Eksperimen di Science Film Festival 2024 (Sumber foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Keseruan Pembukaan Science Film Festival 2024, Ada Pemutaran 3 Film dan Eksperimen Ilmiah

15 October 2024   |   20:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Lebih dari 250 siswa siswi menyaksikan tiga film saat pembukaan Science Film Festival 2024, pada Selasa (15/10/2024) di Plaza insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Jakarta. Festival film yang diinisiasi oleh Goethe Institut ini menyoroti tema Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular

Pada edisinya yang ke-15, Science Film Festival akan dimulai 15 Oktober-30 November 2024. Rangkaian kegiatannya terdiri dari pemutaran film-film internasional dan sejumlah eksperimen sains/ilmiah yang menyenangkan.

Para siswa siswi yang berasal dari SD sampai SMA menonton film asal Jerman berjudul Nine and-a-half: Hydrogen - The Green Energy of the Future?. 

Film itu mengajak para penontonnya untuk melihat desa hidrogen bernama Bosbull di Schleswig-Holstein, Jerman. Desa ini tidak hanya memproduksi hidrogen dalam jumlah besar, tetapi juga mengoperasikan stasiun pengisian ulang bahan bakar hidrogen untuk bus dan mobil. 

Baca juga: Science Film Festival 2024 Usung Tema Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular
 

Film Raffi dari Chile (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Film Raffi dari Chile (Sumber foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Setelah itu, agenda pembukaan dilanjutkan dengan pemutaran film asal Chile berjudul Raffi. Sinema ini bercerita tentang pengalaman si cilik Ema yang belajar tentang keberlanjutan di rumah pertanian keluarganya. 

Kemudian film terakhir yang mereka saksikan adalah dokumenter Jerman berjudul How Bicycle Tires and Inner Tubes are Made: The Path of a Schwalbe Tyre, yang menyoroti lingkungan produksi ban di Indonesia, Vietnam, dan Jerman

Para siswa selanjutnya berpartisipasi dalam eksperimen ilmiah yang menyenangkan bernama Sentripetal dalam Gelas. Mereka ditantang untuk memindahkan bola pingpong dari atas meja ke atas mulut botol tanpa terjatuh dan disentuh. 

Melalui eksperimen ini, para siswa dapat mempelajari bagaimana sebuah benda dapat bergerak berputar karena gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah penyebab kenapa setiap benda dapat bergerak berputar, contohnya pada putaran Bumi yang dapat menciptakan musim, iklim, dan cuaca.
 

Eksperimen membuka tutup botol dengan kertas (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Eksperimen membuka tutup botol dengan kertas (Sumber foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Ada juga eksperimen lainnya seperti membuka tutup botol dengan kertas daur ulang yang dilipat. Kertas ketika dilipat akan meningkat ketebalan dan kekuatannya. Selain itu, digunakan juga konsep sains lain dalam eksperimen ini, yakni konsep pesawat sederhana 'pengungkit'.

Konsep pengungkit secara struktur terdiri dari bar atau batang, yakni kertas yang dilipat itu sendiri. Pada kertas lipat tersebut ada area titik kuasa, titik tumpu, dan titik beban. Ketiga titik tersebut akan berkoordinasi untuk memudahkan kita membuka tutup botol. 


Science Film Festival

Science Film Festival digelar secara serentak dari 1 Oktober hingga 20 Desember di 23 negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Acara ini mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.

Sejak diluncurkan di Thailand pada 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur. Adapun di Indonesia, ajang ini mulai diperkenalkan dan diadakan sejak 2010. 

Seiring berjalannya waktu, festival film ini menjadi yang terbesar di dunia dalam lingkup sains, dengan sekitar 860.000 penonton di 21 negara pada 2023, termasuk 122.066 penonton di Indonesia.

Pada gelarannya tahun ini, Science Film Festival 2024 dilakukan secara hybrid, dengan tujuan menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 100 kabupaten/kota seperti Ambon, Bandung, Buol Toli-Toli, Deli Serdang, Ende, Fakfak, Karo, Matauli Pandan, Poso, Pulau Buru, Surabaya, Waibakul, Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Nantinya akan diputar 15 film dari delapan negara, yakni Jerman, Australia, Italia, Thailand. Chile, Brazil, Belanda, dan Kolombia. Pemutarannya dilakukan bergantian secara luring di sekolah-sekolah, universitas, pusat sains. komunitas, serta secara daring via Zoom. Diikuti enam eksperimen sains terkait dengan film-filmnya yang akan dipraktikkan setelah penayangan. 

Baca juga: Fakta Menarik Film Tale of the Land yang World Premiere di Busan International Film Festival

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

4 Game PC Populer dengan Spesifikasi Rendah yang Seru Dimainkan

BERIKUTNYA

Kresek Project, Upaya Mengolah Limbah Plastik Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: