Begini Cara Ernest Prakasa Hindari Bias dalam Proses Kreatif Film Cinta Tak Seindah Drama Korea
20 October 2024 |
18:38 WIB
Sineas Ernest Prakasa kembali memproduseri film terbaru produksi Imajinari Pictures bertajuk Cinta Tak Seindah Drama Korea (CTSDK). Hal yang menarik, film keenam Imajinari tersebut ditulis dan disutradarai oleh istrinya, Meira Anastasia.
Bagi Ernest, memproduseri film yang disutradarai istri sendiri bukan berarti semua hal menjadi mudah begitu saja. Dia paham betul ada potensi bias yang terjadi, terutama dalam penggarapan proses kreatif di dalamnya.
Namun, Ernest menyebut pihaknya sebisa mungkin menghindari bias tersebut. Caranya, ialah dengan tetap mempertahankan proses produksi sesuai dengan tahapan-tahapan biasa yang telah jadi formula Imajinari sebelumnya.
“Secara proses kreatif sih enggak ada perbedaan. Maksudnya, seperti film Imajinari sebelumnya, kita selalu sangat serius mempersiapkan skrip. Naskah film ini bahkan dibuat 1,5 tahun lamanya,” kata Ernest di Epicentrum XXI Jakarta.
Baca juga: Film Cinta Tak Seindah Drama Korea Rilis Teaser Poster dan Trailer, Cek Sinopsisnya
Produser berumur 42 tahun ini menyebut penggarapan naskah mulai dilakukan sejak awal 202. Setelah itu, naskah film terus direvisi dan dipertajam di sejumlah bagian agar menjadi makin kompleks dan menarik.
Dalam proses kreatif tersebut, Ernest menyebut interaksi antara produser dan sutradara berjalan normal. Di dalamnya, ada banyak sekali perdebatan yang muncul sebelum akhirnya sampai ke tahap final sekarang.
“Namun, belajar dari pengalaman sebelumnya. Kita memang selalu mengikuti visi sutradaranya. Jadi, film Imajinari itu harus selalu dipimpin visi kreatornya. Karena kalau enggak, nanti akan bikin film gitu-gitu aja,” imbuhnya.
Ernest mengatakan film yang diolah oleh sutradara akan cenderung punya keunikan dan rasa yang berbeda. Hal itu dapat pula dilihat dari film Kaka Boss (2024) yang digarap Arie Kriting, Jatuh Cinta Seperti di Film-film (2023) yang digarap Yandy Laurens, Agak Laen (2024) yang digarap Muhadkly Acho, dan lainnya.
Menurutnya, film ini tetap telah melalui serangkaian proses produksi yang panjang. Tugas produser ialah hanya menjaga sebuah film agar bisa diproduksi dengan sebaik-baiknya.
Ernest mengatakan salah satu hal menarik yang terjadi selama proses kreatif justru adalah perbedaan referensi. Seperti judulnya, Cinta Tak Seindah Drama Korea banyak mengadopsi gaya penceritaan dan adegan seperti film-film Korea. Masalahnya, dirinya bukanlah penonton film Korea Selatan.
Ketika proses editing film, Ernest justru jadi orang yang paling sering bertanya dan berdebat. Sebab, dia merasa ada beberapa adegan yang dirasanya kurang cocok, tetapi sang sutradara justru malah menyebut itu sebagai esensi dari drakor.
Misalnya, dalam sebuah adegan yang juga muncul dalam tayangan promosi dan trailer, yakni ketika karakter yang diperankan Lutesha jatuh ke pelukan Jerome Kurnia. Ernest merasa adegan tersebut mirip adegan FTV dan terlihat cringe.
Namun, kata Ernest, sang sutradara cukup getol membela adegan tersebut. Pada akhirnya, ada banyak hal yang kemudian tersimpan begitu saja, sampai kemudian film ini masuk ke tahap FGD (forum group discussion).
Pihaknya melakukan pemutaran terbatas untuk mengetahui reaksi dan komentar dari penonton. Dari sinilah, Ernest baru menyadari rasa-rasa yang muncul dari adegan yang tadinya dianggap cringe, justru bisa muncul secara maksimal.
“Oh, oke, jadi rasa ini yang dikejar sama Meira gitu. Pas FGD itu kita ngundang ada 30 orang yang mayoritas adalah cewek,” jelasnya.
Sementara itu, produser Dipa Andika mengatakan lewat film Cinta Tak Seindah Drama Korea, Imajinari kembali menjajal sesuatu yang baru. Kali ini, filmnya tak membawa genre komedi. Film keenamnya ini justru akan hadir secara penuh sebagai drama romansa.
Dipa mengatakan rumah produksinya ingin terus memberi ruang selebar mungkin bagi sineas lokal untuk terus menawarkan cerita dari berbagai genre. Menurutnya, yang paling penting dari film itu adalah kualitas naskah. Jadi, cara mengeksekusi maupun bungkus genre, itu menyusul belakangan menyesuaikan kebutuhan naskah.
Menurut Dipa, salah satu cara untuk menjaga semua produksi berjalan baik adalah dengan metode penulis dan sutradara selalu orang yang sama. Dia menyebut film Imajinari selalu ditulis dan disutradarai oleh orang yang sama.
“Jadi, semua film-film kami itu selalu ditulis oleh sutradaranya sendiri. Dengan cara ini, biasanya mereka akan lebih menonjolkan keresahan dan kejujuran sendiri,” imbuhnya.
Dalam film ini, Meira pun dianggap Dipa punya keresahan yang mendalam soal drama Korea. Dia dalam beberapa tahun terakhir selalu menonton drakor dan jadi keranjingan. Dari situ, idenya untuk membuat film ini mulai muncul.
Film Cinta Tak Seindah Drama Korea akan mengikuti kisah Dhea (Lutesha) yang mendapat kejutan manis dari pacarnya, Bimo (Ganindra Bimo). Dia dihadiahi sebuah perjalanan ke Seoul bersama dua sahabatnya, Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine). Sebagai penyuka drama Korea, tentu mereka sangat antusias dengan perjalanan ini.
Di Korea, Dhea bersenang-senang dan semua berjalan dengan baik. Sampai akhirnya Dhea secara tidak sengaja bertemu kembali dengan mantan semasa SMA-nya, Julian (Jerome Kurnia), yang belum bisa dilupakannya. Perjalanan liburan pun berubah jadi polemik cinta segitiga khas drakor.
Cinta Tak Seindah Drama Korea, sebuah sajian drama romantis yang akan bikin mleyot para penonton ini akan mulai tayang 5 Desember 2024 di bioskop.
Baca juga: Review Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis & Kisah-Kisah Trauma Antar Generasi
Editor: Syaiful Millah
Bagi Ernest, memproduseri film yang disutradarai istri sendiri bukan berarti semua hal menjadi mudah begitu saja. Dia paham betul ada potensi bias yang terjadi, terutama dalam penggarapan proses kreatif di dalamnya.
Namun, Ernest menyebut pihaknya sebisa mungkin menghindari bias tersebut. Caranya, ialah dengan tetap mempertahankan proses produksi sesuai dengan tahapan-tahapan biasa yang telah jadi formula Imajinari sebelumnya.
“Secara proses kreatif sih enggak ada perbedaan. Maksudnya, seperti film Imajinari sebelumnya, kita selalu sangat serius mempersiapkan skrip. Naskah film ini bahkan dibuat 1,5 tahun lamanya,” kata Ernest di Epicentrum XXI Jakarta.
Baca juga: Film Cinta Tak Seindah Drama Korea Rilis Teaser Poster dan Trailer, Cek Sinopsisnya
Produser berumur 42 tahun ini menyebut penggarapan naskah mulai dilakukan sejak awal 202. Setelah itu, naskah film terus direvisi dan dipertajam di sejumlah bagian agar menjadi makin kompleks dan menarik.
Dalam proses kreatif tersebut, Ernest menyebut interaksi antara produser dan sutradara berjalan normal. Di dalamnya, ada banyak sekali perdebatan yang muncul sebelum akhirnya sampai ke tahap final sekarang.
“Namun, belajar dari pengalaman sebelumnya. Kita memang selalu mengikuti visi sutradaranya. Jadi, film Imajinari itu harus selalu dipimpin visi kreatornya. Karena kalau enggak, nanti akan bikin film gitu-gitu aja,” imbuhnya.
Ernest mengatakan film yang diolah oleh sutradara akan cenderung punya keunikan dan rasa yang berbeda. Hal itu dapat pula dilihat dari film Kaka Boss (2024) yang digarap Arie Kriting, Jatuh Cinta Seperti di Film-film (2023) yang digarap Yandy Laurens, Agak Laen (2024) yang digarap Muhadkly Acho, dan lainnya.
Menurutnya, film ini tetap telah melalui serangkaian proses produksi yang panjang. Tugas produser ialah hanya menjaga sebuah film agar bisa diproduksi dengan sebaik-baiknya.
Belajar Hal Baru dari Bukan Pencinta Drakor
Ernest mengatakan salah satu hal menarik yang terjadi selama proses kreatif justru adalah perbedaan referensi. Seperti judulnya, Cinta Tak Seindah Drama Korea banyak mengadopsi gaya penceritaan dan adegan seperti film-film Korea. Masalahnya, dirinya bukanlah penonton film Korea Selatan.Ketika proses editing film, Ernest justru jadi orang yang paling sering bertanya dan berdebat. Sebab, dia merasa ada beberapa adegan yang dirasanya kurang cocok, tetapi sang sutradara justru malah menyebut itu sebagai esensi dari drakor.
Misalnya, dalam sebuah adegan yang juga muncul dalam tayangan promosi dan trailer, yakni ketika karakter yang diperankan Lutesha jatuh ke pelukan Jerome Kurnia. Ernest merasa adegan tersebut mirip adegan FTV dan terlihat cringe.
Namun, kata Ernest, sang sutradara cukup getol membela adegan tersebut. Pada akhirnya, ada banyak hal yang kemudian tersimpan begitu saja, sampai kemudian film ini masuk ke tahap FGD (forum group discussion).
Pihaknya melakukan pemutaran terbatas untuk mengetahui reaksi dan komentar dari penonton. Dari sinilah, Ernest baru menyadari rasa-rasa yang muncul dari adegan yang tadinya dianggap cringe, justru bisa muncul secara maksimal.
“Oh, oke, jadi rasa ini yang dikejar sama Meira gitu. Pas FGD itu kita ngundang ada 30 orang yang mayoritas adalah cewek,” jelasnya.
Sementara itu, produser Dipa Andika mengatakan lewat film Cinta Tak Seindah Drama Korea, Imajinari kembali menjajal sesuatu yang baru. Kali ini, filmnya tak membawa genre komedi. Film keenamnya ini justru akan hadir secara penuh sebagai drama romansa.
Dipa mengatakan rumah produksinya ingin terus memberi ruang selebar mungkin bagi sineas lokal untuk terus menawarkan cerita dari berbagai genre. Menurutnya, yang paling penting dari film itu adalah kualitas naskah. Jadi, cara mengeksekusi maupun bungkus genre, itu menyusul belakangan menyesuaikan kebutuhan naskah.
Menurut Dipa, salah satu cara untuk menjaga semua produksi berjalan baik adalah dengan metode penulis dan sutradara selalu orang yang sama. Dia menyebut film Imajinari selalu ditulis dan disutradarai oleh orang yang sama.
“Jadi, semua film-film kami itu selalu ditulis oleh sutradaranya sendiri. Dengan cara ini, biasanya mereka akan lebih menonjolkan keresahan dan kejujuran sendiri,” imbuhnya.
Dalam film ini, Meira pun dianggap Dipa punya keresahan yang mendalam soal drama Korea. Dia dalam beberapa tahun terakhir selalu menonton drakor dan jadi keranjingan. Dari situ, idenya untuk membuat film ini mulai muncul.
Film Cinta Tak Seindah Drama Korea akan mengikuti kisah Dhea (Lutesha) yang mendapat kejutan manis dari pacarnya, Bimo (Ganindra Bimo). Dia dihadiahi sebuah perjalanan ke Seoul bersama dua sahabatnya, Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine). Sebagai penyuka drama Korea, tentu mereka sangat antusias dengan perjalanan ini.
Di Korea, Dhea bersenang-senang dan semua berjalan dengan baik. Sampai akhirnya Dhea secara tidak sengaja bertemu kembali dengan mantan semasa SMA-nya, Julian (Jerome Kurnia), yang belum bisa dilupakannya. Perjalanan liburan pun berubah jadi polemik cinta segitiga khas drakor.
Cinta Tak Seindah Drama Korea, sebuah sajian drama romantis yang akan bikin mleyot para penonton ini akan mulai tayang 5 Desember 2024 di bioskop.
Baca juga: Review Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis & Kisah-Kisah Trauma Antar Generasi
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.