Mendongeng untuk Disabilitas Netra
28 October 2024 |
20:15 WIB
Bahasa memiliki peran penting untuk mewujudkan kesetaraan yang semakin inklusif di masyarakat. Selain untuk aksesibilitas, momentum ini juga penting bagi para penyandang disabilitas, khususnya kalangan minoritas netra agar mereka lebih aktif terlibat dalam berkomunikasi dengan liyan.
Terbaru, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menggelar lomba mendongeng khusus bagi siswa disabilitas netra tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia, untuk memperingati perayaan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) 2024.
Baca juga: Menelisik Peranan Bahasa Indonesia dalam Suluh Pergerakan & Sejarah Sumpah Pemuda
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, dalam taklimat tertulis mengatakan, ihwal dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat baca, literasi, dan apresiasi terhadap bahasa Indonesia di kalangan generasi muda, khususnya penyandang disabilitas netra di Tanah Air.
"Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para siswa untuk unjuk kebolehan dalam bercerita dan sekaligus mendorong peningkatan literasi di kalangan penyandang disabilitas netra," katanya.
Menurut Ganjar, selain memastikan penyandang netra dapat mengakses informasi yang sama dengan orang lain, lomba ini juga menjadi bukti nyata bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang luar biasa, termasuk dalam menunjukkan kemampuan bercerita yang sangat baik bersama liyan.
Menjadi puncak acara kegiatan Bulan Bahasa, lewat kegiatan ini para peserta dapat memberikan inspirasi bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka. ke depannya, dia juga berjanji akan mengupayakan dan mempertimbangkan pemberian penghargaan seperti beasiswa bagi para penyandang disabilitas.
Adapun, kriteria penilaian yang digunakan untuk lomba tersebut meliputi penguasaan materi, penggunaan bahasa, kreativitas, dan penampilan. Para peserta juga dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyampaikan cerita dengan jelas, menarik, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
"Selain itu, kreativitas dalam mengadaptasi cerita dan kemampuan tampil percaya diri juga menjadi pertimbangan penting," imbuhnya.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dari total 50 peserta yang mendaftar, sebanyak 45 peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi untuk mengikuti lomba. Arkian, setelah melalui tahap penyisihan yang ketat, akhirnya terpilih 5 finalis yang berhak tampil di babak final.
Mereka adalah Yosi Nur Aini (SLB Negeri Tanjungpandan, Bangka Belitung), Sekar Galih (SLB A Pembina Jakarta), Yunita Pintu Batu (SLB-A Karya Murni, Medan, Sumatera Utara), Dela Rahmawati (SLB Negeri Banyuasin, Sumatera Selatan), dan Aldi Putra Ramadhan (SLB Negeri Martapura, Sumatera Selatan).
Kelima finalis ini berhasil memukau para juri dengan kemampuan bercerita yang luar biasa. Mereka dinilai oleh tiga juri yang kompeten di bidangnya, yaitu Palupi Mutiasih (Pendongeng), Rizal Zaid (Praktisi dan Pengajar Disabilitas Netra), dan Galih Sulistyaningra (Pemengaruh di bidang Pendidikan).
Salah satu finalis, Sekar Galih, menurut para juri juga berhasil memukau para juri dengan dongengnya tentang Taman Banjarsari. Dengan semangat yang membara, Sekar berhasil mengajak penonton untuk mengunjungi tempat yang digambarkan dengan sangat hidup. Keberhasilan Sekar ini membuktikan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.
Rizal, seorang praktisi anak berkebutuhan khusus, juga melihat potensi besar pada para peserta. Dia berharap, kegiatan ini juga dapat menginspirasi lebih banyak lagi siswa disabilitas untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat.
"Saya yakin ke depannya kita punya banyak pendongeng-pendongeng handal yang tidak kalah dari teman-teman pada umumnya," ungkapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Terbaru, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menggelar lomba mendongeng khusus bagi siswa disabilitas netra tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia, untuk memperingati perayaan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) 2024.
Baca juga: Menelisik Peranan Bahasa Indonesia dalam Suluh Pergerakan & Sejarah Sumpah Pemuda
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, dalam taklimat tertulis mengatakan, ihwal dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat baca, literasi, dan apresiasi terhadap bahasa Indonesia di kalangan generasi muda, khususnya penyandang disabilitas netra di Tanah Air.
"Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para siswa untuk unjuk kebolehan dalam bercerita dan sekaligus mendorong peningkatan literasi di kalangan penyandang disabilitas netra," katanya.
Menurut Ganjar, selain memastikan penyandang netra dapat mengakses informasi yang sama dengan orang lain, lomba ini juga menjadi bukti nyata bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang luar biasa, termasuk dalam menunjukkan kemampuan bercerita yang sangat baik bersama liyan.
Menjadi puncak acara kegiatan Bulan Bahasa, lewat kegiatan ini para peserta dapat memberikan inspirasi bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka. ke depannya, dia juga berjanji akan mengupayakan dan mempertimbangkan pemberian penghargaan seperti beasiswa bagi para penyandang disabilitas.
Adapun, kriteria penilaian yang digunakan untuk lomba tersebut meliputi penguasaan materi, penggunaan bahasa, kreativitas, dan penampilan. Para peserta juga dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyampaikan cerita dengan jelas, menarik, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
"Selain itu, kreativitas dalam mengadaptasi cerita dan kemampuan tampil percaya diri juga menjadi pertimbangan penting," imbuhnya.
Diikuti Puluhan Peserta
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dari total 50 peserta yang mendaftar, sebanyak 45 peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi untuk mengikuti lomba. Arkian, setelah melalui tahap penyisihan yang ketat, akhirnya terpilih 5 finalis yang berhak tampil di babak final.Mereka adalah Yosi Nur Aini (SLB Negeri Tanjungpandan, Bangka Belitung), Sekar Galih (SLB A Pembina Jakarta), Yunita Pintu Batu (SLB-A Karya Murni, Medan, Sumatera Utara), Dela Rahmawati (SLB Negeri Banyuasin, Sumatera Selatan), dan Aldi Putra Ramadhan (SLB Negeri Martapura, Sumatera Selatan).
Kelima finalis ini berhasil memukau para juri dengan kemampuan bercerita yang luar biasa. Mereka dinilai oleh tiga juri yang kompeten di bidangnya, yaitu Palupi Mutiasih (Pendongeng), Rizal Zaid (Praktisi dan Pengajar Disabilitas Netra), dan Galih Sulistyaningra (Pemengaruh di bidang Pendidikan).
Salah satu finalis, Sekar Galih, menurut para juri juga berhasil memukau para juri dengan dongengnya tentang Taman Banjarsari. Dengan semangat yang membara, Sekar berhasil mengajak penonton untuk mengunjungi tempat yang digambarkan dengan sangat hidup. Keberhasilan Sekar ini membuktikan bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.
Rizal, seorang praktisi anak berkebutuhan khusus, juga melihat potensi besar pada para peserta. Dia berharap, kegiatan ini juga dapat menginspirasi lebih banyak lagi siswa disabilitas untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat.
"Saya yakin ke depannya kita punya banyak pendongeng-pendongeng handal yang tidak kalah dari teman-teman pada umumnya," ungkapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.