Ilustrasi (sumber foto: Freepik)

5 Langkah Penting Meningkatkan Kesehatan Mental di Indonesia

14 October 2024   |   22:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Kesehatan mental menjadi salah satu permasalahan yang cukup penting di Indonesia. Betapa tidak, berdasarkan survei dari Kementerian Kesehatan RI lebih dari 20 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional (GME), dengan prevalensi depresi tertinggi pada generasi muda, mencapai 2 persen.

Masalah ini kian kompleks dengan minimnya akses layanan kesehatan mental serta stigma negatif yang masih melekat di masyarakat. Di tengah kondisi ini, upaya untuk memperbaiki kesehatan mental, baik dari pemerintah maupun pihak swasta, mulai marak dilakukan. Salah satunya adalah kampanye #PejuangMental yang diluncurkan Halodoc, bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, Soroti Pentingnya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat

Berikut beberapa langkah penting yang bisa membantu meningkatkan kesadaran dan kualitas layanan kesehatan mental di Indonesia, serta mengurangi stigma yang melekat.


1. Perluas Akses Layanan Kesehatan Mental

Salah satu tantangan terbesar dalam menangani masalah kesehatan mental di Indonesia adalah minimnya akses layanan. Saat ini, rasio jumlah psikiater dan psikolog klinis sangat tidak memadai. Satu psikiater melayani sekitar 250.000 penduduk, dan satu psikolog klinis melayani 90.000 penduduk, jauh dari standar WHO yang merekomendasikan 1 psikiater atau psikolog klinis untuk setiap 30.000 orang.

dr. Irwan Heriyanto, MARS, Chief of Medical Halodoc, mengatakan, akses layanan kesehatan mental harus diperluas, baik dari segi jumlah tenaga ahli maupun kemudahan masyarakat dalam berkonsultasi.

Distribusi tenaga kesehatan mental yang tidak merata juga menjadi masalah signifikan. Sebanyak 75% psikiater dan psikolog klinis berada di Pulau Jawa, sementara daerah-daerah di luar Jawa kekurangan tenaga ahli. Ini menyebabkan banyak individu di daerah terpencil kesulitan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog dan Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, menyatakan, ketidakmerataan tenaga kesehatan mental menjadi hambatan besar. “Maka platform kesehatan digital seperti Halodoc sangat membantu menjangkau masyarakat di berbagai wilayah Indonesia,” ujarnya.


2. Tingkatkan Literasi Kesehatan Mental

Banyak orang yang masih belum memiliki pemahaman yang cukup tentang kesehatan mental, terutama dalam hal mengenali gejala gangguan dan kapan harus mencari bantuan. Meningkatkan literasi tentang kesehatan mental bisa menjadi langkah awal untuk membantu mereka yang membutuhkan dukungan.

“Melalui kampanye #PejuangMental, kami berkomitmen untuk menyediakan informasi yang kredibel dan mudah diakses oleh masyarakat, sehingga mereka dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan mental dan tidak lagi ragu mencari bantuan,” tutur dr. Irwan.
 

3. Lawan Stigma Negatif

Stigma terhadap gangguan mental masih menjadi kendala besar di Indonesia. Seseorang yang menderita gangguan mental sering kali dianggap lemah atau kurang beriman, sehingga mereka enggan untuk mencari pertolongan. Edukasi masyarakat tentang kesehatan mental perlu dilakukan secara masif untuk memecahkan stigma ini.

Ratih Ibrahim juga menekankan pentingnya upaya edukasi ini. “Meskipun kesadaran masyarakat sudah meningkat dibandingkan satu dekade lalu, stigma negatif tetap menjadi tantangan. Kami berharap melalui edukasi yang intensif, stigma ini dapat perlahan-lahan hilang,” tuturnya.


4. Lakukan Konsultasi Hindari Self-Diagnose

Self-diagnose atau swamedikasi menjadi tren yang seringkali menyesatkan. Dengan minimnya pemahaman, banyak individu yang memilih untuk mendiagnosa dirinya sendiri berdasarkan informasi yang tidak valid di internet. Hal ini dapat memperparah kondisi mental seseorang.

“Swamedikasi dapat berbahaya karena diagnosa yang salah bisa memperburuk keadaan. Kami mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan ahli, baik psikolog maupun psikiater, agar mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat,” jelas dr. Irwan.

Mahalnya biaya layanan kesehatan mental menjadi salah satu penghalang bagi banyak orang untuk mendapatkan perawatan yang tepat sehingga memilih melakukan self-diagnose. Layanan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bisa menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi ini.

“Halodoc berusaha menghadirkan layanan kesehatan mental yang terjangkau melalui fitur konsultasi online dengan psikolog atau psikiater. Ini merupakan salah satu cara kami untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan akses perawatan mental yang berkualitas tanpa terbatas aspek geografis,” ucapya


5. Kolaborasi dengan Tokoh Publik

Kolaborasi dengan tokoh publik dapat menjadi salah satu cara efektif dalam menyebarluaskan pesan pentingnya menjaga kesehatan mental. Sosok publik seperti selebriti atau influencer yang memiliki banyak pengikut dapat membantu meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.

Seperti halnya Halodoc juga menggandeng penyanyi Ghea Indrawari dalam kampanye #PejuangMental, yang membawakan lagu Jiwa yang Bersedih. Lagu ini mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dalam menghadapi masalah kesehatan mental dan mendorong mereka untuk mencari bantuan.

“Kami percaya bahwa kesehatan fisik maupun mental merupakan hak setiap individu. Ini akan berpengaruh pada produktivitas dan kualitas hidup seseorang,” ujar dr. Irwan.

Dengan upaya kolaboratif dan dukungan lintas sektor, tantangan kesehatan mental di Indonesia bisa lebih teratasi. Edukasi, perluasan akses, serta penghapusan stigma adalah beberapa langkah penting yang perlu terus didorong demi masa depan yang lebih sehat, baik secara fisik maupun mental.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

 

SEBELUMNYA

3 Tim Free Fire Indonesia Lolos ke FFWS Global Finals 2024

BERIKUTNYA

Head to Head Timnas Indonesia vs China Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: