Siswa-siswi di Kabupaten Manggarai, NTT saat mengikuti kegiatan Bakti BCA. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Metode GASING Bikin Siswa di Labuan Bajo Cinta Matematika

16 October 2024   |   20:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa di Indonesia. Tidak sedikit yang merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsepnya, terutama ketika dihadapkan dengan soal hitungan rumit yang membutuhkan jawaban presisi.

Kesulitan ini membuat banyak siswa merasa pusing dan frustasi, hingga tak jarang berdampak buruk pada nilai rapor mereka. Matematika, yang sebenarnya merupakan ilmu dasar yang penting, justru sering menjadi momok yang membuat siswa kehilangan kepercayaan diri di kelas.

Di kota-kota besar, siswa mungkin lebih mudah mendapatkan bantuan melalui bimbingan belajar (bimbel), meski dengan biaya yang tidak murah. Namun, kemewahan ini sulit diakses oleh siswa-siswa di daerah terpencil, seperti di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Gelora Semangat Membuat Lansia di Timur Indonesia Kembali Melihat

Memahami kondisi tersebut, Bakti BCA hadir dengan memberikan pelatihan berhitung menggunakan metode GASING (Gampang, Asik, Menyenangkan). Metode berhitung yang digagas Prof. Yohanes Surya ini diajarkan kepada 32 guru dan 64 siswa yang sebelumnya dinilai mengalami kendala dalam pelajaran matematika. 

Para guru dan siswa tersebut berasal dari sekolah-sekolah di Kabupaten Manggarai Barat. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Bukti Bakti BCA untuk mendorong pemerataan akses pendidikan berkualitas di Indonesia. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan dari skor PISA dari OECD, Indonesia memiliki literasi matematika paling bawah dari 163 negara di dunia. Tentu menjadi keprihatinan mengingat Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2045. 

“Oke ramai secara jumlah, tapi kalau literasi matematikanya paling bawah, maka kemampuan logikanya juga akan tidak maksimal,” ujarnya saat bertemu dengan para peserta didik dan guru di Kabupaten Manggarai, NTT, Rabu (16/10/2024).  

Untuk mengatasi tantangan ini, BCA lantas bekerja sama dengan Prof. Yohana Suria dengan mengembangkan metode GASING. Hera berharap program ini efektif meningkatkan rasa cinta anak sekolah terhadap matematika.
 

Kegiatan Bukti Bakti BCA. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam kegiatan Bukti Bakti BCA. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)


Menurut Hera, matematika selaras dengan kemampuan logika. Dengan demikian, anak-anak yang bisa menguasai matematika diharapkan menjadi generasi kompeten untuk mengembangkan daerahnya serta memiliki daya saing yang tinggi dan punya kemampuan berpikir yang kompeten. 

Dia menegaskan tidak ada anak dengan IQ rendah atau bodoh. Adapun yang ada yakni rasa malas untuk belajar seiring kurangnya faktor lingkungan untuk meningkatkan semangat mereka.  Oleh karenanya, BCA ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang membuat para siswa nyaman dan mudah untuk menerima ilmu-ilmu tersebut.

“Kita merasa anak-anak ini memiliki kapabilitas untuk ditingkatkan apabila environment-nya mendukung. Semoga kali ini apa yang kami lakukan mungkin tidak besar, tapi kami percaya atas nama keluarga besar BCA, semoga ini bisa bermanfaat untuk membuat sumber daya manusia ini pemilik masa depan bangsa,” tutur Hera.

Apakah program ini akan berkelanjutan? Hera menyampaikan pogram GASING masih dalam fase awal. Pihaknya akan mengevaluasi efektivitas program ini bersama Prof. Yohana Surya, apa bisa ditingkatkan. Namun, dia menilai metodologi sejatinya bisa diperluas ke daerah lainnya.

Pasalnya selama program ini berjalan, anak-anak yang awalnya anti-pati dengan matematika bahkan tidak mengerti hitung menghitung karena menganggap pelajaran sulit, dengan adanya program ini mereka akhirnya bisa menikmati hitung-hitungan tersebut.  

Diketahui, BCA secara konsisten mengadakan program berkelanjutan dan berdampak sosial bagi masyarakat melalui program Bakti BCA. Program ini  mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan (Bakti Pendidikan), kesehatan (Bakti Kesehatan), budaya (Bakti Budaya), pemberdayaan masyarakat (Desa Bakti BCA), serta lingkungan (Bakti Lingkungan).

Komitmen ini semakin dipertegas perseroan melalui peluncuran kampanye #BuktiBaktiBCA sebagai inisiatif untuk memperluas dampak positif ke berbagai wilayah di Indonesia. Perseroan menggandeng Nicholas Saputra sebagai Duta Bakti BCA yang akan memperkenalkan berbagai kegiatan Bakti BCA, serta memperkuat jejak bakti perusahaan untuk membangun Indonesia.

Hera menyebut BCA percaya bahwa individu yang berdaya dapat memberdayakan komunitasnya. Untuk itu melalui Bakti BCA, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat Indonesia demi mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

“Kami harap dengan menyebarkan dan menginspirasi melalui jejak bakti, semakin banyak dampak positif yang bisa dirasakan setiap individu untuk Indonesia yang lebih baik,” harapnya. 

Baca juga: Studi: Game Bikin Pelajaran Matematika & Statistik Lebih Mudah Dipahami

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Fosil Hewan Berusia 500 Juta Tahun Ditemukan di Australia, Ungkap Evolusi Awal Kehidupan

BERIKUTNYA

Vokalis Neida Aleida Hengkang dari HIVI!, Ini Alasannya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: