Suasana lalu lintas di Pamulang yang kini menjadi kecamatan terpadat di Tangerang Selatan. (Sumber foto: Hypeabis.id/Wildan Adil Hilba)

Pamulang Kian Strategis & Populer, Tapi Kemacetan Mengancam Kenyamanan

15 October 2024   |   17:08 WIB
Image
Wildan Adil Hilba Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta

Pamulang, yang dulunya hanya dianggap kecamatan biasa, kini bertransformasi menjadi destinasi hunian strategis—sebuah kenyataan yang sesuai dengan tema lagu Pulang ke Pamulang oleh Endah N Rhesa. Kini kawasan tersebut telah bertransformasi menjadi destinasi hunian bagi ribuan penduduk baru.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang Selatan menunjukkan bahwa Pamulang memiliki jumlah penduduk tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Pada tahun 2021, jumlah penduduk di Pamulang mencapai 308.219 jiwa, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Setu yang hanya memiliki 86.357 penduduk. Sementara itu, Kecamatan Serpong dan Ciputat masing-masing memiliki 156.922 dan 210.887 penduduk.

Setiap tahunnya, Pamulang mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Dari 308.219 jiwa pada 2021, jumlah penduduk meningkat menjadi 311.189 jiwa pada 2022, dan melonjak menjadi 324.059 jiwa pada 2023.

Lonjakan ini berhubungan erat dengan daya tarik Pamulang sebagai kawasan hunian yang terus berkembang. Dengan akses mudah ke Jakarta, Bogor, dan Depok, serta fasilitas publik seperti stasiun KRL, Tol Pamulang, dan BSD, Pamulang semakin diminati.

Baca juga: Pekerja Urban Wajib Tahu Penyebab dan Cara Mengatasi Commuting Stress

Hasil dari data yang yang dirilis oleh BPS semakin terlihat dengan geliat perumahan yang semakin jamak dibangun di kawasan kosong di Pamulang. Saat ini, banyak developer perumahan yang aktif menjemput bola dengan membangun kavling-kavling baru di Pamulang, meskipun lahan yang tersedia tidak terlalu luas. Fenomena ini menjadikan Pamulang pilihan utama bagi mereka yang mencari tempat tinggal di wilayah Tangerang Selatan.

Manajer Marketing Asana Estate, Kindi, mengungkapkan bahwa 70% unit tahap pertama kompleks perumahan telah terjual.

"Rata-rata lima unit rumah terjual hanya dalam waktu sekitar satu minggu dengan mayoritas pembeli berasal dari Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, Bintaro, dan Ciputat," ujarnya kepada Hypeabis.id.

Tingginya jumlah pendatang dari berbagai daerah menyebabkan Pamulang semakin padat, yang terlihat jelas dari kemacetan yang terjadi di beberapa titik.

Salah satu lokasi kemacetan yang sering dijumpai adalah di Bundaran Pamulang, yang terletak di depan Universitas Pamulang (Unpam). Bundaran ini menjadi penghubung utama beberapa jalan penting, seperti Jalan Pajajaran ke Ciputat, Jalan Surya Kencana ke Pondok Cabe, dan Jalan Raya Pamulang ke Muncul atau Viktor. 

Arus lalu lintas di Bundaran Pamulang selalu padat, terutama saat jam sibuk ketika mahasiswa Unpam dan pekerja dari kawasan sekitar melintasi area tersebut. Peningkatan jumlah kendaraan pribadi sering menyebabkan kemacetan parah, mengingat lokasi ini sebagai simpul penghubung beberapa wilayah strategis di Pamulang dan sekitarnya.

Kemacetan juga terjadi di ruas jalan utama lainnya, seperti Jalan Siliwangi dan Jalan Raya Viktor. Tingginya volume kendaraan, ditambah dengan proyek pembangunan kompleks perumahan dan area komersial, memperburuk kondisi lalu lintas di kawasan tersebut.

Hypeabis.id mencoba menghubungi Kapolsek Pamulang untuk mendapatkan tanggapan mengenai kemacetan di Bundaran Pamulang, tapi hingga berita ini ditayangkan belum ada respons yang diterima.
 

Ilustrasi lalu lintas Jakarta. (Sumber foto: JIBI/Hypeabis.id/Abdurachman)

Ilustrasi lalu lintas Jakarta. (Sumber foto: JIBI/Hypeabis.id/Abdurachman)

Mahasiswa Universitas Pamulang, Muhammad Rafi Nurdiansyah (21), menyoroti salah satu penyebab utama kemacetan di Bundaran Pamulang adalah akses jalan yang membingungkan. Menurutnya, bundaran tersebut tidak efektif dalam mengatur arus lalu lintas.

“Bundaran ini fungsinya apa sih? Selain jadi tugu, malah bikin macet," ujar Rafi.

Ia juga mengungkapkan bahwa pengendara sering kali kebingungan karena arus kendaraan yang datang dari berbagai arah tidak diatur dengan baik.

“Rambu-rambu lalu lintas di sini kurang jelas. Pengendara bingung harus lewat mana, apalagi saat jam sibuk. Ini yang bikin kemacetan semakin parah," tambahnya.

Tidak hanya mahasiswa, warga dan pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut juga mengeluhkan kondisi kemacetan. Ahmad Alfikri, salah satu pengendara yang beristirahat sejenak di pinggir jalan, menyatakan bahwa akses jalan menuju Ciputat dan Pondok Cabe menjadi penyebab kemacetan yang terus memburuk di Bundaran Pamulang.

Menurutnya, perbedaan lebar ruas jalan di kawasan ini turut memperparah situasi, terutama saat jam sibuk. "Jalan menuju Ciputat dan Pondok Cabe tidak selebar jalan yang mengarah ke Viktor, makanya sering macet parah di sini," ujar Fikri.

Dia menambahkan bahwa minimnya pelebaran jalan di arah Ciputat dan Pondok Cabe membuat kendaraan bertumpuk, terutama di Bundaran Pamulang yang menjadi simpul utama penghubung.

Sebagai informasi, perbedaan lebar jalan, seperti Jalan Pajajaran dan Jalan Surya Kencana yang lebih sempit dibandingkan dengan Jalan Siliwangi, menjadi salah satu faktor utama pemicu kemacetan.

Menurut Fikri, kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pengendara pribadi, tetapi juga angkutan umum yang sering berhenti sembarangan di tepi jalan. Tanpa adanya pelebaran jalan atau pengaturan lalu lintas yang lebih baik, Fikri yakin masalah kemacetan di Bundaran Pamulang akan terus berlanjut. 

"Kondisi ini tidak hanya bikin pengendara pribadi repot, tapi juga karena angkutan umum sering berhenti sembarangan di pinggir jalan,” tutup Fikri.

Seiring dengan berkembangnya Pamulang menjadi destinasi hunian strategis, tantangan baru seperti kemacetan di Bundaran Pamulang menjadi semakin nyata. Meski kawasan ini menawarkan akses mudah dan fasilitas publik yang lengkap, tanpa solusi konkret untuk mengatasi masalah lalu lintas, kenyamanan hidup yang diidamkan para pendatang bisa terganggu.

Dengan peningkatan jumlah penduduk yang terus melonjak dan proyek perumahan yang kian marak, Pamulang menghadapi tuntutan mendesak untuk merancang infrastruktur yang lebih baik. Langkah selanjutnya ada di tangan pemerintah dan pihak terkait untuk menjadikan Pamulang bukan hanya tempat tinggal idaman, tapi juga kawasan yang nyaman untuk mobilitas sehari-hari.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Akun Media Sosial Asosiasi Sepak Bola Bahrain Jadi Target Peretasan

BERIKUTNYA

Mengenal Konsep Twin Cities yang Diusulkan untuk Jakarta dan IKN

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: